3. Back in the Time

23 5 0
                                    

Heii readers!! Zakisept here!! 💙💙

Ommoo adakah yang udahh gak sabar baca next chapter?? Kali ini udah mulai jelas bagaimana kehidupan Freyaa!

Selamat membaca🌟

Selamat membaca🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semerbak bau antiseptik dan obat-obatan benar-benar aroma pertama yang menusuk indra penciuman Freya beberapa detik setelah ia menyadari dirinya di rumah sakit saat membuka kedua kelopak matanya. Wanita itu terlampau kaget, sontak ia menegakkan tubuhnya untuk duduk.

"Apa ini? Gue udah bener-bener di alam akhirat?"

Pertanyaan dalam hati itu terbantahkan saat ia melihat tirai putih menutup sekotak ruangan untuk bangsal rumah sakit. Saat melirik cairan infus di sampingnya, matanya melotot kaget.

"HAH!" Sontak Freya menutup mulut dengan cepat, berharap tidak ada yg mendengarnya.

"Gue di rumah sakit?! Jadi gue belum mati, dong?!"

Dengan tergesa-gesa, perempuan itu melepas jarum cairan infus di tangannya, turun dari ranjang tempatnya tidur, lantas mengintip dari balik gorden.

"Kalau gue ada di sini, berarti biaya rumah sakit pasti ada yang bayar. Pastinya, dia orang yang sama waktu gue gak sadar di atas rooftop tadi."

Panik jika harus mengganti dan berbalas budi pada orang tersebut untuk biaya rumah sakit, Freya meraih bolpoin dan kertas-entah bagaimana kedua benda itu ada disana yang sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya-menuliskan beberapa kalimat disana.

Siapapun lo, makasih udah tolong gue. Sorry gue kabur gitu aja. Gue malu kalau harus tanggung ganti biaya rumah sakit, dan kalau lo tanya segala hal tentang rencana gue waktu di rooftop tadi.

- F

Bolpoin di tangannya berhenti bergerak. Haruskah ia menulis nama lengkapnya? Atau sebatas inisial saja?

"Terima kasih sudah dibantu, Dok, untuk teman saya."

Freya terlonjak kaget. Pasti di balik gorden putih itu, dokter dan orang yang menolongnya tadi sudah akan kembali setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit.

"Saya khawatir dia mau bunuh diri di rooftop kantor saya, tadi sore, Dok."

Suara itu semakin dekat. Sial. Bagaimanapun, ia harus kabur sekarang. Berharap apa? Jalan keluar untuk dirinya kabur hanya sisi kanan, karena di sisi kiri pasti sudah ada pasien lain. Panik, perempuan itu memilih untuk bersembunyi di bawah kolong ranjang rumah sakit.

Freya menahan napasnya sejenak. Langkah kaki itu mulai mendekat dan semakin dekat.

"Pasien sepertinya terkena banyak tekanan. Tolong untuk lebih-"

Replay [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang