***
Sinar-sinar matahari memasuki celah-celah kamar dengan berdesakan. Seolah-olah lubang ventilasi itu tidaklah cukup untuk membangunkan Freya Anindita yang masih terlelap di kamarnya. Suara berisiknya kota Jakarta di pagi hari juga rupanya tidak nampak seperti jam weker di telinga Freya.
Begitu jam weker yang asli berbunyi, perempuan itu mengerang pelan. Gadis itu terduduk, sembari mengusap kedua matanya pelan.
"Udah pagi aja, deh..."
Ia menuruni ranjang kamar meski sedikit bergumam kesal mengapa hari begitu cepat bergulir. Ia semalam baru sampai rumah pukul sepuluh dan kedua orang tuanya tidak tahu.
Freya merenggangkan otot-otot tubuhnya di depan cermin meski matanya sedikit menyipit.
"Selamat pagi duni-AAAAAKKHH!"
Kedua mata Freya langsung melotot bahkan hampir keluar dari tempatnya saat melihat bayangannya sendiri di depan cermin. Sesuatu hal aneh terjadi!
"Rambut gue," paniknya berhasil membuat degup jantungnya menggila.
Freya mengelus setiap helai rambutnya yang berubah menjadi panjang dan hitam itu dengan rasa takut. "BENERAN RAMBUT ASLII!"
Freya berbalik badan. Ia menyadari bahwa ini bukanlah kamarnya. Ia dengan cepat membuka gorden yang cukup terbilang besar itu dengan cepat. Cahaya matahari pagi langsung menerpa wajahnya dengan sangat silau.
Keramaian di bawah sana terbilang cukup ramai. Kota Jakarta yang bukan di tahun 2006.
"Gu-gue dimana?! Ini bukan di rumah! Ini semacam apartemen?!"
Freya memelotot kaget. Jangan-jangan, semalam gue gak sadar waktu pulang dan Binar ngelakuin hal aneh-aneh ke gue di apartemen?!
"NOO! GAK MUNGKINN!! BINAR GAK MUNGKIN GITU!!"
Freya menahan kepalanya yang semakin pusing seolah-olah sepagi ini beban di otaknya sudah langsung berat. Ia menunduk, kembali melihat padatnya kegiatan Jakarta.
"Gue yakin ini bukan 2006. Apartemen dan semua hal modern ini cuma ada di 2023!"
Gadis itu mencari ponselnya. Kenapa tidak ada? Kemana ponselnya yang modern itu?
"Freya, ada apa? Kenapa suara teriakan itu sampai ke lantai bawah?"
Suara yang familier itu benar-benar menyapa gendang telinganya. Ia menoleh ke belakang, mendapati Bunda berdiri disana dan Ayah juga ada di sampingnya.
"BUNDAA!! AYAHH!!"
Persetan dengan usianya yang mungkin kembali ke 34 tahun, kalau benar ini adalah kenyataan ia bisa kembali ke linimasa asli miliknya, Freya sangat bangga bisa mengubah semua.
"Freya? Kamu kenapa teriak-teriak. Ayo makan bersama. Sudah menunggu semua untuk makan dan kamu terlambat bangun lagi."
Freya melepas pelukannya. Tatapan Ayah dan Bunda Nampak lelah dan penat. Wajahnya sudahlah tidak segar seperti tahun 2006. Keriput mulai terlihat, apalagi helai rambut juga sudah mulai memutih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replay [SELESAI] ✅
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA CERITA] **** Wanita putus asa yang hendak bunuh diri tiba-tiba terbawa arus ke tahun 2006 melalui sebuah walkman kuno. Berbagai runtutan kejadian mengubah garis takdirnya saat kembali ke 2023. **** Freya benci hid...