***
Jadwal sidang dengan Komite Keamanan Sekolah seharusnya jatuh pada tanggal 5 Juli menjadi mundur ke tanggal 10 Juli karena permohonan Ferdi pada ketua Komite, Pak Dandang, secara formal dikarenakan alasan tertentu.
Alasan palsu yang Ferdi ajukan adalah proses mencuci bukti foto dari kamera pita roll itu tidaklah cepat. Sedangkan alasan yang sebenarnya karena permintaan Binar.
"Hari ini kita tegakkan keadilan. Semua sudah memegang bukti?"
Binar mengangguk mengangkat selebaran koran dan majalah yang berisi data diri palsu yang ia cetak dari komputernya meski harus susah payah. Ferdi sudah siap dengan bukti foto yang telah dicuci kemarin sedangkan Vena siap dengan rekaman video dalam hard disk kecil.
"Aku sudah pindahkan video yang kamu rekam dan mengubah formatnya menjadi lebih jelas dan bersih. Semoga ini cukup membantu."
Baik Ferdi maupun Binar yang sudah lega karena proses penumpasan Jovan akan berjalan lancar langsung berubah keadaan begitu hard disk di tangan Vena direbut oleh seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang.
"Kalian kenapa harus membela yang salah? Bukankah semua video ini rekayasa kalian?"
"Freya?!"
Baik Ferdi, Binar, Vena terkejut menyadari ada Freya yang tiba-tiba merebut hard disk itu dari tangan Vena, sahabatnya sendiri. Tatapan mereka bertiga bersibobrok dengan tatapan angkuh Freya yang nampak jauh berbeda.
"Apa yang kamu lakukan? Bawa sini! Itu barang penting!"
Vena berusaha merebut, tapi Freya menghindar hingga ia memasukkan barang itu di dalam saku roknya. "Untuk apa? Kalian-kalian ini hanya ingin mengumpulkan bukti palsu, bukan?"
"Frey," tegur Ferdi maju selangkah. Suasana kelas 12-A-01 mulai ramai saat beberapa siswa menyadari Binar dan Ferdi yang bukan dari kelas ini sekarang ada disini.
"Bukti itu akan jadi titik terang dari semua masalah ini. Aku, Binar dan Vena sudah menganalisis satu-satu detail kecil yang jelas bahwa semua pelaku itu adalah..."
Ferdi terdiam karena sudut matanya menangkap sosok laki-laki jangkung yang membuka pintu kelas dan tiba-tiba berjalan gontai ke arah mereka.
"Jovan tidak mungkin melakukan itu. Benar, kan, Jov?"
Jovan tiba di samping Freya dengan tatapan mesra penuh kasmaran.
Hati Binar terasa tercabik-cabik detik itu juga. Perasaanya hancur berkeping-keping sejak lima hari belakangan ini. Ia seperti tidak mengenal lagi Freya yang asik dan ramah itu.
"Pastilah, Frey. Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu."
"Bohong!" Vena membentak. Ia mendongak menatap penuh amarah pada Jovan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replay [SELESAI] ✅
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA CERITA] **** Wanita putus asa yang hendak bunuh diri tiba-tiba terbawa arus ke tahun 2006 melalui sebuah walkman kuno. Berbagai runtutan kejadian mengubah garis takdirnya saat kembali ke 2023. **** Freya benci hid...