7. Turning Point

9 2 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kaki Freya rasanya seperti membeku, tidak bisa digerakkan, atau bahkan tanpa tulang dan akan melebur sekarang juga. Rasanya seperti benar-benar ia tidak berada di dunia nyata. Pemandangan yang tersaji di hadapannya, membuat dada Freya berdesir pelan.

"Kalau ini mimpi, gue gak mau bangun," gumamnya sembari melangkah masuk ke dalam halaman rumah yang nampak hijau asri itu.

Freya menapaki jalan setapak di taman buatan bunda. Bunda memang sering menanam bunga dan berbagai tumbuhan apotek hidup. Kalau kata bunda, "Lebih baik, toh, kita punya cadangan obat? Zaman dulu Belanda susah payah buat rebut rempah-rempah ke Indonesia. Sekarang, kita tinggal petik dari halaman rumah, toh."

Anehnya, Freya masih ingat kalimat itu meluncur dari bibir Bundanya.

"Kau kenapa pula disana, Freya!"

Suara khas itu benar-benar membuat Freya rindu. Begitu balik badan, perempuan itu langsung menghambur ke arah Bunda, mencampakkan keindahan taman yang begitu berbeda di tahun 2023 miliknya.

"BUNDAA!"

"Eh...Anak ini kenapa pula?"

Bunda sampai sesak napas melihat anaknya begitu memeluk erat pinggangnya tanpa menghiraukan ia masih mengenakan celemek karena selesai memasak.

"Bunda libur, kah? Biasanya ke kantor jam segini."

Freya masih hafal persis aktivitas tahun 2006 sebelum semua hal merenggut nyawa kedua orang tuanya. Mulai dari bangun pagi, diantar ke sekolah hingga-

"Sudah ngelantur kemana-mana aja, ya, kamu. Bolos sekolah, Frey? Baru kali ini?!"

Bibir Freya terkatup rapat. Melihat tatapan galak bunda, mengingatkan sisi lain bunda yang memang tegas apalagi masalah akademik.

"Gak usah lah kau pakai acara peluk-peluk bunda biar bunda enggak marah lagi, ya, kan?"

Freya hanya menekuk bibir ke bawah. Masih mendengarkan bunda mengoceh.

"Pintar kali rayuan kau. Kalau Ayahmu itu tahu-"

Bunyi klakson yang menginterupsi ceramah Bunda membuat Freya menoleh spontan dan menemukan mobil jeep berwarna putih kemilau itu terparkir di halaman rumah.

Lagi-lagi, Freya langsung menghambur ke arah Ayahnya yang baru saja keluar dari mobil.

"Eh...ada apa ini?" Dandi, alias Ayah Freya benar-benar terkejut atas tingkah putri semata wayangnya yang sudah SMA kelas akhir tapi masih saja kelakuannya mirip dengan anak baru lulus TK yang ditinggal orang tuanya kerja.

Dandi memberi sinyal pada Rina, istrinya, namun hanya dibalas kedikan bahu singkat.

"Tolong hidup lebih lama, Bun...Yahh..."

Replay [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang