43.

581 98 29
                                    

"Ben dan James terkena diare." Ujar Sebastian memberitahunya. Alice mengangguk dan tersenyum manis.

Kedua pengawal itu melakukan tugasnya, mengikuti rencananya. Alice tidak tahu apa langkah selanjutnya dengan Ben dan James, namun tugasnya saat ini adalah menjaga pria ini di rumah sepanjang malam.

Sebastian kemudian melingkarkan lengannya di pinggang Alice dan membungkuk untuk mencium pipinya.

"Apa mereka sudah meminum obatnya?"

"Mereka tahu betul cara menjaga diri, jangan khawatirkan mereka. Mereka pria tangguh." Jawab Sebastian sambil merenggangkan kedua kaki ramping Alice dan bergerak untuk berdiri lebih dekat. Dia menariknya untuk duduk di tepi meja dan menggunakan batangnya yang panjang dan tebal untuk berlama-lama dengan kelopak mawar yang masih basah dengan sari manisnya. Pria itu tersenyum licik.

"Ayo lanjutkan. Tapi kenapa kau begitu baik hari ini?" Tanya Sebastian sambil menarik tubuh Alice lebih dekat dan kemudian langsung mendorong batangnya tanpa peringatan. Dia mengerang puas ketika mendengar erangan lembut wanita itu juga keluar.

Sementara Alice merasakan tubuhnya kembali panas dengan sentuhan panas pria di depannya.

"Aku selalu baik setiap hari." Jawab Alice dan menutup matanya ketika Sebastian menatap ke bawah dengan mata gelapnya.

Pria tampan itu menarik diri dan kemudian mendorongnya kembali dengan keras. Tubuh Alice merinding menahan emosi yang ada di dalam dirinya. Dia bersandar, menggunakan tangannya untuk menopang dirinya di atas meja.

Posturnya membuat payudaranya yang penuh melayang lebih tinggi. Sebastian kemudian membungkuk dan menciumnya, menyeret lidahnya ke sekitar payudaranya dan menjentikkan puting indah kemerahannya dengan cepat.

"Tapi hari ini kau sangat baik dan sangat seksi dan sangat cantik."

...

"Apa kita akan mandi malam ini?" Tanya Alice dengan terengah-engah setelah kegiatan panas mereka. Pasalnya hingga saat ini mereka masih meringkuk di lengan sofa mewah tersebut.

"Ya, tapi jam berapa aku tidak tahu." Pria penuh nafsu itu menjawab. Alice menghela nafas.

Tubuh mereka kini basah oleh keringat. Bau badan pria ini berbau harum. Alice lalu mendekatkan hidungnya pada lekuk leher Sebastian. Dia menyukai baunya.

Sementara Sebastian memperhatikan Alice yang suka mengendus leher dan bawah dagunya tanpa menyadarinya. Dia tersenyum gembira. Pria itu kemudian mencium rambut Alice yang kusut. Sejenak Sebastian ingin memeluknya seperti ini selamanya.

Beberapa detik kemudian Sebastian mengerjap cepat ketika menyadari apa yang dipikirkannya.

Apa yang ia pikirkan?!

SELAMANYA?!!!

Ini gila.. Selamanya, kedengarannya terlalu lama.

Dia tidak pernah menahan wanita mana pun selama lebih dari sebulan.

Belum lagi SELAMANYA dan lupakan saja!

Satu tahun kontraknya dengan Alice sepertinya cukup lama. Sebastian pasti semakin tua untuk berpikir bahwa ia akan bertahan lebih lama bersama Alice. Menjadi tua berarti semakin bersabar, bukan?

"Sebastian."

Sebuah suara kecil menariknya kembali. Sebastian menghela nafas dan mengangkat dagunya. "Huh. Apa?"

"Are we going?" Tanya Alice karena tautan dibawah sana masih menyatu. "Tolong biarkan aku berjalan sendiri." Ujarnya kembali dengan lembut dan mencium dada bidang Sebastian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Timing The Las Vegas PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang