Pagi hari ...
Semua tengah berkumpul di meja makan ...
Karena Oma sudah pulang dari rumah sakit, maka aktivitas di keluarga Bagaskara tersebut pun kembali normal seperti biasanya.
Diva tengah melayani suaminya begitu juga dengan Kakak Devan yang bernama Dinda yang sedang melayani suaminya juga. Diva dan Dinda mengambilkan nasi dan lauk pauk yang sudah tersedia di meja makan dan di pindahkan ke atas piring suami masing-masing.
"Mama, mama! Om Evan kenapa nggak nyari orang kaya Mama untuk ambilkan nasi buat Papa, masa Oma Diva yang ambilkan terus buat Om Evan, nanti Opa Agas cemburu," celetuk keponakan Devan bernama Raffandra yang masih berumur tujuh tahun.
"Nggak tau tuh Om Evan, kenapa nggak cepet-cepet nyari istri," timpal Dinda. Sedangkan Devan hanya terlihat datar tanpa ekspresi.
"Devan, apa kamu nggak pingin mencari pasangan?" tanya Diva sambil mengambilkan nasi dan lauk untuk Putranya.
Devan masih terdiam.
"Temen Mama punya anak gadis loh, dia cantik dan baik. Mama bisa kenalkan ke kamu," ucap Diva.
"Devan, pergi ke kantor dulu," ucap Devan beranjak pergi tanpa sedikit pun menyentuh sarapan pagi ini.
"Devan, sarapan dulu Nak!" ucap Diva, namun Devan tak menggubrisnya. Devan berlalu pergi dari sana dan segera menuju kantor.
Diva menghela nafasnya, "Hufff, sampai kapan Putramu seperti itu," ucap Diva kepada Bagas-Papa Devan dan Dinda.
"Devan mungkin masih trauma dengan masalalunya. Mama jangan terlalu memaksanya untuk berkenalan dengan wanita, Papa yakin dia akan mencari sendiri jika dia sudah sembuh dengan lukanya," ucap Bagas.
"Hmmm, Mama nggak maksa Pa. Mama cuma pingin Devan ceria seperti dulu, nggak kaya sekarang. Dia sekarang lebih tertutup sama kita," ucap Diva sedih.
"Hmm, sudahlah jangan di bahas. Ayok lanjutkan sarapannya," ucap Bagas.
Dinda dan sang suami yang sedari tadi hanya menyimak itu pun segera melanjutkan sarapannya.
***
Sedangkan Devan kini sudah berada di ruang kerjanya. Ia tengah memijat keningnya.
"Arghhhh! Kenapa aku belum bisa melupakanmu, kenapa!" ucap Devan penuh penekanan.
Devan memang kecewa dan benci dengan kekasihnya, tapi tak semudah itu dia melupakan wanita itu yang dulunya begitu sangat di cintainya.
Devan meraih ponselnya dan menelpon Asistennya.
"Hallo Tuan Muda?" ucap Asistennya yang bernama Ferdian.
"Bawakan aku minuman alkohol," pinta Devan pada Asistennya.
"Baik Tuan Muda!" ucap Ferdian.
Yah, Devan akan meminum minuman beralkohol jika pikirannya sedang berantakan.
***
Diva kini sibuk menata bekal untuk Putranya, Diva khawatir dengan Devan, karena Devan belum sarapan pagi tadi.
"Ana!" panggil Diva.
Ana yang sedang sibuk membereskan dapur di panggil oleh Diva.
"Iya Nyonya," ucap Ana menunduk saat sudah berada di hadapan Diva.
"Kamu anterin ini di kantor Devan yah, masalahnya dia belum sarapan tadi pagi. Biar saya suruh Pak Tedi buat anterin kamu ke sana," ucap Diva.
"Baik Nyonya," ucap Ana dengan sopan sambil mengambil alih kotak bekal yang di pegang Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)
Novela JuvenilDevanka Bagaskhara adalah Putra kedua dari pasangan Bagaskhara Adi Pradipta dan Diva Seftiana. Devanka adalah penerus perusahaan Bagaskhara group, dia berusia 29 tahun. Di usianya yang sudah ingin menginjak kepala tiga, Devan sama sekali tak ada nia...