Bab 8

678 14 0
                                    

"Tuan muda kok suka banget sih sama jus alpukat?" celetuk Ana.

"Karena enak," jawab Devan sambil menatap Ana.

"Ohhhh," ucap Ana ber 'oh' ria sambil melihat ke arah Devan juga.

"Ana!" panggil Devan.

"Iyah, Tuan muda," jawab Ana sambil menaikkan alisnya.

"Hmmm, karena kamu sudah jadi asistenku. Maka aku akan beritahu pekerjaan apa saja yang harus kamu kerjakan mulai besok," ucap Devan.

Ana menganggukkan kepalanya, "Pekerjaannya apa saja, Tuan?" tanya Ana.

"Yang pertama, kamu harus pagi-pagi sekali ke kamarku untuk merapikan tempat tidurku. Jika, aku belum bangun maka kamu harus bangunkan aku. Yang kedua, kamu harus siapkan peralatan untuk mandi contohnya seperti handuk dan keperluan lain-lainnya. Yang ketiga, setiap pagi buatkan aku jus alpukat dan bawakan juga sarapan ke kamar. Yang ke empat, siapkan baju kerjaku sekaligus pakaikan dasiku," ucap Devan panjang lebar.

Ana sedari tadi hanya menyimak sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Sudah, Tuan?" tanya Ana saat Devan berhenti bicara.

"Untuk saat ini itu dulu yang kamu kerjakan. Tugas yang lainnya bisa saja aku berikan secara mendadak," ucap Devan.

"Baik Tuan," ucap Ana.

Hening beberapa menit ...

"Mmm, Tuan muda belum ngantuk?" tanya Ana kemudian.

"Kamu sudah mengantuk?" tanya Devan balik.

"Ehh, belum Tuan," ucap Ana sambil menggeleng. Ana memang belum mengantuk tapi rasanya badannya lumayan lelah, ia ingin sekali membaringkan tubuhnya saat ini. Tapi, berhubung dia sudah jadi asisten Devan, maka dia harus menunggu perintah dari Devan dulu untuk pergi istirahat.

Devan memperhatikan Ana, dari raut wajah Ana Devan sudah bisa menebak.

"Kamu boleh istirahat. Lagian ini juga sudah malam dan besok kamu harus bangun pagi," ucap Devan.

Mata Ana berbinar setelah mendengar hal itu," Makasih Tuan muda. Kalau gitu saya permisi," ucap Ana dengan semangat.

Devan mengangguk.

Ana kemudian berlalu pergi dari kamar Devan.

Namun, sedetik kemudian Ana membuka kembali pintu kamar Devan dan menampakkan kepalanya di sana.

Devan mengernyitkan keningnya. "Ada apa?" tanya Devan saat melihat kepala Ana.

"Good night Tuan. Semoga Tuan muda tidur nyenyak dan mimpi indah," ucap Ana sambil menampilkan wajah polosnya. Kemudian setelah itu Ana kembali menutup pintu kamar Devan dan segera pergi menuju ke kamar tidurnya.

Devan tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia itu lucu sekali!" gumam Devan. Devan lantas membaringkan tubuhnya di ranjang.

Devan menatap langit-langit kamarnya dengan senyumannya yang masih tetap bertahan.

"Dia menarik!" gumam Devan lagi.

***
Pagi hari pun telah tiba ...

Ana sudah berada di kamar Devan. Ana melihat Devan masih terlelap tidur.

"Tuan muda masih tidur. Lebih baik aku siapkan peralatan buat mandi dulu setelah itu baru aku bangunkan," gumam Ana.

Ana melangkah dengan perlahan. Ia menyiapkan handuk. Dan tak lupa mengecek persabunan.

"Semuanya masih ada, sekarang lebih baik aku bangunkan Tuan muda," ucap Ana.

Saat Ana berbalik, Devan sudah berada di belakangnya.

Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang