Bab 41

724 10 3
                                    


Tak terasa mobil yang di kendarai oleh Devan sudah tiba di halaman mansion Bagaskhara.

Jantung Ana semakin berdebar hebat, ia merasa takut untuk bertemu kembali dengan Diva.

Karena memikirkan hal itu, Ana tak menyadari bahwa Devan sudah keluar dari mobil dan membuka pintu untuknya.

"Ayok, Ana!" ucap Devan setelah membuka pintu mobil.

Ana tersadar, kemudian mengangguk pelan.
"Ehh, terimakasih Tuan," ucap Ana sembari keluar dari mobil.

Devan mengangguk, kemudian ia menggandeng tangan Ana dan mengajak Ana untuk memasuki mansion. Devan sudah tak sabar ingin segera menemui orangtua serta Kakaknya, berbeda dengan Ana yang merasakan takut di benaknya.

Saat sudah tepat berada di pintu mansion, Ana menghentikkan langkahnya. Devan yang sadar lantas menoleh ke arah Ana.

Devan paham apa yang ada di pikiran Ana sekarang.

"Jangan takut. Semuanya akan baik-baik saja," ucap Devan menatap Ana.

Ana pun juga menatap Devan dalam. Dari pancar mata Devan seolah ia memberikan sebuah keyakinan untuk Ana.

Ana pun perlahan menghela nafasnya, kemudian mengangguk pelan.

Devan tersenyum, lalu mereka berdua pun segera melanjutkan langkah mereka untuk memasuki mansion.

Di ruang tamu ...

Bagas, Diva, serta Dinda sudah berada di sana. Mines, Oma, Virgo dan Raffandra. Oma berada di kamar. Virgo sudah berangkat ke kantor dan Raffandra ia sedang sekolah.

Bagas, Diva dan Dinda sudah sejak tadi menunggu.

Semalam Dinda memberitahu kabar pada Devan, kalau Diva menyetujui hubungannya asal ia pulang kembali ke mansion. Devan pun langsung memberitahu Dinda bahwa dia akan pulang bersama Ana.

Tap! Tap! Tap!

Langkah kaki Devan dan Ana terdengar semakin dekat.

"Itu Devan sama Ana udah datang!" ucap Dinda saat melihat Devan dan Ana.

Bagas dan Diva lantas menoleh.

Bagas tersenyum melihat mereka berdua kembali.

Sedangkan Diva, ia dengan raut wajah penuh rasa salah tengah memperhatikan wajah Devan yang begitu datar.

"Pagi!" sapa Devan dengan singkat.

"Selamat pagi juga Tuan Devan Bagaskhara!" jawab Bagas dengan penuh senyuman.

"Devan!" ucap Diva yang beranjak berdiri kemudian memeluk Sang Putra.

Ana mencoba melepaskan genggaman tangan Devan. Awalnya Devan tak ingin melepasnya, namun saat melihat Ana yang merasa kurang nyaman, akhirnya Devan melepas genggamannya.

"Van, maafin, Mama. Mama salah, Mama emang egois, Mama malah memikirkan perasaan Mama sendiri dan nggak memikirkan perasaan kamu, Maafin Mama," ucap Diva menangis di pelukan Devan.

Devan hanya diam tanpa membalas pelukan Diva.

"Seharusnya Mama sadar, bahwa yang udah membuat kamu kembali bahagia dan ceria seperti ini, adalah Ana. Tapi, karena ego Mama yang terlalu tinggi, Mama nggak memikirkan itu," ucap Diva lagi.

"Maafin Mama, Van!" ucap Diva lagi.

Devan pun kini membalas pelukan Diva.

"Devan juga minta maaf," ucap Devan ketika telah mendengar semua ucapan Diva.

"Nggak, di sini Mama yang salah bukan kamu," ucap Diva.

"Hmmm, Devan maafin Mama. Asal pernikahanku dan Ana segera di selenggarakan," pinta Devan.

Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang