Sebuah mobil mewah berwarna hitam kini memasuki halaman mansion.
Yah, siapa lagi kalau bukan Bagas dan Devan yang telah pulang kembali ke mansion bersama Oma Devita.
Diva dan Dinda langsung berjalan ke arah pintu utama untuk menyambut Oma. Tak lupa, Viona yang sudah sedari tadi ada di mansion, ikut juga menuju pintu utama.
Devan mendorong kursi roda yang di gunakan Oma memasuki mansion.
"Hallo, Oma," sapa Viona lebih dulu.
Devita tersenyum menanggapi sapaan Viona. Mata Devita lalu melihat ke sekitar dan mencari seseorang, namun ia tak mendapati orang itu. Yah, Oma mencari Ana.
"Oma, alhamdulillah Oma udah bisa pulang. Dinda kangen banget sama Oma," ucap Dinda sambil memeluk Devita.
Devita mengangguk dan membalas pelukan Dinda, "Oma, juga kangen. Kangen kalian semuanya," jawab Devita.
"Van, sini biar Mama yang bawa Oma ke kamar," ucap Diva mengambil alih posisi Devan.
Devan mengangguk. Kebetulan ia juga mau mencari keberadaaan Ana. Mungkin saja Ana sekarang sedang beristirahat di kamar karena tadi ia bilang sedang tak enak badan.
Bagas, Diva dan Dinda melangkah mengantar Oma ke kamarnya.
Sedangkan Devan ingin melangkah untuk menuju kamar Ana.
"Van, kamu mau kemana?" tanya Viona yang mendekati Devan.
"Kenapa?" tanya Devan balik.
"Hmm, yah nggak papa. Aku mau ngobrol-ngobrol bareng kamu," ucap Viona sembari tersenyum.
Devan menghela nafasnya, "Kamu ngobrol aja sama yang lain. Aku nggak ada waktu," ucap Devan, kemudian berlalu pergi dari hadapan Viona.
Viona mencoba untuk tetap tersenyum, namun berbeda dengan isi hatinya.
'Anj!r!' umpat Viona dalam hati.
Tak selang lama ...
Devan berada di depan pintu kamar Ana.
Tok! Tok! Tok!
"Ana!" panggil Devan.
"Ana!" panggil Devan sekali lagi, namun tak ada sahutan.
"Apa terjadi sesuatu padanya?" gumam Devan. Rasa khawatir dan cemas tiba-tiba menyerangnya. Seharusnya tadi saat menjemput Oma di rumah sakit, ia mengajak Ana agar ia mendapat penanganan dan ob4t. Namun, bod0hnya ... malah ia meninggalkan Ana dan hanya menyuruh Ana untuk istirahat saja.
Jika terjadi sesuatu pada Ana, Devan benar-benar tak akan memaafkan dirinya sendiri.
Devan lantas mencoba untuk membuka pintu kamar Ana untuk segera memastikan.
Ceklek!
Kosong!
Devan tak melihat keberadaan Ana disana.
Devan bernafas sedikit lega.
"Apa dia meneruskan pekerjaannya? Hmm, bandel sekali ..., di suruh istirahat malah tetap bekerja," gumam Devan tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Devan pikir, Ana tak ada di kamar karena sedang meneruskan pekerjaannya di kamar Devan.
Devan pun dengan langkah cepat segera menuju kamarnya.
Namun, saat tiba di kamarnya ... Devan pun tak menemukan batang hidung Ana.
"Ana, kamu dimana?" panggil Devan sedikit berteriak.
"Kenapa nggak ada!?" gumam Devan.
Devan lantas kembali menuruni tangga dan akan mencari Ana di dapur. Namun, pencariannya tetap saja tak membuahkan hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)
Novela JuvenilDevanka Bagaskhara adalah Putra kedua dari pasangan Bagaskhara Adi Pradipta dan Diva Seftiana. Devanka adalah penerus perusahaan Bagaskhara group, dia berusia 29 tahun. Di usianya yang sudah ingin menginjak kepala tiga, Devan sama sekali tak ada nia...