Bab 27

491 7 0
                                    

"Mama harusnya nggak usah mengundang Viona segala," ucap Bagas.

"Pa, Mama itu cuma mau balas kebaikan Viona. Viona udah selamatin nyawa Devan," ucap Diva.

"Tapi, bukan seperti itu caranya. Masih banyak cara lain untuk membalas kebaikan Viona," ucap Bagas lagi.

"Terserah, Papa. Mama kesel sama Papa!" ucap Diva, berlalu pergi.

Bagas hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela nafas.

***

"Ini nggak papa Tuan," ucap Ana.

"Nggak papa bagaimana? Ini memar Ana," ucap Devan ketika melihat lutut Ana memar. Devan mencoba untuk mengobati luka memar di lutut Ana.

"Saya bisa sendiri Tuan," ucap Ana sambil menghindarkan lututnya dari hadapan Devan.

Devan mengangkat kepalanya untuk menatap Ana.

Mendapat tatapan dari Devan, membuat Ana tak bisa berkutik.

Devan menarik pelan kaki Ana agar lututnya kembali menghadap ke arahnya. Kemudian, perlahan Devan mengoleskan obat pada luka memar di lulut Ana.

"Terimakasih Tuan." Lagi-lagi hanya kata itu yang bisa Ana ucapkan.

Devan mengangguk pelan.

"Mmm, kalau begitu apa saya boleh ...,"

"Malam ini tidur di kamarku!" ucap Devan.

Glek!

"Haaa, saya mau tidur di kamar saya aja Tuan," ucap Ana dengan cepat.

"Aku nggak menerima penolakan, Ana," ucap Devan dengan suara khasnya.

"Hmm, tapi saya nggak mau tidur sini Tuan," ucap Ana.

"Kenapa?" tanya Devan sembari duduk di samping Ana.

Ana menggeser tubuhnya agar tak terlalu dekat dengan Devan, "Mmm, kamar Tuan muda hawanya dingin," ucap Ana mencoba mencari alasan agar Devan tak menyuruhnya tidur di kamarnya.

Devan lantas mengambil sebuah remot kecil untuk mengatur suhu Ac di kamarnya.

Ana hanya melongo ketika melihat Devan melakukan itu.

"Ehh, Tuan saya itu ... Saya nggak ...,"

"Apa!?" potong Devan sambil menatap Ana dengan intens.

"Hehe, nggak Tuan muda," ucap Ana sambil memperlihatkan deret giginya.

Devan tersenyum, kemudian tanpa aba-aba ia menggedong tubuh mungil Ana.

Ana yang tiba-tiba di gendong itu tanpa sadar mengalungkan kedua tangannya di leh3r Devan.

"Ehhh, Tuan muda, turunin saya!" ucap Ana mencoba untuk berontak.

Namun, Devan tak mendengar ucapan Ana. Ia tetap melangkah dan membawa Ana menuju ke ranjang king zisenya.

"Tidur sekarang," perintah Devan setelah menurunkan Ana di rajangnya.

"Tapi, kalo saya tidur di sini, Tuan muda mau tidur di mana?" tanya Ana sembari menaikkan satu alisnya.

"Di sampingmu!" celetuk Devan.

Ana mendelik, "Haaa!" ot4k Ana langsung berpikiran yang tidak-tidak.

Ana menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mimik wajah ketakutan.

Devan pun terkekeh, "Haha, aku akan tidur di sofa, Ana. Kamu tenang saja, aku tak akan berbuat macam-macam padamu," ucap Devan pada Ana.

Setelah mendengar itu, Ana menjadi sedikit merasa lega.

Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang