Di sisi lain ...
Ana meneteskan air matanya, "Ya tuhan, kenapa nasibku begini," keluhnya.
Yah, Ana baru saja tertimpa musibah, tas yang berisi uang tabungannya di rampas oleh pencopet.
Singkat cerita, saat Ana tengah menunggu taksi di pinggir jalan, tiba-tiba dua pria tak di kenal mendekat ke arah Ana. Ana sudah curiga dari awal, karena gerak-gerik pria itu sangat mencurigakan.
Saat Ana ingin mencoba menghindar dan menjauh, dua pria itu dengan cepat berlari mengejar Ana dan merampas tas yang berisi uang tabungan Ana. Ana sempat balik mengejar dua pria itu sampai perutnya terasa sakit.
Namun, apa boleh buat. Ana tak sanggup mengimbangi kekuatan lari pria pencopet itu. Dan al hasil Ana tak bisa mendapatkan tasnya kembali.
Ana bingung harus berbuat apa, karena hanya uang tabungan itulah satu-satunya pegangan Ana. Dan sekarang malah uang itu di copet.
Ana memegangi perutnya sambil terus berjalan tak tau arah tujuan.
Ana mencoba melihat ke arah sekitar, mencari tempat yang bisa untuk ia gunakan beristirahat. Karena saat ini perutnya benar-benar terasa sakit.
Dan di sana Ana pun melihat ada satu pohon rindang, Ana pun bergegas melangkah untuk menuju ke arah pohon itu.
Ana duduk dan menyenderkan tubuhnya di pohon. Untuk semetara, ia istirahat di sana sambil memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa pulang ke kampung halamannya.
***
Sedangkan Devan ...
Devan terus melajukan mobilnya perlahan dan ia melihat ke arah kanan kiri jalan guna untuk mencari Ana.
Devan yakin Ana belum pergi terlalu jauh.
"Ana, kamu dimana?" gumam Devan yang rasanya seperti sudah mau g!la.
Setelah beberapa jam pencarian, Devan belum juga menemukan Ana.
Devan merasa frustasi, ia merasa saat ini tengah menjadi pria yang tak berguna, yang tak bisa melindungi Ana dan calon anaknya.
"Arghhh! Br3ngsek!" umpat Devan sembari mengepalkan tangannya serta mengeraskan rahangnya.
Percaya nggak kalau Devan nangis?
"Ana ... Jangan tinggalkan aku!" racau Devan dengan air mata yang mulai menetes.
Tiba-tiba ponsel Devan berdering ...
Devan mengangkat ponselnya dengan sangat lesu, saat ini ia seperti tak memiliki kekuatan untuk hanya sekedar mengangkat ponselnya. Pikirannya benar-benar sangat kacau.
"Tuan, saya menemukan Ana," ucap Ferdian di sebrang telpon.
Yah, tadi Devan sempat menelpon Ferdian untuk membantunya mencari keberadaan Ana.
Mendengar hal itu Devan lantas mengangkat kepalanya dengan semangat, "Cepat katakan dimana Ana sekarang!?" ucap Devan memburu.
"Saya akan share lokasinya," ucap Ferdian. Kemudian mengakhiri panggilan telponnya.
Devan yang sudah tak sabar itu langsung membuka pesan masuk dari Ferdian. Ternyata lokasinya tak jauh dari tempat Devan saat ini.
Devan pun segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya ke lokasi itu.
Sesampainya di lokasi, Devan memelankan laju mobilnya. Matanya fokus mencari-cari di mana keberadaan Ana.
"Ana!" ucap Devan saat melihat Ana yang sedang berjalan tak jauh di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)
Fiksi RemajaDevanka Bagaskhara adalah Putra kedua dari pasangan Bagaskhara Adi Pradipta dan Diva Seftiana. Devanka adalah penerus perusahaan Bagaskhara group, dia berusia 29 tahun. Di usianya yang sudah ingin menginjak kepala tiga, Devan sama sekali tak ada nia...