Bab 29

457 6 0
                                    

Devan pun memasuki mobilnya.

Di susul oleh Viona yang membuka pintu samping pengemudi.

Ceklek!

"Ehh, Ana. Ternyata ada kamu," ucap Viona yang tak tau kalau Ana berada di dalam mobil tersebut.

Ana mengangguk, "Iyah Kak," jawab Ana.

"Ehh, Kak Viona mau duduk depan? Biar aku pindah ke belakang dulu," ucap Ana yang hendak ingin keluar dan pindah di belakang.

Tangan Devan bergerak cepat memegang pergelangan tangan Ana agar ia tetap duduk di sampingnya.

Viona yang melihat hal itu merasa begitu tak suka pada Ana. Namun, ia mencoba untuk berpura-pura menjadi baik, karena di sana ada Devan.

"Udah, biar aku aja yang di belakang," ucap Viona tersenyum getir.

Namun, Ana yang paham dengan ekspresi Viona mencoba untuk melepas tangannya dari Devan dan Ana buru-buru keluar dari mobil.

"Ana!" panggil Devan. Dan Ana hanya menoleh sekilas.

"Biar aku aja, Kak yang duduk di belakang," ucap Ana lagi.

Viona yang baru ingin membuka pintu belakang itu lantas menghentikan aksinya.

'Nah, gitu dong. Pembantu kan cocoknya emang di belakang,' batin Viona sinis.

Viona pun mencoba untuk bermain drama sedikit, "Ih, kamu aja yang di depan. Aku nggak papa kok di belakang," ucap Viona.

"Nggak papa Kak. Aku aja," ucap Ana.

"Serius nih!?" tanya Viona.

Dan ana mengangguk, "He'em," jawab Ana.

"Ya udah deh kalau kamu maksa," ucap Viona. Viona pun memutar bola matanya dengan malas, kemudian ia segera memasuki mobil begitu juga dengan Ana.

Setelah itu, Devan perlahan melajukan mobilnya melewati jalan raya yang begitu ramai itu.

Devan sedari tadi mencoba menahan rasa kesalnya, alasannya karena Ana tidak peka dengan apa yang Devan inginkan. Devan tadi mencegah Ana, supaya Ana tak pindah ke belakang, tapi Ana malah tetap pindah.

Sudah setengah perjalanan ...

Namun, tak ada pembicaraan sama sekali di dalam mobil itu.

Hening!

Hingga, Viona memulai pembicaraan ketika mereka melewati sebuah taman. Viona melihat taman itu. Taman, yang dimana dulu sering Viona dan Devan kunjungi.

"Van, kamu masih ingat nggak? Dulu kita sering pergi ke taman itu berdua," ucap Viona sambil menunjuk sebuah taman tersebut.

Devan hanya terdiam dan ia sekilas melihat wajah Ana dari kaca kecil yang berada di depan.

"Nah, ini toko ice cream favorit kita dulu," ucap Viona sambil melihat toko ice cream itu.

"Dulu kita sering banget ngabisin waktu berdua cuma buat ke taman sambil makan ice cream doang dan cerita-cerita nggak jelas sampe ketawa-ketawa," lanjut Viona sambil tersenyum memperlihatkan deret giginya.

Ana menghela nafasnya perlahan saat mendengar Viona membahas tentang masalalunya saat bersama Devan.

Hal itu tak luput dari penglihatan Devan. Devan pun merasa muak dengan Viona yang malah membahas masalalunya dulu.

"Ehhh, waktu itu sampe ada yang bilang ke kita kalau ...,"

"Udah Vi, nggak usah di bahas!" skak mat Devan.

Viona pun langsung terdiam!

"Maaf, Van," ucap Viona dengan wajah yang di tekuk.

"Rumah sakit mana yang mau kamu tuju?" tanya Devan.

Di Cintai Tuan Muda Majikan(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang