Dingin pagi hari dan cahaya matahari itu menyelinap masuk lewat jendela, menyapu lembut muka yang sedang tertidur pulas di atas ranjang. Deritan tirai yang ditarik menyapa telinga, Beongyu terusik dan mulai melengguh karena cahaya yang masuk semakit menyengat.
Taehyun melangkah menuju ranjangnya, mengambil laptop dan menyantap sepering roti hangat yang selalu disediakan disetiap paginya.
Seperti biasanya, Taehyun yang selalu bangun tepat pukul enam pagi untuk mengerjakan rangkaian tugasnya sebagai murid SMA yang sebentar lagi akan dihadapi dengan kelulusan.
Pagi ini adalah jadwalnya untuk mengikuti zoom meeting yang telah diadakan oleh guru mata pelajarannya, karena tidak ada earphone mungking beberapa orang akan terbangun karena suara bising dari aplikasi zoom tersebut. Namun karena ini masih terlalu pagi-sedangkan jadwal zoom meeting adalah jam 8-jadi Taehyun memutuskan untuk menonton video pembelajaran melalui youtube.
"Pada dasarnya, dimensi tiga dalam matematika adalah ilmu yang mempelajari elemen-elemen pada bangun ruang seperti ukuran, titik, jarak, dan sudut."
"Beberapa contoh bangun ruang yang mempunyai dimensi tiga yaitu kubus seperti kardus, kemudian ada balok, tabung, limas hingga bola. Ketika mempelajari materi dimensi tiga matematika, sebaiknya kamu memiliki pemahaman yang baik tentang bangun datar dan bangun ruang, ya-"
"Engh." Taehyun langsung terdistraksi, ia menghentikan video tersebut lalu menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Beomgyu terbangun.
Rambutnya acak-acakan, matanya masih setengah tertutup, tangan kanannya sibuk menggaruk-garuk pinggang.
"Aku tidur lama sekali ... punggungku agak sakit." Beomgyu bermonolog seorang diri.
Dia mulai meregangkan tubuhnya sampil menguap. Matanya terbuka lebar dan menatao Taehyun yang juga menatap dirinya. "H-hai?" sapa Taehyun agak canggung.
"Selamat pagi," balas Beongyu tersenyum lebar. Taehyun dari seberang cukup tertegun, pemuda itu memiliki senyum yang sangat indah dan menyejukkan. "Sedang apa kau pagi-pagi sekali?" Beomgyu bertanya penasaran di dalam keheningan kamar. "Belajar," jawab Taehyun seadanya.
"Murid yang teladan," puji Beomgyu tersenyum lagi. "Ah, aku masih belum terbiasa dengan tempat ini." Sosok itu menguap lagi, menarik selimutnya dan menyelimuti tubuhnya yang mengigil sambil bersandar pada dinding.
Taehyun memandangi wajah pemuda itu dari kejauhan, sampai pada akhirnya memikih untuk beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju ranjang si penghuni baru tersebut.
Beomgyu yang sedang melamun agak terkejut dengan kedatangan pemuda rajin tersebut, dia membuka matanya lebar-lebar sembari memandangi pemuda yang sudah duduk di atas ranjangnya dengan postur tegap. "Aku Kang Taehyun."
"Eee .. aku Choi Beomgyu, ada apa?" ujar pemuda itu dengan senyum ramah. Pikiran Taehyun mendadak kacau, sebelumnya ia tak pernah segugup ini hanya karena ingin berkenalan dengan seseorang, tapi entah mengapa aura yang dimiliki Beomgyu membuatnya gugup setengah mati. "Aku Kang Taehyun ... aku ingin berteman denganmu. Apa boleh?"
Pemuda itu terdiam sesaat, sebelum wajahnya kembali tersenyum lembut. "Kenapa tidak boleh? Tentu saja boleh, kau tidak perlu merasa gugup. Aku bukan orang yang menyeramkan, kok!" Ia tersenyum lega sambil terkekeh canggung.
"Jadi, umurmu berapa?"
"Umurku 20 tahun, aku berkuliah di Universitas KAIST."
"Oh, kalau begitu. Aku akan memanggilmu dengan sebutan Kak."
"Memangnya umurmu berapa?"
"Aku 19 tahun, setahun lebih muda darimu, Kak."
"Wow, masih SMA, ya?" Taehyun langsung mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
lockdown, txt ✓ [TERBIT]
FanfictionBeomgyu selalu merasa aneh sejak hari pertama dia mulai di karantina di tempat ini. 🏅4 - #soobin (16 Juli 2024) 🏅8 - #choibeomgyu (18 Juli 2024) 🏅1 - #txtff (20 Juli 2024) 🏅1 - #beomgyutxt (3 Oktober 2024) ; bluusoobie, 2024