19. Things Are Getting Worse

79 13 1
                                    

"Di mana mereka?" tanya salah satu petugas pelacak dengan nada panik sambil memeriksa layar monitor drone yang memantau dari atas.

"Kita kehilangan mereka!" jawab petugas lain, yang terlihat gugup. "Mereka meninggalkan mobil dan menghilang di dalam hutan. Mini van mereka ditinggalkan di pinggir jalan, tapi mereka sudah kabur sebelum kita bisa mendekat."

Komandan pelacak mengumpat pelan, matanya memandang peta dan layar drone yang memperlihatkan gambar mini van yang ditinggalkan di tengah jalan hutan. "Mereka pasti lari ke dalam hutan. Berarti mereka sudah dekat dengan LoCo Lab."

Dia mengambil alat komunikasinya dan memberi perintah tegas, "Sebar tim pencari ke semua arah. Mereka pasti ada di sekitar sini. Gunakan drone lebih intensif untuk mencari jejak mereka di antara pepohonan."

***

Beomgyu rasanya ingin menangis saja detik itu juga, mereka berlarian. Kai dan Soobin menggendong Yuna dan Lia sedangkan dirinya dan Taehyun berlari lebih cepat ke arah yang Beomgyu tak tahu tujuannya.

Dia berlari dengan napas tersengal-sengal, perasaan putus asa dan marah bercampur aduk dalam dirinya. Kenapa harus begini?" pikirnya, kesal dengan situasi yang semakin memburuk.

Kai dan Soobin, yang tampak lelah tetapi masih berusaha menggendong Yuna dan Lia. Meskipun mereka berusaha keras untuk bergerak cepat, beban tambahan membuat mereka semakin lambat.

Beomgyu, yang merasa kemarahan dan frustrasi memuncak, hampir menangis karena tekanan dan kelelahan. Dia berusaha menenangkan dirinya, tetapi setiap langkah terasa semakin berat. "Aku tidak bisa terus seperti ini, Taehyun-ah," protes Beomgyu sambil memandang hutan yang semakin gelap dan tidak familiar.

"Memangnya ke mana kita akan pergi?" tanyanya dengan nada putus asa kepada Taehyun, berharap menemukan jawaban yang bisa memberi mereka arah dan harapan.

Taehyun hanya menggeleng pelan, tetap fokus pada pelarian mereka. "Cari tempat yang aman untuk bersembunyi."

Di tengah kegelapan hutan, cahaya samar dari gedung terbengkalai muncul di depan mata mereka. Semua kelelahan dan rasa putus asa seolah lenyap seketika ketika mereka melihat bangunan itu.

Beomgyu dan Taehyun segera membantu Kai dan Soobin menggendong Yuna dan Lia—bergantian menggendong—mereka bergerak lebih cepat, menuju gedung yang tampaknya sudah lama ditinggalkan. Bangunan itu terlihat kuno dan sedikit runtuh, tetapi struktur dasarnya masih utuh dan memberikan harapan akan perlindungan sementara.

Lalu ketika sampai, Kai dan Soobin yang sudah tidak membawa beban membantu membuka pintu besar gedung tersebut, dan akhirnya pintu terbuka dengan deritan logam. Mereka segera masuk ke dalam gedung yang gelap, tetapi ini lebih aman daripada di luar.

***

05.00 KST (Sore)

Yeonjun benar-benar pasrah jika memang dia akan mati hari ini. Tubuh kurusnya diangkat dengan kasar dan diletakkan di atas bangsal, kemudian dikunci menggunakan sabuk pengaman. Ia hanya menatap lurus ke langit-langit tanpa perlawanan. Tak ada ketakutan, tak ada air mata.

Kedua petugas tersebut mendorong bangsal yang membawa Yeonjun keluar ruangan dengan cepat. Roda bangsal berdecit pelan di sepanjang lantai yang dingin. Sunghoon berteriak panik, "Mau dibawa ke mana! Kak Yeonjun! Kak!" Suaranya memantul di sepanjang lorong, namun Yeonjun tetap diam, tak memberikan reaksi sedikit pun. Sunghoon berlari mencoba mengejar, namun langkahnya tertahan.

Ngomong-ngomong, Yeonjun sudah tahu. Keempat temannya berhasil keluar dari gedung sialan ini. Setidaknya, dia tidak perlu khawatir lagi tentang keselamatan mereka. Itu sudah cukup untuknya.

lockdown, txt ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang