17 Januari 2028
Dr. Kim Namjoon adalah seorang ilmuwan brilian yang bekerja di laboratorium rahasia yang tersembunyi di pinggiran kota. Selama bertahun-tahun, ia bekerja keras mengembangkan sebuah virus yang pernah ada (Covid-19) menjadi virus baru yang lebih mematikan (Covid-35) yang dirancang untuk mengantisipasi jika suatu hari Korea Selatan di serang secara mendadak oleh Korea Utara. Perintah ini dibuat secara langsung oleh perdana menteri terhormat Korea Selatan.
Tapi pada suatu malam yang gelap dan penuh badai, Dr. Kim berjuang untuk tetap terjaga di laboratoriumnya. Dia mengatur ulang sampel-sampel di bawah mikroskop ketika tiba-tiba, bunyi alarm memenuhi ruangan. Layar komputer di depannya menunjukkan tanda peringatan merah besar: 'KEBOCORAN COVID-35'
Panik, Dr. Kim dengan cepat memeriksa seluruh sistem keamanan laboratorium. Tapi sudah terlambat. Salah satu vial yang berisi virus ciptaannya pecah dan isinya tumpah di lantai. Dia mengenakan sarung tangan dan masker secepat mungkin, mencoba mengendalikan situasi, tetapi virus itu sudah mulai menyebar melalui ventilasi laboratorium.
Dia bergegas keluar, menutup semua pintu dan melakukan prosedur karantina, berharap bisa menghentikan penyebaran lebih lanjut. Namun, virus tersebut lebih cerdas dari yang ia duga. Dalam beberapa jam, tanda-tanda infeksi mulai terlihat pada beberapa rekan kerjanya yang berada di laboratorium yang sama.
Keadaan semakin memburuk ketika salah satu rekannya-Dr. Jeon Jungkook-yang terinfeksi tanpa sengaja keluar dari fasilitas sebelum gejalanya terlihat jelas.
Seketika dalam beberapa hari, kota Seoul mulai melaporkan kasus penyakit misterius yang menyebar dengan cepat. Rumah sakit penuh sesak dengan pasien yang menunjukkan gejala yang aneh dan tidak dapat dijelaskan.
Tetapi naas, atas insiden itu Dr. Kim tidak dapat menyelamatkan nyawanya dan juga rekan-rekannya. Berita kematian tersebut menyebar luas hingga sampai ke telinga sang pemimpin proyek: Menteri terhormat Korea Selatan, Kim Seokjin.
Kim Seokjin yang bertanggung jawab atas proyek ini telah mengundurkan diri setelah mendapatkan informasi bahwa pegawainya yang bekerja di labolatorium LoCo telah meninggal akibat senjata biologis usulannya.
Laboratorium segera diambil alih oleh ilmuan baru, dan pemimpin proyek ini juga sudah di ganti oleh pejabat yang baru. Dari sanalah mereka mulai merancang obat yang 'katanya' bisa menahan virus itu untuk berkembang di dalam tubuh. Singkatnya itu adalah, anti-virus.
Setelah kesekian kalinya gagal akhirnya percobaan mereka berhasil, salah satu staff labolatorium yang berhasil bertahan hidup menjadi alat uji percobaan. Usai tahu percobaan mereka berhasil, pendistribusian obat tersebut mulai dilakukan.
Sayangnya meski berhasil, nyatanya obat itu memberikan efek ketergantungan yang membuat para pengomsumsinya menderita rasa haus berlebihan jika tidak meminum obat tersebut selama satu hari. Dengan kata lain, obat itu tergolong sebagai narkotika yang bisa memberikan efek ketergantungan ekstrim.
Jika selama tiga hari tidak mengonsumsi obat itu lagi, sudah dipastikan si pengonsumsi akan meninggal karena dehidrasi yang mereka alami. Kalau pun sudah meminum banyak air, kematian mereka tetap tidak bisa dihindari lagi.
Mendengar kabar itu, para ilmuan yang bekerja dan juga mendapatkan sebagian keuntungan dari hasil penjualan tentu senang bukan main. Karena .... itu tidak masalah bagi mereka. Justru ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Penjualan tidak akan berhenti dan penghasilan mereka akan terus mengalir deras layaknya air terjun.
Di sisi lain (sebelum pengujian obat berhasil) sang pejabat baru yang memimpin proyek ini mulai mengambil alih media, membuat berita bohong tentang virus yang berkembang di tubuh anak kecil berusia sepuluh tahun. Lalu membuat kebijakan karantina di sebuah gedung yang telah disediakan.
Tujuan utamanya adalah mengumpulkan rakyat-rakyat jelata yang tidak mampu membeli obat buatannya untuk menghasilkan uang yang tentunya lebih besar. Dan hebatnya, banyak anak muda yang masuk ke dalam jebakannya tersebut.
Layaknya memelihara sebuah unggas yang nantinya akan ia jual, sang pejabat juga melakukan metode yang sama. Jika sudah layak, salah salah satu dari mereka akan dieksekusi mati lalu organ-organ yang masih sehat akan diperjual belikan melaluin web gelap.
Apakah pihak keluarga korban tahu? Tentu tidak. Tentu tidak tahu di bagian bahwa anak mereka telah dibunuh lalu bagian organ tubuh anak-anak mereka dijual bebas dengan harga fantastis.
Dan juga, karena pihak pengelola gedung pun hanya menelepon pihak keluarga dengan informasi: bahwasannya anak mereka sudah meninggal dunia karena virus. Bukan karena alasan yang sudah dijabarkan tadi.
Saat jenazah diantarkan ke rumah duka atau diantarkan ke rumah korban, tubuh jenazah sudah dimasukkan ke dalam peti yang sudah di rantai rapat, di dalam peri tubuh korban telah dibungkus rapi dengan kain putih, lalu tubuh mereka yang sudah dililit dengan kain putih akan dilapisi lagi dengan plastik transparan.
"Peti ini tidak boleh dibuka," perintah petugas yang datang sambil menggotong peti kayu tersebut. Lalu pihak keluarga memandang dengan tatapan bertanya-tanya, "Kenapa tidak boleh? Kami, 'kan keluarganya? Kami bukan orang asing tahu!" Gadis muda yang mereka tafsirkan sebagai saudara kandung korban berteriak marah penuh linangan air mata.
Lalu salah satu petugas laki-laki menjawab, "Tubuh mereka menyimpan virus. Kalian bisa tertular jika membukanya."
"Kami para petugas pun mengemasi anak Anda menggunakan alat pelindung yang sangat rapat. Karena meski tubuhnya mati, virus itu tetap ada dan hidup," katanya.
Entah perkataan para petugas bisa membuat para pihak korban tersebut percaya atau tidak, tapi yang mereka lihat hanyalah para pihak korban yang merespons perkataan petugas pembawa peti dengan tangisan pilu. Hati mereka sudah terlalu hancur.
Sungguh ironi bukan?
Manusia yang gila akan harta, adalah iblis yang sesungguhnya.
kalian inget isu yang sempet viral waktu covid kemarin gak? hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
lockdown, txt ✓ [TERBIT]
FanfictionBeomgyu selalu merasa aneh sejak hari pertama dia mulai di karantina di tempat ini. 🏅4 - #soobin (16 Juli 2024) 🏅8 - #choibeomgyu (18 Juli 2024) 🏅1 - #txtff (20 Juli 2024) 🏅1 - #beomgyutxt (3 Oktober 2024) ; bluusoobie, 2024