26. They Succeeded

31 5 0
                                    

Soobin menarik napas dalam-dalam, menatap suntikan di tangannya. Tanpa ragu, dia menyuntikkan cairan tersebut ke dalam lengannya. Seketika setelah cairan itu masuk ke tubuhnya, dia merasakan gelombang panas menjalar melalui nadinya. Tubuhnya mulai bergetar, dan dalam hitungan detik, Soobin jatuh ke lantai.

"SOOBIN!" Yeonjun berteriak, wajahnya pucat. Dia segera berlutut di samping Soobin, mengguncang-guncang bahunya. "Bangun! Jangan gila! Kau harus bangun!"

Taehyun langsung berlari mendekat, napasnya tersengal karena panik. "Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Taehyun dengan nada hampir putus asa, tangannya gemetar saat menyentuh leher Soobin untuk mencari denyut nadi. "Dia tidak merespons!"

"Dia tidak boleh mati! Dia tidak boleh!" teriak Yeonjun, suaranya penuh kepanikan. Keduanya berusaha mengumpulkan akal sehat, namun ketakutan semakin menyelimuti mereka.

Tubuh Soobin masih, kecuali getaran samar yang terus berlanjut. Hening mencekam ruangan, hanya terdengar napas terengah-engah Yeonjun dan Taehyun yang berusaha berpikir jernih. Harapan mulai memudar, hingga akhirnya—tubuh Soobin yang tadi diam, tiba-tiba bergerak. Matanya sedikit terbuka, napasnya pelan namun stabil.

Yeonjun langsung mendekat dengan mata melebar. "Soobin! Kau bangun! Apa kau mendengar kami?" tanyanya, nadanya bercampur antara lega dan tidak percaya.

Soobin berkedip beberapa kali, kesadarannya perlahan kembali. "Aku ... hidup?" suaranya lemah, namun cukup untuk membuat semua orang di ruangan itu menarik napas lega. Taehyun, yang tadi nyaris putus asa, tersenyum tipis.

"Kau baru saja membuat kami hampir pingsan karena terlalu takut," ucap Yeonjun, tertawa kecil walau matanya masih menyiratkan kekhawatiran.

Soobin menatap mereka, masih bingung tapi merasa lebih baik. "Sepertinya ... ini berhasil," bisiknya sambil menatap suntikan yang tergeletak di lantai.

Setelah beberapa saat berlalu, Soobin yang kini sudah mulai pulih memandang Yuna yang tertidur di sudut ruangan. Napas gadis itu pelan dan teratur, tapi tubuhnya masih lemah, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Semua orang di ruangan itu tahu bahwa waktu mereka semakin menipis.

"Kita harus mencobanya pada Yuna," kata Taehyun dengan tegas, suaranya penuh keteguhan, meski sorot matanya mengisyaratkan kekhawatiran yang mendalam. "Kak Soobin selamat, dan jika ini benar-benar penawarnya, kita tidak boleh menunggu lebih lama lagi."

Soobin mengangguk pelan. "Ya, tapi hati-hati. Jika ada reaksi yang berbeda, kita harus siap untuk menangani apapun yang terjadi."

Tanpa membuang waktu, Taehyun mengambil botol cairan yang sama yang telah disuntikkan pada Soobin sebelumnya. Tangannya sedikit gemetar saat mengisi suntikan dengan cairan itu, tapi ia berusaha tetap tenang. Semua mata tertuju padanya.

Taehyun berlutut di samping Yuna, menatap wajahnya yang pucat. Dia menyuntikkan cairan tersebut ke lengan Yuna.

Detik-detik berlalu dengan lambat. Awalnya, tidak ada perubahan yang terlihat. Yuna tetap diam, tubuhnya tak bereaksi. Taehyun menarik napas pendek, matanya menatap wajah Yuna dengan penuh harap, sementara yang lain juga menahan napas.

Namun, hanya beberapa detik setelah suntikan itu masuk ke aliran darah Yuna, tubuhnya mulai bergetar halus, mirip dengan reaksi Soobin sebelumnya. Matanya sedikit terbuka, napasnya mulai terengah-engah, dan wajahnya menegang. Taehyun mundur sedikit, hati-hatinya memeriksa denyut nadi Yuna.

"Kita harus menunggu," ucap Taehyun pelan namun tegas, meski rasa panik mulai melanda.

Sama seperti Soobin, Yuna tiba-tiba jatuh pingsan, tubuhnya terkulai lemas di lantai.

lockdown, txt ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang