14. Taehyun's Plan : Hiding

144 21 1
                                    

Pintu ruangan mereka sudah dikunci seeprti semula supaya si penjaga tidak begitu sadar bahwa penghuni di dalamnya sudah tidak ada.

Bermodalkan senter dari ponsel Beomgyu, keduanya berjalan pelan tanpa suara menyusuri lorong gelap yang berkelok tersebut. Cahaya redup dari ponsel menjadi satu-satunya penuntun mereka di kegelapan.

Beomgyu berjalan di samping Taehyun dengan perasaan was-was yang tak kunjung reda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beomgyu berjalan di samping Taehyun dengan perasaan was-was yang tak kunjung reda. Tangannya yang gemetar terus meremas lengan Taehyun dengan sangat kuat, mencari sedikit rasa aman di tengah ketidakpastian. Setiap bayangan dan suara samar membuat mereka semakin tegang.

"Tolong! Tolong temanku!"

Suara jeritan seorang gadis yang meminta tolong tiba-tiba mengejutkan Taehyun dan Beomgyu. Suara itu terdengar nyaring dan penuh ketakutan, membuat mereka saling berpandangan dengan cemas.

"Apa lebih baik kita hampiri saja dulu?" usul Beomgyu agak berbisik pada Taehyun. "Mungkin sebentar saja. Untuk memastikan apa yang terjadi."

Keduanya memutuskan untuk menyusuri lorong, mengikuti suara jeritan yang semakin melemah karena kehabisan energi. Dengan langkah hati-hati, Taehyun dan Beomgyu bergerak maju, pandangan mereka terus mencari sumber suara di antara bayang-bayang gelap di koridor.

Sepuluh menit berlalu. Taehyun dan Beomgyu masih berjalan dan terus berjalan, melewati tiap lorong yang sunyi hanya berbekal suara yang menggema. Detak langkah mereka berpadu dengan keheningan, menciptakan ketegangan di udara. Setiap tikungan di lorong membawa mereka lebih dekat, suara jeritan yang semakin lemah menjadi satu-satunya petunjuk mereka. Hingga pada akhirnya, di ujung lorong yang gelap, mereka menemukan sumber suara itu. Di sana, seorang gadis berdiri di deosn pintu mereka yang hanya ada satu kotak persegi tanpa kaca, dia memandang kedua pemuda itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tolong ..." pintanya lemah.

Lia, gadis itu menintikkan air matanya.

"Apa? Kenapa?" ucap Beomgyu berbisik.

"Shin Yuna .... dia tidak sadarkan diri .. skumohon tolong dia ... mulutnya berbusa, suhu tubuhnya sangat panas."

Kepala Beomgyu menoleh pada Taehyun yabg tampaknya sedang menimbang-nimbang keputusannya. "Begini, Lia-ssi. Bukannya aku tidak ingin menolong tapi ada prioritas utama bagiku untuk membebaskan teman-temanku dulu, apa kau tidak keberatan?"

"Kang Taehyun!" Taehyun segera menahan Beomgyu untuk tidak bereaksi lebih lanjut. "Setelah mereka bebas, akh akan segera menyelamtkanmu dan Yuna. Aku berjanji."

Lia berpikir dalam kalut, mempertanyakan apakah Taehyun benar-benar akan menepati janjinya untuk menyelamatkannya dan Yuna. Keraguan menggerogoti pikirannya—apakah Taehyun sungguh-sungguh dengan perkataannya? Rasa bingung, takut, dan gelisah semakin menghimpitnya, membuat hatinya berdebar tak menentu. "Aku benci seorang pembohong. Taehyun ... sungguh, aku benar-benar akan membunuhmu jika kau mengingkari janjimu."

Pemuda itu tersenyum tipis sambil mengangguk, "Aku janji. Tunggu aku beberapa menit lagi setelah aku membebaskan teman-temanku."

"Pergilah sekarang, sebelum fajar datang."

***

Suara bunyi pintu terbuka terdengar nyaring. Taehyun berhasil membobol pintu ruangan milik Kai. Sambil was-was, ketiga pemuda itu—Taehyun, Beomgyu, dan Kai—berjalan menyusuri lorong yang gelap dan sunyi. Ketegangan terasa di setiap langkah mereka, tekad untuk menemukan dua orang yang tersisa, Soobin dan Yeonjun, semakin kuat. Cahaya redup dari lampu-lampu api di lorong menerangi wajah mereka yang penuh kewaspadaan dan kecemasan, seolah memberi tanda bahwa bahaya masih mengintai di setiap sudut.

"Kalian berdua keren, ya," puji Kai yang berjalan di tengah, di antara Taehyun dan Beomgyu. Sayangnya, keduanya begitu fokus hingga keduanya pun mengabaikan ucapan Kai

Berputar dan berkeliling lorong akhirnya Taehyun menemukan ruangan milik Soobin. Bergegas ia mencoba untuk mombobol pintu ruangan tersebut. Karena sudah lihai, ia begitu cepat membobolnya bahkan tak menyentuh waktu dua menit Soobin sudah terbebas dari ruangannya.

Mereka berempat berjalan beriringan, namun di tengah perjalanan mencari ruangan milik Yeonjun, langkah mereka tercekat kala mendengar suara dua orang pria yang berbicara sembari berjalan di lorong lain. Panik menyergap, menyebar seperti api liar di antara mereka. Jantung mereka berdebar kencang, dan tatapan cemas saling bersirobok. Beomgyu merasakan gelombang ketakutan begitu kuat, hingga rasanya ia bisa menangis detik itu juga. Mereka harus bertindak cepat dan tenang, tapi kepanikan membuat semuanya terasa lebih sulit.

Hanya Kai satu-satunyabyang paking tenang di antara ketiga orabg tersebut, dia berjalan sebentar menuju lorong lain kemudian menemukan satu ruangan kosong dengan pintu yang masih terbuka.

"Kak Tehyun, Kak Beomgyu, Kak Soobin, kemarilah. Bersembunyi di sini," panggil Kai berbisik dengan nada yang berteriak. Akhirnya ketiga orang yang sedsng dihujami kepanikan itu menghampiri, memasuki ruangan yang tampaknya digunakan sebagai gudang lalu menutup pintunya.

"Kiranya ada apa bos tiba-tiba mebyuruh kut untuk mengurung para pasien, ya?"

"Entahlah, mungkin saja mereka semua akan diperjual belikan organnya."

"Memangnya ini sudah waktunya? Wahh, bos benar-benar akan panen uang."

"Eh, bukankah organ mereka sudah terkontaminasi oleh narkotika yang terkandung pada obat itu?"

"Kau tidak tahu, ya?"

"Tahu apa?"

"Bos itu, memiliki penawarnya di lab."

"Sungguh? Wow. Keren sekali."

Tubuh mereka berempat tercekat, kalimat narkotika membuat seluruhnya diam, rasa cemas seketika hilang dalaam sekejap. Kecuali Taehyun srbagai satu-satunya orang yang tidak menkonsumsi obat itu tidak begitu khawatir atas dirinya sendiri.

"Sialan sekali orang-orang ini. Apa? Narkotika. Brengsek," umpat Soobin kesal.

"Sudah aku duga. Pantas saja efeknya sangat aneh," imbuh Kai juga merasa sangat dirugikan.

"Jadi selain kabur dari tempat ini, rencana kita bertambah satu. Yaitu, memasuki LoCo Lab untuk mencari obat penawar," ucap Taehyun menginterupsi.

lockdown, txt ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang