"Baterai ponsel Kak Beomgyu masih ada?"
"Eh, sebentar." Dia merogoh sesuatu dari balik piama sambungannya-mungkin dari celana panjangnya yang selalu dia pakai dari palik piama. Lalu mengeluarkan benda pipih tersebut. "Coba hidupkan saja, tadi aku matikan daya."
Taehyun menekan tombol daya, berharap baterainya masih cukup untuk menyalakannya. Layar ponsel itu perlahan menyala, menampilkan logo yang familiar. Proses booting terasa lebih lama karena perasaannya yang tergesa-gesa. Takut para pengawas melihatnya dan menyita ponsel ini.
Ketika akhirnya ponsel itu berhasil menyala, aku disambut oleh tampilan layar utama yang penuh dengan ikon aplikasi. Jarinya langsung bergeser pada ikon berwarna hijau-Imess.
"Kupakai, ya. Aku mau menghubungi Kak Soobin, Kak Yeonjun, dan Kai. Memastikan mereka baik-baik saja."
"Oke, silakan."
Jemarinya yang lincah bergerak cepat di atas layar, mengirim pesan kepada teman-teman yang terpisah.
Pesan terakhir dikirim, dan layar ponsel memudar. Taehyun menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Ia berjalan pelan mendekati Beomgyu, menyerahkan ponsel dengan anggukan singkat. "Semuanya aman," katanya dengan suara rendah namun penuh keyakinan. Beomgyu menerima ponsel itu, matanya bersinar bahagia.
"Sekarang, rencananya."
***
00.30 (Tengah Malam)
Dulu, saat Taehyun masih tinggal di dalam panti asuhan. Taehyun pernah menonton sebuah video tutorial dari ponsel milik pengasuhnya. Tentang cara membuka kunci pintu menggunakan kawat atau benda tajam yang lainnya. Pada malam harinya sat seluruh penjaga panti sudah tertidur, Taehyun mencoba trik tersebut (saat malam seluruh kamar di kunci) dan ternyata berhasil.
Karena itu, dia akhirnya bisa menjelajah malam seorang diri, menikmati angis sejuk tanpa suara bising.
Tapi siapa sangka bahwa trik tersebut akan Taehyun gunakan lagi di tempat ini.
Pintu kamar mereka terbuat dari besi, terdapat lubang kunci manual yang bisa dibobol menggunakan kawat. Siang tadi, di dalam ruangan itu tepatnya di dalam lemari nakas kecil Taehyun mendapatkan kawat tebal yang sangat bagus digunakan untuk membobol pintu.
Dan yang Taehyun tahu, tidak ada staff yang beroprasional pada tengah malam. Hanya staff keamanan yang berjaga mengawasi lorong, itu pun tidak lama karena setelahnya mereka akan pulang.
Taehyun memasukkan kawat tebal ke dalam celah kunci pintu, berusaha keras untuk membobolnya. Tangannya yang terampil memutar kawat dengan hati-hati, mencoba menemukan mekanisme yang tepat. Di sebelahnya, Beomgyu berdiri dengan ponselnya, senter menyala dan menerangi usaha Taehyun. Cahaya terang dari ponsel milik Beomgyu membantu Taehyun melihat lebih jelas, membuat proses pembobolan sedikit lebih mudah. Mereka berdua bekerja dengan penuh konsentrasi, berharap pintu itu akan segera terbuka.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, Taehyun akhirnya mendengar bunyi klik yang lembut. Usahanya membobol pintu dengan kawat berhasil. Dengan penuh harap, ia mendorong pintu itu, tetapi pintu hanya terbuka sedikit. Di balik celah yang terbuka, rantai gembok terlihat jelas, menahan pintu agar tidak terbuka sepenuhnya. Taehyun merutuk kesal, "Sial! Masih ada rantai gembok." Beomgyu menyorotkan senter ke rantai itu, menatap Taehyun dengan frustrasi yang sama.
Pemuda itu menghela napas dalam-dalam sebelum mencoba membobol gembok yang menghalangi mereka. Dengan hati-hati, ia memasukkan kawat ke dalam celah kunci gembok, berharap keberuntungannya belum habis. Namun, ketenangan di lorong itu tiba-tiba pecah oleh suara derap langkah yang menggema mendekat. Kedua pemuda itu terkesiap, jantung mereka berdegup kencang.
Beomgyu dengan cepat menarik ponselnya, mematikan senter, sementara Taehyun buru-buru menarik kembali kawatnya. Mereka berdua mundur perlahan, pintu perlahan didorong kembali ke posisinya semula. Suara langkah itu semakin mendekat, membuat mereka menahan napas, baik Beomgyu atau pun Taehyun sama-sama bersandar pada tembok dan mulai memejamkan mata mereka masing-masing.
Derap langkah itu semakin mendekat, hingga akhirnya berhenti tepat di depan ruangan Taehyun dan Beomgyu. Cahaya senter masuk dari celah segi empat di pintu, menyapu ruangan dengan intens.
Meski keduanya memejamkan mata, tapi mereka tetap bisa merasakan cahaya senter itu yang bergerak memeta sesisi ruangan.
Nampaknya sosok itu sedang memeriksa apakah kedua anak itu sudah tidur atau belum.
Sosok di balik pintu akhirnya beralih, tidak lagi berdiri di depan ruangan Taehyun dan Beomgyu. Mereka mendengar suara langkahnya yang semakin menjauh, berkeliling ke seluruh kamar, mengabsen setiap penghuni untuk memastikan semuanya sudah lelap.
Cahaya senter yang menembus celah pintu berangsur-angsur memudar, memberikan sedikit rasa lega bagi mereka. Namun, Taehyun dan Beomgyu tetap diam, menunggu dengan cemas hingga suara langkah itu benar-benar hilang dari pendengaran mereka, memastikan bahwa keduanya tidak lagi diawasi.
"Sudah pergi?" bisik Beomgyu khawatir.
"Sepertinya sudah."
Keduanya merangkak kemudian berdiri tepat pada lubang segi empat pada pintu, memastikan sosok itu benar-benar sudah pergi.
Setelah memastikan bahwa sosok tersebut benar-benar pergi dan tidak ada lagi suara langkah yang terdengar, Taehyun dan Beomgyu saling bertukar pandang dan mengangguk pelan. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan mereka untuk melanjutkan rencana.
Taehyun kembali mengambil kawatnya dan mulai membobol kunci gembok dengan hati-hati. Beomgyu sekali lagi menghidupkan senter di ponselnya, memastikan cahaya cukup untuk membantu Taehyun melihat dengan jelas tanpa menarik perhatian. Mereka bekerja dengan penuh kehati-hatian, berusaha agar tidak menimbulkan suara yang bisa menarik perhatian lagi.
Jari-jari Taehyun yang terampil berusaha keras menemukan mekanisme di dalam kunci gembok. Mereka berharap kali ini usahanya akan membuahkan hasil tanpa hambatan.
Dengan sentuhan terakhir, Taehyun akhirnya berhasil membuka gembok. Suara berisik rantai yang jatuh ke lantai membuat keduanya terperanjat dan was-was. Mereka membeku sejenak, mendengarkan dengan cemas apakah ada tanda-tanda bahwa suara itu menarik perhatian siapa pun di sekitar.
Setelah memastikan keadaan benar-benar aman, Taehyun dan Beomgyu perlahan membuka pintu dan melangkah keluar dengan langkah yang mengendap-endap. Mereka bergerak dengan hati-hati, berusaha tidak membuat suara yang bisa membahayakan rencana mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
lockdown, txt ✓ [TERBIT]
FanfictionBeomgyu selalu merasa aneh sejak hari pertama dia mulai di karantina di tempat ini. 🏅4 - #soobin (16 Juli 2024) 🏅8 - #choibeomgyu (18 Juli 2024) 🏅1 - #txtff (20 Juli 2024) 🏅1 - #beomgyutxt (3 Oktober 2024) ; bluusoobie, 2024