15. Lia and Yuna's Savior

150 21 4
                                    

"Aku mau di bawa ke mana bangsat!" Yeonjun meronta. "Mulutmu kasar sekali, sih!" protes salah satu petugas yang membawa Yeonjun pergi dari ruangannya.

"Jawab sajak keparat!"

"Dasar anak muda, diam saja kau."

Tubuh nya digeret paksa, tangannya di borgol ke belakang tubuh.

***

Sudah berjam-jam keempat pemuda itu berkeliling ke seluruh lorong, namun tidak menemukan sosok Yeonjun. Bahkan mereka berkali-kali memutar di lorong yang sama.

Kai menghela nalas frustasi sekaligus lelah, rasa haus di tenggorokannya semakin menjadi-jadi. "Taehyun, kita terlalu lama di sini. Ayo selamatkan Lia dan Yuna dulu," usul Beomgyu.

"Lalu bagaimana dengan Kak Yeonjun? Dibiarkan saja?" Taehyun menyolot, dia kurang setuju dengan usulan Beomgyu. "Lalu apa rencanamu? Kita sudah membuang waktu yang sangat banyak tanpa ada hasil yang pasti!" Beomgyu membela dirinya.

"Tunggu-tunggu, apa maksud kalian menyelamatkan Lia dan Yuna?" tanya Soobin menengahi perdebatan Beomgyu dan Taehyun. Dengan malas-malasan Taehyun menjawab, "Yuna sekarat. Lia yang berada satu ruangan dengannya meminta kami untuk menolongnya tadi."

"Lebih baik kita tolong saja dulu, sebentar lagi sudah mulai menunjukkan pukul lima pagi. Kita harus cepat," instruksi Soobin berhasil membuahkan kelegaan dalam diri Beomgyu.

Akhirnya, mereka berempat berjalan melewati lorong dengan Taehyun yang menjadi penunjuk arah dan Beomgyu yang bertugas memegang senter ponsel. Lorong itu sunyi, hanya derap kaki mereka yang terdengar. Soobin sedikit merinding dengan suasana lorong yang sepi tanpa penerangan, satu-satunya sumber cahaya hanyalah senter dari ponsel Beomgyu. Bayangan mereka memanjang dan bergetar di dinding yang lembab.

Barulah ketika langkah mereka bergeser ke lorong yang lain, penerangan mulai sedikit membaik. Lampu-lampu api yang redup jauh lebih baik dari lorong gelap gulita.

Ketika mereka sampai, Taehyun segera mengambil posisi sebagai si pembobol kunci. Tanpa ragu, ia mengeluarkan alat-alatnya dan mulai bekerja dengan cekatan. Dalam hitungan detik, suara klik halus terdengar saat kunci terbuka. Taehyun membuka pintu ruangan Lia dengan begitu lihai, menunjukkan keahliannya yang luar biasa. Teman-temannya menatap dengan kagum.

"Ayo masuk," ajak Taehyun berbisik.

Mereka semua bergiliran memasuki ruangan, merasakan dinginnya udara yang mengalir dari dalam. Ruangan itu gelap sekali, sehingga Kai harus menambah sumber cahaya dengan membuka ponselnya dan menghidupkan senter. Cahaya dari kedua ponsel mereka membelah kegelapan, mengungkapkan bayangan-bayangan yang sebelumnya tersembunyi. Soobin berjalan pelan di belakang, merasa sedikit lega namun tetap waspada, matanya terus bergerak, mengamati setiap sudut ruangan.

"Lia, hei. Bangun, aku datang."

Taehyun bergegas menuju Lia yang tertidur di sudut ruangan, mencoba menyadarkannya dengan lembut namun tegas. Sementara itu, Soobin dan Kai, dengan senter ponsel yang terus menyala, bergerak ke sisi lain ruangan. Mereka mendapati Yuna dalam keadaan memprihatinkan, terbaring lemah di lantai. Soobin berlutut di sampingnya, memeriksa kondisinya dengan hati-hati, sementara Kai memegang senter dengan tangan gemetar, menerangi wajah Yuna yang pucat dan mulut yang berbusa.

Tangan Soobin terulur, menyentuh leher Yuna dengan hati-hati untuk memastikan denyut nadinya masih ada. Setelah merasakan denyut nadi yang stabil, Soobin mengarahkan perhatian ke napas Yuna, merasakan embusan lemah dari hidungnya. Meskipun nadinya normal, napas Yuna tersendat-sendat, menandakan bahwa kondisinya masih sangat mengkhawatirkan. Soobin mengerutkan kening, berusaha memikirkan langkah selanjutnya sambil tetap mengawasi Yuna dengan cermat. Kai, yang masih memegang senter, berdiri di sampingnya, siap membantu kapan pun diperlukan.

"Kak Yeonjun sepertinya bisa mengatasi ini," ucap Soobin serius. "Kita harus segera menemukannya.

"Kak!" Taehyun dari sisi lain memanggil. Soobin dan Kai menoleh secara bersamaan. "L-Lia, tidak sadarkan diri!" Taehyun berucap dengan suara gemetar, kalut melihat kondisi Lia yang tak kunjung sadar. Beomgyu juga terlihat cemas, rasa paniknya semakin memuncak dengan situasi yang dihadapi. Soobin bangkit dari posisinya setelah memeriksa Yuna, diikuti oleh Kai yang setia memegang senter. Mereka berdua menghampiri Lia yang masih terpejam, bersandar lemah pada dinding. Soobin berjongkok di depan Lia, mencoba membangunkannya kembali dengan suara lembut namun tegas, sementara Kai mengarahkan cahaya senter ke wajah Lia, berharap cahaya itu bisa membantu membangunkannya. Ketegangan semakin terasa di dalam ruangan gelap itu, namun mereka tahu harus terus berusaha.

Pemuda bingung melihat Lia yang belum juga sadar meski tubuhnya sudah digoncangkan beberapa kali. Dengan cemas, ia mencoba menyentuh dahi Lia, dan langsung tahu apa penyebabnya. Dahi Lia terasa sangat panas, menunjukkan bahwa ia pingsan karena demam tinggi. Soobin menghela napas dalam-dalam, merasa panik tapi berusaha tetap tenang.

"Kita harus membawa mereka pergi duku dari sini."

"Kenapa-kenapa? Dia baik-baik saja, 'kan?" tanya Beomgyu panik.

"Dia baik-baik saja. Hanya demam tinggi. Tapi kita harus tetsp pergi, sebentar lagi fajar dan para petugas akan segera beroperasi kembali."

"Baiklah ayo kita pergi," final Taehyun menyetujui. "Kita harus ke LoCo Lab terlebih dahulu untuk mengambil obat penawar," kata Taehyun memberi tahu. "Oke."

Kai bertugas menggendong Yuna sedangkan Taehyun bertugas untuk menggendong Lia. Senter beralih pada tangan Soobin. Dia yang memimpin jalan dengan langkah cepat.

Mereka berempat, bersama Lia dan Yuna yang digendong dengan hati-hati. Keempatnya bergerak cepat menyusuri lorong yang gelap. Langkah mereka serba terburu-buru, setiap detik terasa berharga. Setelah melewati beberapa belokan, akhirnya mereka menemukan sebuah pintu besi yang tidak terkunci. Pintu itu tampak seperti jalan keluar dari situasi yang menegangkan ini. Soobin yang memimpin, mendorong pintu dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada bahaya di baliknya, sementara Beomgyu tetap waspada sambil memeriksa keadaan sekeliling. Kai dan Taehyun memastikan Lia dan Yuna tetap aman di dalam gendongan mereka.

"Aman, kalian masuk dulu. Aku akan menutup pintu."

lockdown, txt ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang