16. What's wrong with Yeonjun?

91 16 3
                                    

05.00 KST (Subuh)

Terdengar raungan dan rontaan seseorang yang menggema di seluruh bangunan. Keempat pemuda itu, dengan napas tertahan dan ketakutan, bersembunyi di dalam ruangan gelap yang sangat kecil di lantai dua.

Pagi itu, beberapa petugas sudah mulai bekerja kembali. Meski listrik belum menyala, mereka tetap bekerja sebagaimana mestinya.

"Kiranya apa yang mereka lakukan sampai raungan itu menggelegar?" Kai berbisik.

"Aku tidak tahu," sahut Beomgyu yang paling terhimpit di antara yang lain.

"Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana caranya untuk kabur?" tanya Beomgyu agak cemas.

Udara semakin menipis di ruangan sempit tersebut. Taehyun duduk sambil menggigit bibirnya, berusaha menemukan jalan keluar. "Sebenarnya ada jalan lain selain pintu utama," ucao Soobin drngan nada berbisik. "Taoi rutenya cukup jauh dari posisi kita saat ini."

Beomgyu menghela napas panjang, menatap teman-temannya dengan raut wajah frustasi. "Bagaimana cara kita keluar kalau sekarang saja para staf sudah berkeliaran di setiap sudut? Itu yang terus terngiang di pikiranku sejak tadi," ucapnya dengan nada putus asa.

Taehyun dan Soobin saling bertukar pandang, sadar bahwa situasi mereka semakin rumit.

Kai, yang sejak tadi lebih memilih diam dan memproses segala kemungkinan, perlahan mendekati jendela yang gelap. Ia mengintip keluar, mencoba menembus kegelapan yang menyelimuti koridor. Lampu-lampu masih mati, dan ia menyadari satu hal: tidak ada petugas yang berjaga di sekitar situ. "Koridor gelap, sepertinya aman... untuk sekarang," bisiknya.

"Memang aman, tapi setelah kita keluar dari koridor ini banyak staf yang berkeliaran," imbuh Beomgyu memberi tahu.

Mereka sesekali menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri, namun pikirannya terus berputar, dihantui kemungkinan terburuk—ditangkap.

Listrik tiba-tiba menyala, seluruh ruangan kembali bercahaya. Rencana yang Taehyun pikirkan akan semakin mudah untuk trekseskusi.

"Aku ada ide."

***

"Idemu payah, Kang Taehyun," cerca Soobin. Matanya melirik-lirik ke semvarang arah dari balik helm khusus staf yang ia kenakan. "Setidaknya kita bisa keluar dari ruangan itu," balas Taehyun menyolot.

Soobin dan Taehyun masing-masing mendorong troli besar berisi pakaian kotor yang terlihat begitu berat. Troli itu bergoyang ringan setiap kali mereka melangkah, dan bunyi roda yang berderit samar terdengar di sepanjang koridor. Dalam muatan troli yang tampak berat itu, tersembunyi Beomgyu dan Kai di satu troli, sementara Lia dan Yuna bersembunyi di troli yang lain. Berat kapasitas troli mencapai 100 kilogram, tetapi Soobin dan Taehyun tetap berusaha menjaga langkah mereka tetap tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Mereka berjalan melewati koridor panjang dengan dinding putih dan lantai keramik mengkilap. Para petugas yang sibuk berlalulalang tak memperhatikan mereka, terlalu sibuk dengan tugas masing-masing. Suara percakapan, derit troli lain.

Taehyun berjalan di depan, memimpin perjalanan dengan penuh keyakinan. Tangannya menggenggam erat pegangan troli, sementara matanya terus mengawasi setiap sudut koridor. Dia sudah hafal rute ini, seakan setiap belokan dan persimpangan sudah terekam jelas dalam benaknya. Setiap kali ada staf yang melintas, Taehyun melambatkan langkahnya, memberi isyarat halus pada Soobin di belakangnya untuk menyesuaikan kecepatan.

"Ini masih panjang?" bisik Soobin.

"Lumayan, kita harus turun menggunakan lift dulu sampai ke basement."

lockdown, txt ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang