43

822 102 40
                                    

Membuka pintu. "Harin-ah..." Sooji memeluk tubuh Harin dengan erat, sambil mengelus surai lembut Harin.

"Sooji leher mu" ucap Harin melepaskan pelukannya, ia melihat banyak darah di leher dan kerah baju Sooji.

Sooji sempat lupa dengan luka itu, karena terlalu mengkhawatirkan Harin.
___

"Aku akan mengobati luka goresan itu terlebih dahulu" Doah berjalan menarik troli instrument yang ada di ruangannya, mendekat pada sofa.

Dengan telaten Doah membersihkan darah di leher Sooji, "untung saja goresan ini tidak terlalu dalam seperti luka tusukan di pinggang mu" celetuk Doah saat setelah memberi plester dengan ukuran sesuai luka goresan itu.

"Luka tusukan?" Harin menatap Sooji terkejut.

"A-anie.. " ucap Sooji gelagapan.

Doah menatap Sooji dan Harin berganti, ia merasa bingung dengan respon Harin setelah mendengar ucapannya.

"Tunggu. Kau tidak memberitahu nya?" bertanya pada Sooji.

Sooji hanya menggeleng, kemudian menundukkan kepalanya.

Doah menghela nafas. "Dasar bodoh!" menatap Sooji sinis. "Kau ingin menjelaskannya sendiri atau aku yang akan menjelaskan ini?"

"Aku saja!" menjawab dengan cepat.

"Harin-ah...maaf tidak memberi tahu mu lebih awal, aku hanya tidak ingin kau khawatir. Malam itu... em, jadi malam itu aku... ak-"

"Ck. Lama sekali" Doah memotong ucapan Sooji. "Harin-ah, semoga kau tidak memarahi Sooji setelah aku mengatakan ini. Benar beberapa hari yang lalu Sooji mendapatkan tusukan di bagian belakang pinggangnya. Anak buah Kim Yoon Ho menusuk punggung bagian bawah Sooji, dan lukanya cukup dalam, namun aku telah menjahit nya. Jadi kau tidak perlu khawatir lagi karena sekarang luka itu sudah lumayan membaik, Sooji merawatnya dengan baik"

Harin menatap Sooji setelah Doah mengakhiri penjelasannya. Matanya mulai berkaca-kaca, "kenapa tidak memberi tahu ku?" ucapnya dengan suara serak menahan tangis.

"Harin.. aku tidak ingin membuatmu khawatir, aku tahu saat itu kau sedang ketakutan. Maka dari itu aku tidak ingin kau semakin takut jika aku memberitahu mu, aku baik-baik saja sekarang" tersenyum teduh, menenangkan Harin.

"Tapi tetap saja.. " Harin mengeluarkan air matanya.

"Maafkan aku Harin, aku tidak akan menyembunyikan apapun lagi darimu mulai sekarang" tangannya terangkat mengelus pipi Harin untuk menghilangkan jejak air mata.

"Ini minumlah" Doah memberikan 2 botol air untuk Sooji dan Harin.

"Yeobo.. kenapa banyak polisi datang ke rumah sakit?" seru seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan Doah.

Semua yang ada di ruangan itu terkejut dengan kedatangan orang tersebut. Begitupun dengan seseorang yang baru saja masuk, ia ikut terkejut melihat siapa saja yang ada di ruangan Doah.

Doah langsung menutup matanya, "kenapa dia tidak mengabariku terlebih dahulu" menggerutu dalam hati.

Sooji menatap Doah dan orang tersebut secara bergantian, "tunggu, Eunseo? kau memacari nya?" tanya Sooji kaget.

Doah berjalan menghampiri Eunseo yang masih berdiri di dekat pintu. "Tidak, kami telah bertunangan" sahut Doah santai. Sambil mengangkat tangan Eunseo dan tangannya menunjukkan cincin yang melingkar di jari manis mereka.

"Kenapa aku tidak menyadari cincin itu? Bahkan ini sudah ke dua kali nya aku memergoki temanku memiliki kekasih, dan mereka memiliki hubungan dengan seseorang yang dulu akan ku kenalkan. Apa aku memiliki kekuatan untuk menebak masa depan?" batin Sooji.

THE BLACK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang