48

713 91 63
                                    

"Aku harus mengejar Harin!" Sooji beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju pintu dengan tergesa-gesa.

"Harin-ah.."

"HARIN.."

"BAEK HARIN!" teriak Sooji mencari Harin.
___

"Sooji, iya aku disini" Harin menggoyang pelan lengan Sooji.

Harin semakin khawatir saat melihat Sooji yang menangis dalam tidurnya.

"Sooji.. bangun" 

"HARIN..." Sooji kembali berteriak, dan secara tiba-tiba ia duduk dengan nafas yang terengah-engah.

"Sooji, ada apa?" kaget Harin, dan segera memeluk tubuh Sooji.

"Harin-ah.." Sooji terisak di dalam pelukan Harin.

Mengelus pelan punggung Sooji untuk menenangkan nya, "aku disini Sooji, kenapa kau menangis?"

"Harin-ah, jangan pergi..." ucapnya lirih.

"Aku tidak akan pergi, aku ada di samping mu sedari tadi" 

Harin melepaskan pelukannya saat dirasa Sooji sudah kembali tenang, "apa kau mengalami mimpi buruk?"

"Eum.. aku bermimpi kau meninggalkan ku" cerita Sooji, kemudian mengusap air matanya dengan sedikit kasar.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, apa ini karena efek kau demam?" mengecek suhu tubuh Sooji.

"Suhu tubuhmu telah kembali normal" melepaskan plester pereda demam di dahi Sooji, "tapi sebaiknya hari ini kau izin untuk tidak pergi ke kantor terlebih dahulu"

Sooji mengangguk, dan kembali membaringkan tubuhnya.

"Tidurlah kembali, aku akan membuatkan bubur untukmu" Harin beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian berlalu menuju dapur untuk memasak.

Sooji tidak mencegahnya, ia masih sangat bingung dan terkejut dengan mimpi yang baru saja ia alami, itu tampak sangat nyata untuknya. Bagaimana jika semua yang ia alami di mimpi itu terjadi di masa depan? bagaimana jika Harin meninggalkannya? bagaimana jika Nancy membenci Harin dan tidak membiarkan dirinya bersama Harin?

Hal-hal itu yang membuat Sooji semakin khawatir, ia ingin tetap bersama Harin tapi ia bingung harus seperti apa menjelaskan pada Nancy nantinya, ia takut Nancy tidak dapat menerima keputusannya seperti di mimpinya tadi.

Saat Sooji berkutik dengan pikirannya, tiba-tiba panggilan masuk dari ponsel nya.

Panggilan dari Jaeun.

---

"Kenapa belum datang? 
ini sudah pukul 10"

"Aku sedang tidak enak badan,
apa kau bisa mengurus kepentingan
perusahaan untuk hari ini?"

"Kau sakit? sejak kapan?
apa yang kau rasakan?
kenapa tidak bilang dari kemarin?
apa perlu aku memanggil Doah
untuk datang ke apartemen mu?"

"Tidak, aku hanya kelelahan,
dan tidak perlu memanggil Doah,
Harin telah merawat ku dengan baik"

"Baiklah, aku akan menjadwalkan
ulang beberapa pertemuan mu hari
ini agar kau dapat beristirahat"

"Terima kasih"

---

Setelah meletakkan kembali ponsel nya pada meja nakas, ia beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok gigi. Sooji kemudian berjalan keluar kamar melihat Harin yang tampak sibuk di dapur.

THE BLACK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang