49

696 87 42
                                    

Tangan Nancy mengusap air mata yang baru saja jatuh dari pelupuk mata Sooji. Meskipun ini menyakitkan untuknya tapi ia harus tetap mengatakan hal itu, ia tidak ingin egois.

Sooji tidak bertanya atau pun menyatakan apa-apa lagi, ia memeluk Nancy dengan haru. Sangat bersyukur Nancy dapat menerima keputusan yang telah ia pilih.
___

Setelah beberapa saat kemudian, Nancy melepas pelukan Sooji dan mulai berjalan menuju balkon untuk menemui Harin.

"Baek Harin"

Harin menoleh ke belakang saat mendengar namanya di panggil.

"Nancy?"

Tangan Nancy terulur memegang kedua tangan Harin, "aku telah mengetahui semuanya, aku harap kau dapat menjaga Sooji. Dia benar-benar mencintaimu, jadi tolong jangan menyakiti atau meninggalkan nya, aku percaya padamu Baek Harin" Nancy tersenyum, namun ia tidak dapat menahan air matanya untuk jatuh.

Harin segera memeluk Nancy, "terima kasih Nancy, terima kasih aku berjanji tidak akan meninggalkan ataupun menyakiti Sooji" Harin juga ikut menangis, Nancy adalah gadis yang baik, ia tidak ingin ini terjadi tapi ia juga mencintai Sooji.

~~~

5 bulan kemudian.

Sooji berada di kantor sekarang dan sedang menghadiri rapat untuk proyek baru yang akan segera di luncurkan oleh perusahaannya. Ia telah disibukkan dengan pekerjaannya sebagai direktur, Mr.Park juga telah menyerahkan sepenuhnya kepentingan perusahaan kepada Sooji, pria paruh baya itu memilih untuk menikmati masa tua bersama istri tercinta dengan berkeliling ke beberapa negara untuk liburan. Sooji juga sangat menikmati setiap menitnya menjadi seorang direktur utama.

Setelah beberapa jam kemudian akhirnya rapat tersebut selesai dan Sooji sangat puas dengan hasil presentasi dari beberapa staf nya, dengan langkah tegas Sooji berjalan menuju ruangan nya diikuti Jaeun.

Ia membuka pintu ruang direktur dan mendapati Harin sedang duduk di sofa dengan wajah yang tidak bersahabat. Dengan tiba-tiba Sooji menutup kembali pintu itu dan membalikkan tubuhnya menghadap pada Jaeun.

"Jaeun, kau bisa langsung pulang! tinggalkan pekerjaan mu, jam kerja juga telah selesai bukan?"

"Ouh, baiklah. Kalau begitu aku akan bersiap untuk pulang" ucap Jaeun segera membungkukkan tubuhnya, kemudian berjalan menuju ruangan nya.

Membuka kembali pintu itu, dan masuk dengan perasaan gusar. Sooji duduk di depan Harin, "ehm.. kau marah?" tanya Sooji.

"Kau serius menanyakan hal itu? setelah tiga kali kau membatalkan janji kencan yang telah kita rencanakan satu bulan lalu, karena kau sibuk dengan pekerjaan mu. Sebelumnya aku dapat memahami itu, tapi kemarin kau telah berjanji untuk melakukannya hari ini dan sekarang dengan tiba-tiba kau mengatakan jika ada rapat penting?" marah Harin, ia melipat kedua tangannya di depan dada, menatap sinis pada Sooji.

Ia kesal karena Sooji terus menunda kencan yang mereka rencanakan sebelumnya, Sooji bahkan memerintahkan supir untuk menjemputnya dan langsung membawanya ke kantor Sooji setelah pulang mengajar tadi. Padahal ia ingin merias diri terlebih dahulu untuk berkencan.

"Jangan marah Harin, maaf aku lupa jika hari ini ada jadwal rapat penting" mohon Sooji, kemudian melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 5 sore, "kajja, aku akan membawamu ke suatu tempat" lanjutnya.

"Tapi aku belum menyiapkan apapun, lihat baju ku! ini sangat tidak cocok digunakan untuk berkencan"

"Harin-ah.. apapun yang kau kenakan, tidak akan merubah kecantikan mu" 

Harin mendengus. Ia masih kesal.

"Ayo pergi" ucap Sooji cepat, kemudian menggandeng tangan Harin untuk keluar dari gedung, menuju mobil yang telah disiapkan oleh salah satu security di depan pintu utama gedung.

THE BLACK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang