50

733 86 45
                                    

Sooji ikut terkekeh mendengar pernyataan dari Harin, "lihat" menunjuk pada langit malam. "Disini kau dapat melihat bulan dengan jelas, bukan kah itu sangat indah? dia bersinar begitu terang di antara bintang-bintang, sama seperti mu kau begitu terang hingga dapat menutup mata dan hatiku agar aku dapat terus memandang mu dan tidak membiarkan orang lain untuk mengalihkan perhatian ku"
___

Harin tersipu malu mendengar ucapan Sooji, dia selalu seperti itu terlihat sangat acuh diluar, namun sangat perhatian dan selalu mengungkapkan kata-kata yang begitu manis untuknya.

"Dasar omong kosong" meneguk kembali wine yang ada di gelas nya hingga habis untuk menetralkan detak jantung yang berdetak semakin cepat.

"Aku tidak bercanda Harin. Ah, aku melupakan sesuatu" Sooji berdiri, masuk ke dalam kamar.

Harin hanya memandangnya bingung, "apa yang dia lupakan?".

Beberapa menit kemudian Sooji kembali duduk di samping Harin, senyum cerah tampak di wajahnya.

"Ini untuk mu" memberikan sebuah kotak kecil.

"Apa ini?" menerima kotak yang ada di tangan Sooji. Harin membuka kota tersebut, dan menemukan sebuah kalung dengan bahan emas putih yang sangat elegan.

"Kalung?" kaget Harin.

"Ingin menikah dengan ku?" tanya Sooji to the point, kemudian kembali menyesap rokok nya.

Setelah mendengar pertanyaan dari Sooji, Harin segera menatapnya sinis.

"Sungguh tidak romantis" gerutu nya dalam hati.

"Ah, tentu saja kau akan menerima ku, untuk apa aku menanyakan hal itu" kekeh Sooji percaya diri, menatap Harin yang masih menatapnya dengan sinis.

"Kau yakin sedang melamar ku?"

Sooji mengangguk yakin. "Ah, aku akan mengoreksi kalimat ku, ayo kita menikah!".

"Kenapa kau sangat tidak romantis? bahkan kau tidak menyiapkan apapun" Harin mendengus.

"Aku belum pernah melamar seseorang sebelumnya tentu saja ini akan sedikit canggung untuk ku, dan kata siapa aku tidak menyiapkan apapun? aku telah menyiapkan ini semua dari 5 bulan yang lalu untukmu agar kau menjadi istriku" seru Sooji tidak terima dengan pernyataan Harin. "Mari menikah, dan tinggal di mansion ini" lanjutnya, kemudian mengambil kalung yang ada di tangan Harin dan memasangkannya di leher Harin.

Harin memeluk Sooji dengan erat, meskipun cara melamar Sooji tidak seperti kebanyakan orang yang begitu romantis, tapi Harin sangat senang karena akhirnya mereka akan bersama untuk selamanya.

Sooji memeluk Harin kembali, "Aku mencintaimu Harin".

"Aku juga mencintaimu Sooji"

Melepaskan pelukan nya, "Harin-ah.. aku ingin pernikahan kita dilaksanakan bulan depan, apa kau keberatan? atau kau memiliki saran lain, aku ingin kita saling mempertimbangkan kembali agar tidak ada keterpaksaan diantara kita, tidak apa-apa jika kau masih membutuhkan waktu, bagaimanapun kau baru saja bercerai belum lama ini" ucap Sooji.

"Aku baik-baik saja Sooji, aku akan selalu siap jika itu bersama mu, aku sangat senang jika kau ingin melakukannya bulan depan" Harin tersenyum senang.

Setelah mendengar persetujuan dari Harin, Sooji segera mencium bibir Harin lembut.

Membawa tubuh Harin untuk duduk dipangkuannya tanpa melepas tautan bibir mereka, tangan Sooji mulai mengelus pelan pinggang Harin, merasakan bibir manis Harin dengan sedikit rasa wine, ini sungguh memabukkan.

Sooji menggendong Harin masuk ke dalam kamar, membaringkan tubuh Harin diatas ranjang dengan lembut, kemudian kembali mencium bibir seksi Harin dengan gairah yang mulai membara.

THE BLACK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang