SEPULUH

131 19 3
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم

Jika tidak dengan Hanuza maka tidak dengan yang lain

_ Rayen samudera El-fatih_


Nuza sungguh terkesima dengan rapih nya kamar Ray, hanya saja Nuza tidak suka dengan warna cat nya yang bernuansa hitam putih, seperti tidak ada kehidupan. " Ray " panggil Nuza.

" kenapa Za, hm? " Tanya Ray sambil menatap Nuza.

" Kalo kita udah nikah nanti boleh gak nanti kamar nya serba pink, biar lucu, biar ada kehidupan juga, gak kaya kamar lo sekarang yang seraba hitam putih " Ujar Nuza dengan mata yang terus meneliti kamar Ray.

Ray tersenyum " Boleh Za, tapi dengan satu syarat " ucap Ray.

" Syarat nya apa? " Tanya Nuza.

" Panggil nya jangan lo gue, tapi aku kamu " ucap Ray.

" ouhh, oke gitu doang mah gue juga bisa, eh maksudnya aku " Ucap Nuza.
" Kaku gue kalo ngomong aku kamu " Gumam Nuza pelan namun masih mampu di dengar oleh Ray. " Gapapa, nanti juga terbiasa " ucap Ray.

Setelahnya Ray langsung memasukkan semua baju dan barang barang nya di dalam koper dengan Nuza yang ikut membantu.

Tringgg

Nuza menaruh terlebih dulu saat Handphone nya terdapat kan notifikasi dari Citra sahabat nya.

Citra kuu

Za gue sama Sisi pulang duluan yah, lumayan tar li balik nya di anterin calon suami . Last chat di gue jangan di bales.

Nuza membaca pesan dari sahabatnya itu, setelahnya ia memasukkan kembali handphone nya ke dalam sisi tas nya. " belum tentu juga gue pulang sama Ray, ah dasar si Citra " Nuza menghela napas nya.

" Kenapa? " Tanya Ray saat melihat Nuza terlihat tidak bersemangat.

" Ini sahabat aku ngabarin kalo mereka udah pulang duluan " ucap Nuza.

" Ya udah gapapa, nanti aku anterin kamu pulang " Aku, jadi duta shampo lain hahahahaha, canda weehh. aku, Nuza baru mendengar Ray berucap aku , biasanya selalu saya, kata yang terlalu formal.

" Udah selesai ? Apa masih ada barang lagi yang mau kamu bawa Ray? " Tanya Nuza.

" Udah gak ada Za, tinggal ini " Ucap Ray sambil menunjukkan sebuah bingkai foto yang terletak di atas nakas. Lalu Ray memasukkan foto itu ke dalam koper.

" Ray, kamu tinggal di mana? " Tanya Nuza.

" Soal itu kamu gak perlu khawatir Za " ucap Ray.

Nuza benar-benar merasa bersalah, karena dirinya Ray harus angkat kaki dari rumah ini, " Ray, aku minta maaf ya, gara-gara aku kamu harus pergi dari rumah ini " ucap Nuza.

" Aku gapapa kok Ray kalo kalo kamu nikah sama Laila, kamu terima aja perjodohan itu dengan itu kamu gak usah pergi dari ini dan jabatan kamu sebagai CEO gak jadi cabut "

Sweet Love Rayza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang