"Aku ingin pergi jauh dari sini, namun aku tidak bisa membunuh Lux. Pria tidak punya perasaan itu baru akan melepaskan ku kalau aku membunuhnya, dia tau betul aku tidak akan melakukannya!" Kristin berkata kesal.Georges tertawa kecil, wajah kesal Kristin sangat lucu dan menggemaskan.
"Sudahlah, lupakan Lux sialan itu. Mari kita minum sampai matahari terbit!" Kristin memberikan sebotol minuman pada Georges.
Georges tersenyum kecil, dia menenggak minuman yg diberikan Kristin."Langit malam ini sangat indah aku menyukai nya!" racau Kristin yg kembali menatap langit.
Georges melihat ke langit kemudian beralih menatap Kristin "langit malam ini memang sangat indah, tapi kau membuatnya tak bermakna!"
"Aku? Kenapa?" tanya Kristin dengan mata yg mulai berat.
"Karena keindahan mu mengalahkannya!" jawab Georges dengan nada tenang
Kristin tertawa geli dan menepuk pundak Georges "kau memang memiliki mulut yg manis!"
Malam ini berlalu dengan celotehan Kristin yg tak membahas tentang Lux lagi. Sementara Georges hanya mendengarkan clotehan Kristin sembari sesekali menanggapi dengan senyuman.
Botol terakhir milik Kristin habis, wanita itu benar-benar mabuk sekarang. Bahkan untuk sekedar kembali ke mansion saja di sudah lupa arahnya. Kristin berdiri, dia menolak Georges yg ingin membantu memapahnya, seolah dia kuat untuk berjalan sendiri.
"Hei, watch out Kristin!" Georges menarik pinggang Kristin, jika saja dia tidak meraih Kristin tepat waktu, maka Kristin pasti sudah berakhir di kolam.
Dibawah cahaya bulan wajah Kristin terlihat semakin cantik. Mata Georges tidak berkedip memandang wajah wanita di pelukannya. Tak bisa dijelaskan betapa dia mmuja keindahan Kristin."Bagaimana ini Kristin, aku semakin menyukai mu!" Georges terus mmandangi wajah Kristin hingga Kristin memaksa untuk berjalan lagi.
"Lux sialan!! Bajingan!" sepanjang jalan Kristin tak henti memaki Lux. Dia benar-benar kesal tapi tidak bisa meluapkannya dengan baik. Langkah Kristin semakin kacau hingga akhirnya Georges berinisiatif untuk menggendongnya.
Kristin tertidur di gendongan Georges, tangannya menjuntai di depan dada Georges dan dagunya menempel di bahu Georges. Beberapa detik kemudian Geroges merasakan sesuatu yg basah di lehernya "hei, air liur mu Kristin!" keluh Georges. Namun sesaat kemudian Geroges menyadari itu bukan air liur melainkan air mata Kristin. Isakan tertahan Kristin di dengar oleh Georges, membuat hatinya sakit.
"Bagaimana aku bisa bertahan dengan pria yg memiliki wanita lain dalam hidupnya? Aku hanya akan mati secara perlahan. Tidak aku tidak mau menjadi bodoh seperti itu!" Kristin terisak, air matanya mengalir semakin deras.
"jika kau sungguh tidak sanggup lagi, datang padaku, aku akan menjadi tempat berlindung mu." Georges tau akan sulit berhadapan dengan Lux untuk merebut Kristin, namun jika Kristin sendiri yg mendatanginnya maka dia akan menjaga Kristin dengan baik.
"Aku sangat bersyukur ada kau disini, setidaknya aku tidak benar-benar sendirian!" Kristin mendapat kehangatan dari Georges hingga dia benar-benar terlelap di punggung Georges.
Georges terus melangkah, menapaki tanah dibawah cahaya bulan menuju mansion. Setelah 20 menit perjalanan yg santai, dia akhirnya sampai di depan pintu mension. Lux sudah menunggu mereka di depan pintu utama, matanya terlihat sangat kelam saat menangkap sosok Georges yg menggendong Kristin.
"Malam Lux!" Georges menyapa Lux yg saat ini sangat jelas ingin menelannya hidup-hidup.
"Berikan dia padaku!" Lux tak membalas sapaan Georges
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate from the Island of God
Werewolf[21+ warning] mohon bijak dalam membaca Luxer Maddox the Alpha King Airport Seattle sore hari, dia menuju pintu keluar setelah mengantar sepupunya yang menjalankan misi ke pack di Eropa. Melewati pintu arrival anging berdesir, harum stroberi dan bat...