Di meja makan Lux dan Aera sedang sarapan, Namun mata Aera terus menatap banyak tanda merah di leher Lux yg dibuat Kristin tadi malam, yg sudah pasti dia sendiri tahu arti bekas merah itu.
Kristin menuruni tangga menatap meja makan, pemandangan disana membuatnya sangat muak.
Lux duduk di kursi yg biasanya, namun Aera duduk di kursi yg biasa di duduki Kristin.
Kristin tak mau ambil pusing, mungkin dulu kursi itu milik Aera. Jadi dia duduk jauh di ujung meja, jauh dari Lux dan Aera.
“boleh aku dapat menu lain?” Kristin berkata pada omega yg menyodorkan sepiring roti dengan bacon, sosis beserta telur untuknya.
“Baik Luna!” omega mengambil kembali piring tersebut. Aera melirik omega yg memanggil Kristin dengan sebutan Luna. Ternyata Kristin menangkap lirikan mata Aera di matanya. Kristin menyunggingkan bibir nya.
“tolong panaskan Soto yg beku di lemari pendingin!” Kristin kembali berkata pada omega
“tapi kita tidak punya nasi Luna, bisa tunggu kami memasaknya?” jawab omega tersebut
“aku akan makan dengan potato wedges!” Kristin mengambil piring yg berisi kentang panggang itu
Sedari tadi Lux terus menatap Kristin. Dia menyuap dan mengunyah makanan nya namun pandangan nya tak lepas dari Kristin.
“berhenti menatapku, Kau tidak akan kenyang hanya dengan menatapku!” Kristin kini membalas tatapan Lux
“Setelah sarapan aku akan mengajakmu pergi!” Jawab Lux
“hmn!” Kristin hanya membalas dengan deheman dan kembali makan dengan tenang.
Aera terasa seperti orang asing di meja makan itu, dia menatap leher kristin dengan tanda Lux disana. Dia merasa begitu iri karena dulu saat mereka bersama Lux belum menandainya, sebelum Lux menandai Aera insiden penyerangan penyihir itu terjadi dan membuat Aera mati Suri karena kekuatan penyihir itu.
*****
Felice mengetuk pintu kamar Kristin dan Masuk, lalu mengunci pintu dari dalam “ini barang yg anda minta Luna!” Fe menyerahkan kantong Plastik bertuliskan Apotek pada Kristin.
“terimakasih Fe, aku percaya padamu, Kau tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun termasuk Lux!” Kristin menerima kantong plastik yg berisi alat tes kehamilan.
“saya akan menjaga rahasia ini dengan nyawa saya Luna!” Felice berkata dengan yakin.
Kristin melangkah ke bathroom, 5 menit kemudian dia keluar dan menghampiri Felice. Menyerahkan Testpack dengan hasilnya.
Felice menerimanya dengan tangan gemetar, matanya berbinar menatap hasil tes “Luna..!” Felice bergumam menatap Kristin. Ekspresi wajah Kristin sulit diartikan.
Felice kembali menatap alat tes ditangannya, ada dua garis merah di sana. Kalian semua pasti tau apa artinya itu.
Felice kembali berkata “tapi Luna, tanpa kita katakan pun Alpha secepatnya akan mencium aroma bayinya di dalam tubuh anda!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate from the Island of God
Hombres Lobo[21+ warning] mohon bijak dalam membaca Luxer Maddox the Alpha King Airport Seattle sore hari, dia menuju pintu keluar setelah mengantar sepupunya yang menjalankan misi ke pack di Eropa. Melewati pintu arrival anging berdesir, harum stroberi dan bat...