BAB 37| Rencana Pelarian

21 2 0
                                    

Tiba di mension Lux menggendong Kristin dalam pelukan nya menuju Kamar mereka di lantai atas.
Felice membuka kan pintu kamar untuk meraka dan Lux melangkah masuk.
"Aku ada urusan sebentar, mungkin akan kembali malam nanti" Lux berkata seraya mengecup pucuk kepala Kristin.

"Jaga Luna dengan baik Fe. Pastika dia makan malam dengan baik!" Lux berkata pada Felice tanpa menoleh, dia terus memandang Kristin. Pandangannya sulit di artikan.

"Baik Alpha!" Felice berkata dengan singkat.

Lux tak bergeming dari samping Kristin.
Kakinya seperti dipaku dilantai, enggan untuk meninggalkan kamar itu.
Namun dia harus pergi, James menunggunya di kantor untuk menyelesaikan pekerjaan mendesak dari bisnisnya di Seattle. Bisnis nya di dunia manusia memang dijalankan oleh profesional, jadi hal-hal sangat penting dan mendesak lah yg harus ditangani oleh Lux sendiri.

Beberapa saat akhirnya Lux menguasai perasaan nya yg menderu, dia melangkah keluar kamar meninggalkan Kristin dan Felice.

Felice berjalan mendekati Kristin dan merapikan selimut di kaki Kristin "Luna, anda ingin menu apa untuk dinner?"

Kristin berfikir sejenak "aku ingin pasta dengan banyak daging!"

"Baik Luna, istirahat lah, saya akan menemani anda disini hingga Alpha Kembali!" Felice duduk di sofa kamar dengan buku bacaan ditangannya.
Sebelumnya dia telah memindlink omega untuk menyiapkan makan malam Kristin.

*****

Lux tersenyum melihat nampan dinner yg kosong, itu artinya Kristin makan dengan baik menghabiskan makanan nya. Kebetulan Lux tiba saat Kristin sudah selesai makan malam.

"Kau boleh pergi Fe, kembali lah besok pagi!" Lux berkata pada Felice.

"Baik Alpha!" Felice menjawab singkat.
Dia beralih menatap Kristin "saya permisi Luna!"

"Hmn!" Kristin menjawab dengan anggukan. Felice melangkah keluar kamar dengan nampan dinner ditangannya.

Lux melangkah ke walkin closet mulai melepas kancing kemeja lengan panjangnya, dia tak sabar membasuh dirinya dengan air hangat. Aktifitas hari ini sungguh menguras tenaga dan pikirannya. Dia harus ke Athena untuk mengurus masalah bisnis, namun Lux menunda karena kondisi Kristin dan beberapa urusan pack yg harus dia selesaikan sebelum kembali meninggalkan pack di tangan ayahnya.

Baru saja melempar kemeja ke bucket laundry Lux mendengar Kristin memanggilnya, dia segera kembali kedalam kamar. Dengan wajah meringis Kristin mengulurkan kedua tangannya pada Lux “Aku mau buang air kecil!”

Dengan sigap Lux membawa Kristin dalam gendongannya menuju toilet. Sebenarnya Kristin sudah bisa berjalan dengan baik, Aura penyembuh miliknya membuatnya pulih dengan cepat.

Namun dia sengaja bersikap manja, sepanjang jalan menuju toilet dia sengaja meraba dada Lux membuat gerakan bulat-bulat dengan jari telunjuk nya di dada kokoh itu.

Lux hanya bisa menahan nafas, memejamkan matanya merasakan gerakan Kristin. Berusaha menahan desiran dalam dirinya. Seorang werewolf jarang menyentuh pasangan mereka di masa kehamilan, itu untuk menghindari hal yg tidak diinginkan.

Sebenarnya dalam hati Kristin masih terasa perih karena keraguan Lux padanya, meski dalam pengaruh ramuan, bukankah ikatan mate itu sangat kuat? Kenapa Lux lebih mencintai mate palsu dari pada dirinya? Bahkan setelah Aera kembali dari tidur panjangnya, sikap Lux pada Kristin berubah.

Menahan kesedihan Kristin bergumam dalam hatinya “Lihat saja Lux! Kau akan menyesal telah meragukan ku, aku bahkan berjuang untuk mendapatkan cintamu seutuhnya dari awal. Tapi kau memperlakukan ku tidak adil, kau membuatku kecewa. Akan ku ciptakan kenangan yg tak pernah kau lupakan Lux, setelah itu aku akan pergi membawa semuanya. Baik itu bayi ini maupun rasa kecewa dan sakit yg kau berikan. Bukankah neraka paling mengerikan di dunia adalah penyesalan? Hiduplah dengan itu sepanjang hidup mu Lux” tak bisa Kristin bayangkan hidup tanpa pria yg sangat dia cintai, juga ayah dari anak-anaknya kelak, namun sepertinya itu yg terbaik.

Mate from the Island of GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang