Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?
Happy reading!
•••••
Entah apa yang ada dipikiran Selena saat menyetujui usulan Jisan untuk menonton di rumah pemuda itu saja, setelah kejadian di dapur tadi. Keduanya mencoba untuk terlihat biasa-biasa saja, berbeda dengan jantung mereka yang tidak berhenti ricuh. Selena sempat bertanya kenapa tidak menonton di rumahnya saja, tapi jawaban Jisan malah 'bahaya kalau cuma berdua'. Itulah kenapa Selena menyetujuinya.
Jisan menaiki tangga bersama Selena, tanpa menyadari Hera yang lewat di belakang mereka. Hera juga tidak menyadari kehadiran dua orang di tangga, netra wanita itu fokus ke arah pintu depan. Ia hendak menyusul putranya yang belum juga kembali sejak ia minta untuk memanggil Selena. Tidak tahu saja jika keduanya sudah berada di kediaman miliknya.
"Kok nggak ada, ya? Di rumah juga nggak ada. Apa iya mereka keluar? Tapi motor si abang ada di garasi, masa iya jalan kaki," monolog Hera saat tidak menemui siapapun di dalam rumah sang sahabat.
Hera memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan masuk ke dalam kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ia merasa tidak enak badan sejak pagi. Mungkin Jisan memang mengajak Selena keluar, pikirnya. Yang terpenting ia sudah mengirimkan pesan kepada putranya melalui ponsel, sebelum benar-benar memejamkan mata.
Kita biarkan wanita kesayangan Mahendra Basunjaya itu beristirahat dan kembali beralih ke sepasang muda-mudi tadi.
Selena dan Jisan sudah berada di lantai dua. Jisan menyuruh Selena untuk menunggu di ruangan yang waktu itu Selena temukan, sementara Jisan mengambil laptopnya di kamar. Jika kalian bertanya kenapa mereka tidak menonton dengan televisi saja, jawabannya karena Jisan berkata ia baru saja mengunduh satu film aksi yang belum ia tonton sama sekali.
"Nih, gue ke kamar mandi bentar ya. Lo cari aja dulu," ujar Jisan seraya menyerahkan laptop miliknya. Kemudian beranjak dari sana untuk menyelesaikan urusannya.
Selena mengangguk setelah menerima laptop milik Jisan. Ia pun menuruti perkataan pemuda itu. Mata dan jemarinya berselancar mencari film yang akan ia temukan. Namun, setelah tiga puluh menit menatap layar laptop itu ia belum juga menemukannya.
"Mana sih? Kok nggak ketemu. Jisan lama banget lagi," gumam Selena.
Hingga akhirnya netra Selena menangkap satu folder berjudul 'Jisan's private'.
"Apa di sini, ya? Tapi dikunci. Coba deh."
Beberapa kali angka acak Selena masukan, termasuk tanggal lahir Jisan yang untungnya masih ia ingat, tapi tidak terbuka juga.
"Masa tanggal lahir gue," ujar Selena, sembari memasukkan tanggal lahirnya. Netranya membola saat folder itu berhasil terbuka dan menampilkan lima video berdurasi panjang dengan thumbnail hitam. "Beneran tanggal lahir gue dong. Bucin juga si Jisan Jisan itu." Tanpa sadar Selena terkekeh.
"Nah, bener ini deh kayaknya. Durasinya juga sejam semua, tapi yang mana satu? Gue liat satu-satu deh."
Selena mengklik video yang berada di urutan pertama. Mengingat Jisan berkata bahwa pemuda itu baru mengunduhnya, kemungkinan benar film yang ia cari berada di urutan pertama.
Yang muncul pertama kali saat film itu dimulai adalah sepasang laki-laki dan perempuan yang sepertinya sedang menjalin hubungan. Keduanya terlihat sedang terlibat cekcok. Film itu menggunakan bahasa Inggris karena merupakan film barat. Selena sendiri tidak merasa kesulitan untuk memahami dialognya, karena sudah terbiasa dengan bahasa Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH PAHAM [JiChen Story]
FanfictionGimana jadinya kalau kalian harus menikah karena kesalahpahaman? Apa kiranya yang akan kalian lakukan? Sama halnya dengan mereka; Selena dan Jisan yang harus terikat karena kesalahpahaman. Namun, kesalahpahaman yang dialami mereka beda dari yang lai...