Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?
🔞🔞🔞(Karena ini WHAT IF, jadi ini mungkin alurnya nggak nyambung sama part-part sebelumnya.)
Kalau ada salah pengetikan tolong tandai di kolom komentar, ya.
Happy reading!
•••••
Selena mendudukkan tubuhnya di kursi yang tersedia di balkon kamar lama Jisan. Ia merasa sangat bosan. Jisan sedang berada di luar kota sejak satu bulan yang lalu. Selama satu bulan juga Selena tinggal di kediaman mertuanya dan orang tuanya. Selena tidak berani jika harus tinggal sendiri di kediamannya dan Jisan saat kandungannya mulai masuk bulan kelima. Orang tua mereka juga tidak setuju jika Selena harus ditinggal sendirian. Alhasil, ia hanya berpindah tempat dari rumah orang tuanya dan mertuanya saja.
"Bosen banget, ngapain ya?"
Karena merasa semakin bosan, Selena kembali masuk ke dalam kamar. Mencari hal menarik yang dapat ia lakukan. Tatapannya jatuh ke laptop milik Jisan yang memang pria itu tinggalkan di rumah, karena tidak ada urusan pekerjaan di dalamnya. Ia mengambil barang tersebut dan membawanya keluar dari kamar.
Selena berjalan ke arah ruangan tanpa pintu yang berada di hadapan kamar Jisan, dan meletakkan laptopnya di sana. Wanita itu berniat mengambil beberapa makanan dahulu di bawah.
Perlahan Selena menapakkan kakinya di setiap anak tangga hingga sampai di dapur. Rumah terasa sepi, karena Hera sedang tertidur di kamarnya. Tadi, mertuanya itu mengeluh sedang tidak enak badan.
Setelah selesai mengambil minum dan beberapa camilan yang sebagiannya adalah buah, Selena kembali naik ke lantai atas tempat kamar Jisan berada. Selena pikir kandungannya belum terlalu besar, tapi rasanya sudah sangat melelahkan naik-turun tangga.
"Segini aja udah cape. Sehat-sehat ya, dede..." monolog Selena seraya mengelus perutnya yang menyembul.
Selena meraih air minum yang ia bawa tadi dan menegaknya dengan beberapa kali tegukan. Sebelum menyalakan laptop, Selena mengirim pesan kepada Jisan, bertanya kapan suaminya itu pulang, dan dijawab jika Jisan akan pulang lusa.
Helaan napas keluar dari bibir mungil Selena. Semenjak mengandung, Selena merasa suasana hati dan tubuhnya menjadi lebih sensitif. Mungkin karena hormon ibu hamil juga. Namun, dalam keadaan Jisan yang jauh dari dirinya, cukup membuat Selena kesulitan. Wanita itu sudah sangat rindu dengan suaminya. Sering kali tubuhnya memberi tanda bahwa pemiliknya merindukan sentuhan setiap mengingat sang suami. Seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH PAHAM [JiChen Story]
FanfictionGimana jadinya kalau kalian harus menikah karena kesalahpahaman? Apa kiranya yang akan kalian lakukan? Sama halnya dengan mereka; Selena dan Jisan yang harus terikat karena kesalahpahaman. Namun, kesalahpahaman yang dialami mereka beda dari yang lai...