Jisan Rewel

693 37 19
                                    

Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?

Sebelum baca, pastiin kalian ada di tempat yang aman buat baca part ini :D
🔞

Happy reading!

•••••

Jisan memasuki restoran Jepang tempat ia bertemu dengan rekan kerja barunya. Pagi tadi yang menelepon dirinya adalah sekretaris pribadi dari rekannya tersebut. Jisan sendiri belum memiliki sekretaris, karena ia belum diresmikan sebagai penerus ayahnya. Belum diresmikan, tapi sudah menarik perhatian perusahaan lain untuk diajak bekerja sama. Jisan belum tahu siapa pemilik J Corp–perusahaan yang mengajaknya bekerja sama.

Setelah masuk ke dalam ruangan vip, Jisan melihat seorang pria duduk membelakanginya. Sepertinya Jisan datang terlambat.

"Selamat pagi, Pak. Maaf saya sedikit terlambat," ujar Jisan.

Jisan sedikit tersentak saat melihat wajah sosok pria itu yang ternyata baru saja ia kenali semalam.

"Jake? Ternyata lo."

Sang empunya nama tersenyum seraya berdiri dari duduknya. Mereka berpelukan ala laki-laki sebelum duduk berhadapan.

"Iya nih, sorry banget gue ganggu waktu lo yang mungkin lagi quality time sama istri," ujar Jake.

Jisan terkekeh maklum saat mendengarnya. "Lo nggak ganggu kok. Santai aja, Jake."

"Nggak, nggak. Pasti gue ganggu. Apalagi lo baru banget wedding kemarin."

'Udah tau ganggu, kenapa ngajak ketemuan sekarang?'

"Nggak papa, gue maklum kok," ujar Jisan. Tidak mungkin 'kan Jisan mengatakan isi hatinya yang sebenarnya.

"Thanks kalau gitu. Sebenarnya alasan gue ajak ketemuan lo sekarang karena takut keduluan sama orang lain, secara perusahaan lo termasuk perusahaan yang besar juga," tutur Jake.

"Sekarang masih perusahaan daddy gue sih." Jisan tersenyum canggung karena pembahasan mereka yang berputar-putar.

"Ya, tapi pasti nanti jatuh ke tangan lo juga 'kan?"

"Ya, iya sih."

"Selena beruntung banget dapetin lo," kata Jake tiba-tiba.

Dahi Jisan mengerut saat merasa bingung karena topik pembicaraan yang dibawa Jake malah menjurus ke istrinya, meskipun pada akhirnya ia tetap mengangguk mengiyakan.

"Gue juga ngerasa beruntung dapetin Selena," ujar Jisan.

"Btw, kalian ketemu di mana?" tanya Jake.

Jisan berusaha mengontrol ekspresinya di hadapan Jake, saat pemuda itu semakin menanyakan hal di luar pekerjaan. Ia tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan itu untuk menghargai Jake.

"Kebetulan gue udah temenan dari kecil sama Selena," jawab Jisan.

Jake mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian pemuda itu melayangkan tatapan remeh ke arah Jisan.

"Gue kira kalian ketemu di Australia. Cinlok di sana, terus pulang ke Indonesia buat nikah."

Jisan hanya menanggapi perkataan Jake dengan senyuman. Entah kenapa, jauh di lubuk hatinya ia tidak menyukai pemuda itu. Seperti ada hal yang membuat ia harus siaga akan sesuatu.

SALAH PAHAM [JiChen Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang