Mbak Manisha

465 39 11
                                    

Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?

Kalau ada salah pengetikan tolong tandai di kolom komentar, ya.

Happy reading!

•••••

Seminggu berlalu sejak pernikahan Jisan dan Selena. Kehidupan mereka berjalan dengan baik, walaupun perlu banyak penyesuaian. Namun, berkat orang tua mereka semua terasa lebih mudah dijalani. Meski begitu, bukan berarti orang tua mereka selalu ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka. Hanya saja orang tua mereka memberikan jawaban jika anak-anaknya bertanya perihal yang belum diketahui. Minggu depan mereka akan pergi ke Korea untuk berbulan madu. Awalnya mereka berdua menolak, tapi karena desakan Hera pada akhirnya mereka hanya bisa menurut.

Hari ini mereka kedatangan tamu yang sebenarnya masih anggota keluarga Hera juga, yaitu anak dari mendiang kakaknya Hera. Yang mana artinya wanita bernama Manisha itu adalah kakak sepupunya Jisan.

Selena dengar Manisha sudah menikah dan memiliki seorang anak berusia 1 setengah tahun. Selena yang memang pada dasarnya menyukai anak kecil tidak sabar untuk menemui anak dari Manisha itu. Akan tetapi, Jisan terus saja menahannya di dalam kamar.

"Di sini aja kenapa sih, yang..."

"Ya masa ada tamu kita di kamar aja. Apalagi ini sepupu kamu sendiri loh, Ji," ujar Selena.

Jisan menunjukkan raut merengut sembari mengeratkan pelukannya di pinggang Selena.

"Ayo ih!" ajak Selena.

"Yang..."

"Ya udah aku keluar sendiri aja." Selena berusaha melepaskan lengan suaminya yang sejak tadi memeluknya erat.

"Iya, iya, ya udah ayo."

Jisan akhirnya berdiri, masih dengan tampang merengutnya. Selena yang melihat itu pun menarik pelan kedua ujung bibir Jisan ke sisi masing-masing.

"Senyumm..." Lantas ia berjalan keluar kamar dengan menggandeng tangan Jisan.

Sayup-sayup terdengar suara orang mengobrol saat mereka sedang menuruni tangga. Senyuman di wajah Selena tidak pudar sama sekali, membuat Jisan yang yang melihat wajah antusias sang istri ikut tersenyum tipis.

"Eh!" pekik Selena saat mereka sudah berada di lantai satu. Wanita itu menoleh ke bawah, melihat seonggok buntelan daging yang kini terduduk karena menabrak kakinya tadi.

"Alan, jangan lari-lari sayang..."

"Bu bu bu bu!" celoteh balita bernama Alan itu.

Selena terkekeh gemas melihat tubuh mungil itu memantul saat pemiliknya bergerak-gerak antusias. Ia pun melepaskan gandengannya dengan Jisan dan membawa makhluk menggemaskan itu ke dalam gendongannya.

"Bu bu bu... bu!" Balita terus berceloteh dengan tangan menepuk-nepuk dada Selena.

Jisan menggiring keduanya untuk duduk di sofa, bergabung bersama yang lain.

"Apa kabar, Ji?" tanya Alif, suami dari Manisha.

"Baik," jawab Jisan sekenanya.

Selena mengerutkan dahinya saat mendengar nada bicara Jisan yang sangat berbeda.

"Alhamdulillah, kalau gitu. Ngomong-ngomong maaf waktu pernikahan kalian kami nggak bisa dateng."

"Nggak papa, udah denger juga dari Mami," jawab Jisan.

SALAH PAHAM [JiChen Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang