Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?
Happy reading!
•••••
Selang dua Minggu sejak Jisan pergi ke Bandung, Selena masih jarang keluar kamar. Gadis itu malah semakin terlihat murung. Selama dua Minggu itupun ia hanya akan makan saat diingatkan, sisanya mengurung diri di dalam kamar. Tadinya ia berencana untuk mencari pekerjaan agar lupa sejenak dengan kegalauannya, tapi sang ayah melarang. Katanya, ia harus membicarakan hal itu terlebih dahulu dengan Jisan, karena bagaimanapun ia akan menjadi tanggung jawab pemuda itu. Walaupun Selena tahu memang seharusnya begitu, tetap saja ia merajuk dan menyebabkan ia semakin malas keluar kamar.
Sudah banyak bujuk rayu yang Noah lontarkan kepada putri sulungnya, tapi tidak ada satupun yang membuahkan hasil. Saat ditanya apa yang anaknya inginkan, Selena hanya menyebut nama Jisan.
Dasar budak cinta. Benar-benar titisan Noah. Renata sampai menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia seperti melihat duplikat sang suami dalam wujud perempuan.
"Huek... huek..."
Renata yang hendak mengantarkan sarapan ke kamar Selena mengerutkan dahinya saat mendengar suara seperti orang sedang muntah-muntah dari dalam kamar sang anak.
Entah kenapa pikirannya berputar mundur pada kejadian beberapa Minggu lalu. Banyak dugaan-dugaan di kepalanya yang mulai bermunculan. Dengan jantung yang mulai berpacu, Renata akhirnya membuka knop pintu kamar Selena. Ia tidak menemukan sang anak di atas ranjang.
Setelah meletakkan nampan di atas meja, Renata berjalan ke arah kamar mandi karena suara yang ia dengar berasal dari sana.
"Kak? Kamu kenapa?" tanya Renata dari luar kamar mandi.
"Huekk..."
Renata semakin merasa khawatir karena hanya suara orang muntah yang ia dengar. Ia mencoba membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci.
Renata berjalan cepat ke arah Selena yang masih memuntahkan isi perutnya. Ia menahan rambut panjang Selena agar tidak terkena muntahan gadis itu.
"Udah?" tanya Renata saat melihat Selena berhenti memuntahkan isi perutnya.
Selena hanya mengangguk dan beralih memeluk tubuh mungil sang ibu.
"Pusing Ma..."
Renata mengusap peluh yang bercucuran di dahi Selena. Wanita itu hendak membawa sang anak kembali ke tempat tidur, sebelum akhirnya berteriak panik karena tiba-tiba saja Selena jatuh pingsan.
"Mas Noah! Rio! Tolongin Lena!"
Renata jatuh terduduk dengan Selena yang masih berada di dalam pelukannya karena tidak kuat menahan tubuh lemas Selena. "Lena bangun!" Ia menepuk-nepuk pipi Selena berharap anak gadisnya akan bangun.
"Mas!"
"Kenapa, Dek?!" tanya Noah yang baru datang bersama Rio dengan raut paniknya yang bertambah panik melihat putri sulungnya tidak sadarkan diri.
"Tolongin Lena Mas," ujar Renata di tengah isakannya.
Noah dengan segera mengangkat tubuh Selena dan membawanya ke ranjang gadis itu. Rio juga membantu sang ibu berdiri dan mengikuti langkah sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH PAHAM [JiChen Story]
FanfictionGimana jadinya kalau kalian harus menikah karena kesalahpahaman? Apa kiranya yang akan kalian lakukan? Sama halnya dengan mereka; Selena dan Jisan yang harus terikat karena kesalahpahaman. Namun, kesalahpahaman yang dialami mereka beda dari yang lai...