Lembaran Baru [END]

580 36 12
                                    











































Makin sepi aja ya :)
Iya, kita udah di penghujung nih pembaca























Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?
🔞🔞🔞

Kalau ada salah pengetikan tolong tandai di kolom komentar, ya.

Happy reading!

•••••

Hari ini adalah hari Selena keluar dari rumah sakit. Setelah satu bulan terakhir harus dirawat inap karena kondisinya yang jauh dari kata baik. Selena sudah sangat merindukan Alan, ia sangat ingin bertemu dengan putra kecilnya itu.

"Nggak ada yang ketinggalan, 'kan?"

"Nggak ada kok, udah semua."

"Sebentar, ya..."

Selena yang sedang duduk di atas ranjang pasien itu memperhatikan Jisan yang berjalan keluar kamar inap. Tidak lama, pria itu kembali seraya membawa kursi roda.

"Kamu buat apa ambil kursi roda?" tanya Selena.

"Buat kamu lah, masa buat aku."

"Aku masih bisa jal-eh! Jisan!" pekik Selena, saat Jisan mengangkat tubuhnya dengan tiba-tiba.

"Udah, nurut aja sayang. Katanya mau pulang," ujar Jisan.

Setelah meletakkan Selena di atas kursi roda, Jisan mengambil tas berisi keperluan Selena selama di rumah sakit, dan mendorong kursi roda yang diduduki oleh istrinya keluar kamar.

"Aku kangen banget sama Alan."

Jisan menggenggam tangan kanan Selena menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya digunakan untuk mengendalikan setir mobil.

"Habis ini 'kan ketemu sayang," ujar Jisan.

"Iya, aku nggak sabar."

Jisan tersenyum gemas seraya mengecup punggung tangan Selena yang berada di genggamannya.

Perjalanan mereka terasa sedikit lebih lama, sampai-sampai Selena tertidur di kursinya. Selena juga tidak menyadari jika mobil yang dikendarai Jisan bukan menuju rumah orang tua mereka.

Jisan menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang ukurannya lebih kecil dari rumah orang tua mereka. Tepat seminggu yang lalu, Jisan melunasi pembayaran rumah yang memang rencananya akan ia beli setelah dibicarakan dengan Selena. Akan tetapi, karena adanya kejadian yang tidak diinginkan beberapa waktu lalu, Jisan mempercepat prosesnya tanpa diketahui Selena. Doakan saja, Selena tidak marah kepada Jisan karena suaminya itu membeli rumah tanpa berdiskusi terlebih dahulu. Berkat bantuan dari orang tua mereka juga, rumah mereka sudah siap untuk ditinggali. Ada berbagai jenis tanaman di pekarangan rumah mereka atas inisiatif Renata, membuat rumah yang tidak terlalu besar itu semakin asri dan nyaman ditempati.

Mungkin Selena jarang menunjukkan sisi traumanya, tapi karena itu pula justru Jisan semakin takut dengan kondisi kesehatan Selena secara mental ataupun fisik. Jisan takut, jika ia membawa Selena untuk pulang ke rumah orang tuanya, itu bisa memicu bayang-bayang kejadian waktu lalu muncul kembali. Jisan ingin Selena fokus dengan kesehatannya saat ini.

SALAH PAHAM [JiChen Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang