Abang

633 40 9
                                    

















































Ada yang nungguin buku ini nggak, sih?

Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?

Sebelum baca, pastiin kalian ada di tempat yang aman buat baca part ini :D
🔞

Happy reading!

•••••

Setelah kejadian memalukan tadi, kini keduanya sudah berpelukan di atas kasur. Selena juga sudah mengganti pakaiannya dengan piyama bergaya gaun selutut, dan lengannya dibuat panjang. Sangat menggemaskan.

Selena mendongak untuk melihat wajah Jisan yang kini sudah memejamkan mata, tapi ia tebak suaminya itu belum memasuki alam mimpi. Karena tangan pemuda itu yang masih aktif mengelus rambut panjangnya.

"Tidur sayang."

"Nggak bisa tidur," cicit Selena.

Jisan membuka kedua netranya dan menunduk guna menatap wajah cantik sang istri. "Kenapa?"

"Nggak tau aku juga." Selena tidak bisa menyelami alam mimpi jika pikirannya masih asik bergelut.

Mendadak ia merasa bersalah kepada Jisan, bukankah seharusnya malam ini adalah waktu yang tepat untuk ia melakukan tugas pertamanya sebagai seorang istri?

Jisan pun merasakan hal yang sama, ia tidak bisa tidur karena hasrat yang ia tahan sejak kata sah melabeli keduanya. Namun, ia tidak akan memaksa jika memang Selena belum siap.

"Ji."

"Hm?"

"Aku lupa deh, sejak kapan kamu dipanggil abang?" tanya Selena.

"Dari SD aku udah dipanggil abang kok, mungkin kamu nggak sadar aja."

Selena menatap Jisan bingung. "Alasannya?"

"Mau aku ceritain?"

Jisan tersenyum saat melihat Selena mengangguk. Ia kembali mengelus rambut sang istri sembari bercerita.

"Mami sempet hamil adik aku, tapi keguguran."

"Jadi kamu bukan anak tunggal aslinya?" tanya Selena.

"Iya, aku sama kayak kamu, punya adik juga," jawab Jisan.

"Terus kenapa kalau aku panggil kamu abang pasti kamu salting?"

Jisan menampilkan cengirannya dengan tangan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

SALAH PAHAM [JiChen Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang