Anugerah

414 38 3
                                    

Sebelum lanjut, aku mau ngingetin lagi ya kalau buku ini berisi konten dewasa. Bukan cuma menyangkut sexualitas, tapi juga kata kasar dan sebagainya. Jadi, buat yang merasa nggak sesuai nih sama kalian. Bisa stop di sini, okay?

Kalau ada salah pengetikan tolong tandai di kolom komentar, ya.

Happy reading!

•••••

Selena terbangun karena perutnya yang terasa begitu kencang. Sebelumnya, Selena tidak pernah mengalami hal seperti ini setelah berhubungan dengan Jisan. Apa karena mereka terlalu bersemangat semalam?

Wanita sagitarius itu meringis saat perutnya terasa seperti diaduk-aduk juga. Dengan perlahan Selena mencoba untuk melepaskan rengkuhan Jisan dan mendudukkan tubuhnya. Kini baru pukul 6 pagi, ia baru tidur selama dua jam dan harus terbangun karena perutnya terasa aneh.

Tiba-tiba saja rasa mual menyerang saat Selena sudah berhasil mendudukkan tubuhnya. Ia meraih baju mandi yang tergeletak di lantai, lantas segera beranjak ke kamar mandi setelah memakainya.

"Huekk... huekk..."

Jisan mengerutkan dahinya dengan mata yang masih terpejam saat mendengar suara orang sedang muntah. Netranya setengah terbuka, dan tidak mendapati Selena di sisinya.

Pria itu bangkit dari posisi rebahannya untuk memakai celana dan menyusul sang istri yang ia yakini berada di dalam kamar mandi.

"Sayang?" panggil Jisan.

Tidak ada jawaban dari Selena karena wanita itu masih sibuk mengeluarkan isi perutnya, walaupun kenyataannya yang keluar hanyalah air.

"Kamu sakit?" tanya Jisan, saat pria itu sudah berada di belakang tubuh Selena untuk memeluk tubuh wanita itu.

Selena yang merasa lemas pun menyandarkan tubuhnya di dada bidang Jisan. Matanya terpejam, menikmati elusan di perutnya yang Jisan berikan.

"Kayaknya cuma gara-gara aku nggak makan semalem," ujar Selena pelan.

"Maaf ya, sayang. Gara-gara aku, kamu jadi ngelewatin jam makan..."

Selena mendongak untuk menatap wajah tampan Jisan. Wanita itu tersenyum seraya mengelus pelan rahang suaminya.

"Bukan salah kamu. Aku juga bandel, nggak nurut waktu kamu bilang makan duluan aja."

Jisan mengecup seluruh permukaan Selena yang masih mendongak ke arahnya. "Masih mual?"

"Nggak begitu. Udah berkurang mualnya karena dielus kamu," jelas Selena.

"Sekalian mandi ya, biar kamu bisa langsung sarapan nanti."

Selena menganggukkan kepalanya dan membiarkan Jisan membawa tubuhnya ke dalam bathtub yang sudah diisi air hangat setelah melepas baju mandinya. Pria itu ikut duduk di belakang tubuh Selena.

Jisan menyuruh Selena untuk tidur saja jika masih mengantuk, jadilah Jisan yang membersihkan tubuh istrinya itu. Setelah selesai, Jisan menggendong tubuh istrinya kembali ke dalam kamar. Ia juga memakaikan pakaian ke tubuhnya sendiri dan tubuh Selena.

Jisan meletakkan Selena di atas sofa, sementara ia mengganti sprei yang kotor dengan yang baru. Atensi Jisan teralihkan oleh noda kecoklatan yang ada di sprei tersebut.

"Kayaknya gue terlalu brutal semalem, tapi ini kayak bukan darah," monolog Jisan.

Tanpa berpikir lanjut, dengan cepat Jisan mengganti sprei mereka dan meletakkan Selena yang masih tertidur di atas ranjang. Ia menyempatkan diri untuk mengecup dahi wanitanya sebelum beranjak ke dapur untuk membuat sarapan.

SALAH PAHAM [JiChen Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang