06

794 41 0
                                    

Arga mengulum senyumnya melihat punggung Anca yang tengah memilih-milih. Baru kali ini Anca mau merangkulnya lebih dulu padahal biasanya gadis itu memilih untuk berjalan duluan di depan Arga. Sudah ada beberapa barang di keranjang yang ia bawa. Matanya mengelilingi area miniso dan tatapannya jatuh kepada area boneka yang terlihat begitu nyaman untuk dipeluk. Alga menepuk bahu Anca. "Coklat, hitam, atau putih?"

"Apa itu?"

"Pilih aja, cepet."

"Coklat bagus, putih bersih, hitam boleh juga, suka semuanya."

Arga terkekeh dan ia mengacak rambut Anca. "Lo pilih-pilih dulu, gue mau toilet."

Anca hanya mengangguk dan menjawab, "Oke." Gadis itu kembali memilih-milih di depannya tidak memperdulikan Arga yang pergi ke area boneka bukan toilet.

"Gemes banget kayak yang gue kasih," gumam Arga sambil tersenyum gemas melihat boneka-boneka di depannya. Ia mengambil satu-satu dari tiga jenis boneka itu.

Arga membawa ketiga boneka itu di pelukannya dan berjalan menuju kasir, sengaja lewat di belakang Anca agar gadis itu tidak melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arga membawa ketiga boneka itu di pelukannya dan berjalan menuju kasir, sengaja lewat di belakang Anca agar gadis itu tidak melihatnya. Meletakannya di meja kasir dan terlihat mbak kasir di depannya terdiam sebentar. "Ini aja mbak."

"Baik kak, harga satuannya Rp. 219.800 rupiah dan semuanya dalam kondisi bersih dan tidak ada yang cacat. Untuk totalnya menjadi Rp. 659.400 rupiah."

Arga menyerahkan kartu ATM miliknya. "Mbak saya titip itu dulu sebentar, masih nungguin pacar saya yang milih di sana. Kalau dia udah bayar, nanti tolong kasih aja sekalian ya." Arga mengulum bibirnya mendengar alasannya tadi. Pacar? Status itu mungkin masih lama akan tersemat kepada Anca.

"Baik, terima kasih kak."

Arga tidak lupa menarik kartu ATM dahulu lalu berjalan dengan santai ke arah Anca yang sekarang sedang memilih parfum. "Belum?"

"Enakan ini atau ini?" Anca menyodorkan kedua pergelangan tangannya kepada Arga.

Arga menunduk dan menghirup aromanya. "Kanan."

"Kenapa?"

"Wanginya nandain lo banget."

Anca mengangguk, ia mengambil satu parfum yang wanginya di pilih Arga tadi. Matanya kembali melihat-lihat sekitarnya dan ia berbinar saat melihat deretan boneka yang lucu. "Gemes," gumam Anca pelan.

Arga menatap Anca sambil tangannya kembali mengambil alih keranjang belanjaan Anca. "Gemes yang mana?" Arga mengikuti arah pandang Anca dan ia tersenyum, ternyata pilihannya tidak salah. "Mau?"

"Enggak, enggak. Udah yok, gue kalap di sini nanti."

Arga mengangguk, ia mengikuti langkah Anca ke kasir. Saat Arga membantu mengeluarkan barang-barang dari keranjangnya, Anca dengan cepat mengambil kartu ATM miliknya, tidak enak ia dibayarkan Arga terus-menerus.

ANCAARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang