Ujian kelulusan mereka sudah selesai, Akhirnya mereka Lulus dan akan menjadi mahasiswa. Hubungan Anca dan Arga sudah berjalan 6 bulan. Pengganggu Abi sudah tidak pernah muncul di hadapan mereka sejak kejadian lelaki itu yang di marahi papi Anca. Tidak ada masalah serius dan itu malah membuat Anca malah sedikit takut. Bagaimana bisa hubungannya mulus tanpa hambatan bahkan tidak pernah ada pertengkaran di antara mereka. Duo bucin yang biasa di sebut keluarga mereka kepada mereka, karena memang hanya kebucinan yang ada di antara mereka sejak berganti status menjadi kekasih.
Ini gila, gila! Gadisnya kenapa bisa begitu memukau untuk malam ini! Arga rasanya ingin mengunci Anca hanya di dalam kamar kalau seperti ini. Jiwa posesifnya seketika muncul karena gadisnya begitu cantik dan seksi secara bersamaan.
"Nanti kemasukan lalat mulutnya, Ar."
"Gila."
"Iya, gue tau lo gila."
Arga berdecak, ia menatap Anca kembali dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak henti-hentinya ia mengagumi gadisnya yang begitu wow. "Lo kalau kita nikah gimana ya cantiknya? Iler gue bakalan sampai kayak air terjun kali ya karena liat lo begitu cantik?"
"Mungkin." Melihat Arga tengah celingak-celinguk membuat Anca menepuk lengan pemuda itu. "Kenapa?"
"Pengen ngelunturin sedikit warna lipstik lo."
"Hmm?"
"Tapi terlalu bahaya ya di sini?"
"Apanya? Lipstik gue kenapa emang? Lo mau ngapain? Bentar, gue ce-"
Arga menahan Anca yang akan membuka pintu kamar kembali. "Udah, udah cantik, udah perfect banget."
"Terus kenapa?"
"Nanti aja, ayo pergi dulu." Anca mengangguk, ia berjalan mendahului Arga.
Arga menganga lagi! Bibirnya seketika terbuka saat melihat punggung halus Anca terpampang nyata di depan sana. Bagaimana bisa calon mama mertuanya membelikan baju yang begitu membuat Arga gila seperti ini? Dan bagaimana juga calon mertuanya membuat anak secantik dan semenawan Anca? Harus pakai doa dulu atau memakai gaya apa gitu kali ya?
Arga menggigit bibir bawahnya, sepertinya malam ini ia akan ... menggila.
----------------------------
Promnight sekolah sepertinya sangat lekat bagi murid-murid SMA yang akan meninggalkan sekolah itu. Begitu pula dengan ruangan yang sudah dipenuhi murid berbagai jurusan itu. Dua remaja yang baru saja datang langsung disambut banyak pasang mata karena mereka terlalu indah untuk dikatakan couple goals angkatan tahun ini.
"Udah gue bilang, lo terlalu cantik malam ini, tomat."
"Biarin."
Arga berdecak, ia ingin melepaskan jas nya dan menutupi punggung Anca yang terbuka itu. Mata pemuda lain juga seperti ingin ia colok karena melihat gadis miliknya. Tadi sempat ada pemikiran bagaimana kalau ia memberikan tanda di punggung indah Anca agar semua tau bahwa Anca hanya miliknya. Tetapi, saat ia memikirkan lebih jauh, Anca akan di cap sebagai gadis tidak benar oleh orang-orang apabila melihat 'tanda' di punggung indahnya. Ah iya, soal ia akan melunturkan lipstik Anca tadi, itu belum jadi, mungkin nanti saat perjalanan pulang karena Arga sendiri tidak berani menjamin dandanan gadisnya tidak akan berantakan.
Arga menatap Anca saat merasakan lengan jas nya ditarik-tarik. "Kenapa?"
"Mau pipis."
"Tadi kok gak kebelet?"
Anca menggeleng. "Kebelet nya baru dateng, tadi kena macet di jalan."
Arga mencubit pipi Anca. "Bisa aja. Gue anter?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ANCAARGA
Любовные романыsaling percaya dan melengkapi satu sama lain itu yang selalu dilakukan mereka berdua langsung baca aja yaa!! Inget ini cuma fiksi be wise temen temen