15

700 46 2
                                    

Anca menatap lelaki di depannya yang tengah tersenyum lebar. Sepupu Arga yang satu ini sepertinya benar-benar mengganggunya. Anca menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya kepada lelaki yang ada di dalam mobil itu.

"Jutek amat, neng."

"Apa?"

"Pulang sama gue ya, Arga kan gak masuk."

Anca menghela nafas panjang, kekasihnya sedang demam jadinya tidak masuk sekolah. "Gak."

"Gue juga mau ke rumah Arga, bareng aja."

"Gak, udah ada yang jemput."

"Gak kasian lo sama gue yang udah nunggu dari tadi?"

"Gak ada yang nyuruh." Anca menatap kanan-kiri, supirnya ke mana? Padahal Anca sudah menelponnya lima belas menit yang lalu.

"Lama kan? Sama gue aja bilang sama supir lo kalau gak jadi jemput. Arah kita juga sama."

Anca tidak memperdulikan itu. Ia memilih menunduk dan mengirim pesan kepada Arga.

Anca
Sepupu lo ngeselin

Tidak membutuhkan waktu lama, pesan itu langsung di balas Arga dan membuat hati Anca sedikit menghangat.

Alga
Pergi aja dari situ, cantik

Anca berjalan menjauhi mobil Abi tetapi yang ada lelaki itu malah mengejarnya dan berteriak hingga beberapa murid yang masih belum di jemput memperhatikannya.

Anca
Bilangin sm dia, gue gak suka

Tidak ada jawaban, ternyata kekasihnya menelepon dan langsung Anca angkat.

"Gue udah bilang padahal."

"Ckk, gue gak suka gini, Ar."

"Anca! Mau ke mana? Bareng aja!"

"Denger lo? Gue udah nolak."

"Kasih HP lo sama dia."

Anca berhenti dan lelaki itu ikut berhenti. Anca menyerahkan ponselnya. "Arga."

"Halo, kembaran!"

"Jangan deketin dia, udah gue bilang kan bang, dia punya gue."

"Gue gak deketin, gue cuma berniat baik mau barengin dia. Dia kan ke rumah lo."

"Dari mana lo tau kalau dia mau ke rumah gue?"

"Gue tau lo sakit dari mbak, ya gue pastiin dia gak ada yang jemput pulang dan mau ke rumah lo."

"Balik aja lo, jangan deketin dia. Bentar lagi supir dia bakalan ada."

"Kalau dia di ganggu gi-"

"Dia udah tiga tahun sekolah di situ, pasti tau jalan rawan. Lagi pula ada pak satpam gak mungkin."

"Tapi kan Ga-"

Anca menarik ponselnya dari telinga Abi saat melihat mobil papi nya berhenti di depannya. Tetapi ponselnya tidak dilepaskan lelaki itu.

"Kembalikan ponsel putri saya."

Abi menoleh mendengar itu. Ia meneguk ludah kasar saat melihat lelaki berperawakan tinggi dan bersetelan jas rapi.

Anca hanya memutar bola matanya malas sambil menutupi wajahnya dengan tangan. Ia benar-benar malas berhubungan dengan para pengganggu seperti Abi begitu.

"Siapa?"

Abi memberikan ponsel Queen dahulu sebelum mengangguk sopan. "Saya Abi, sepupu Ganta om. Tadi niatnya ajak bareng Anca karena satu arah mau ke rumah Ganta. Ga-"

ANCAARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang