19

651 45 0
                                    

"Argantara!" teriak Anca kaget melihat Arga yang keluar dari kamar mandi hanya dengan celana dalamnya.

Mata Arga membulat, ia langsung berlari ke dalam kamar mandi lagi. Memakai handuknya dan keluar. Wajahnya memanas. "Caca... kapan lo datangnya sih?"

Anca yang masih menutup wajahnya dengan tangan menjawab, "Dari tadi, kayaknya lo baru aja mandi gue datang."

"Gue kaget, tomat!"

"Gue lebih kaget, kambing! Untung lo masih sempakan ya, setan!"

Arga mengangguk. "Biasanya gue keluar gak pake apa-apa, ini tumben gue pengen sempakan, ternyata ada lo."

"Anj-"

"Cantik ...."

Anca menurunkan tangannya dengan kesal. "Lo sih, gue kaget, mata gue nih."

"Emang nampak bentuknya?"

"Nampak lah! Ehh-"

Arga tersenyum mesum. "Gimana bentuknya?"

"Arga kambing! Pakai baju sana lo! Temenin gue ke gramed."

Arga menggosok rambutnya menggunakan handuk kecil yang tadi ia kalung kan di leher. "Kok gak chat aja? Gue kan bisa jemput lo."

"Gue pengen kasih suprise gitu loh tiba-tiba ada di rumah lo, ehh ternyata gue yang di kasih suprise liat pemandangan yang seperti itu."

Arga berjalan menuju Anca yang duduk di pinggir kasur, ia menyentil pelan dahi Anca. "Makanya gak usah aneh-aneh."

Anca menepuk perut Arga yang terpampang di depannya. Tidak begitu berbentuk sebenarnya, tapi Anca suka. "Cepet ganti baju!"

"Liatin aja dulu nih, lo suka kan?"

"Dasar dukun!"

Arga terkekeh, ia mengacak rambut Anca. "Yang penting tebakan gue selalu bener."

"Pengen ...."

"Pengan apa, cantik?"

Anca menggeleng. "Enggak."

"Pengen megang? Pegang aja."

Jemari Anca dengan perlahan menyentuh garis perut Arga. Ia meneguk ludahnya, tetapi matanya malah nakal. Matanya malah melirik ke bawah terus!

"Perut aja, jangan yang lain. Mata lo ke mana-mana."

Anca meninju perut Arga. "Diam! Sana pakai baju."

Arga mengecup pipi Queen. "Sebentar ya, sayang."

"Hmm."

Anca memegangi dadanya saat Arga sudah menghilang di balik walk in closed pemuda itu. Ia masih ingat bagaimana tonjolan milik Arga terlihat dan bentuknya sepertinya panjang. Calvin Klein berwarna hitam yang ketat membungkus batang Arga. Sadarkan Queen! Tolong!

"Gue remes kayaknya enak," gumaman itu terlontar begitu saja.

"Apanya yang di remes, cantik?"

Anca mengerucutkan bibirnya, sepertinya hobi Arga hari ini mengejutkannya. "Kepo."

"Udah main rahasiaan sama gue," ucap Arga sambil mencolek hidung Anca.

Anca menggigit jari Arga. "Tuh rasain."

"Kenapa? Salah gue apa tiba-tiba lo gigit?"

"Banyak. Dah gak mood ke gramed jadinya."

Arga terkekeh. "Mood nya berduaan sama gue kan?"

Anca mendongak, menatap Arga yang berdiri di depannya. "Kayaknya lama banget lo gak kiss gue."

Arga terkejut, ia kemudian berjongkok di depan Anca. "Kiss? Tadi baru kiss."

ANCAARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang