12

609 40 3
                                    

setelah 2 hari menghabiskan liburan dirumah dirumah Oma, hari ini hari Senin saat nya untuk kembali sekolah dan Anca diantar papi ke sekolah.

"Anca masuk dulu, papi hati hati dijalan." ucapnya dengan meraih tangan papi untuk Salim.

"Belajar yang rajin, nanti papi jemput"

"Oke Pi, bye!"

"Bye sayang."

Anca berjalan sambil memainkan ponsel melalui coridor dan tiba-tiba.

Braakkkk

"Oh sorry sorry lo gpp kan?"

"Gpp kok, sorry ya gue main hp jadi engga fokus."

"Sorry harus nya gue lebih hati hati"

"Lo anak baru ya? Kok gue engga pernah liat"

"Iya ini lagi nyari ruang kepala sekolah"

"Lo tinggal lurus aja, pertigaan belok kanan." ucap Anca memberi taunya "Gue duluan."

--------------------------

"Hallo cantik!" ucap Arga dan langsung memeluk Anca.

"Ar! ini masih disekolah." ucap Anca berusaha melepaskan diri dari dekapan Arga.

"Gue kangen tau." mulut nya sudah maju 5cm.

"Lebay lo" menjulurkan lidahnya didepan Arga.

"Ga asik."

Saat pelajaran berlangsung Arga mendiamkan Anca, dirinya masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

"Ar, Lo marah masa gue?"

"Engga."

"Bohong, dari tadi Lo diem aja." mata Anca sudah berkaca, dia sangat tidak bisa kalo Arga mendiamkannya.

"Gue ga marah."

"Tapi kenapa Lo diemin gue."  Ucap Anca dengan sedikit terisak

"Gue ga marah cuma kesel aja." Arga menaik Anca ke dalam pelukannya. "Udah ya cantik, gue ga marah kok." Sabil mengelus punggung Anca.

"Laper ga? Ke kantin yok." dijawab anggukan semangat dari Anca.

mereka beriringan menuju kantin, tapi saat dipertengahan jalan.

"Arga!, ketua kelas disuruh ke Aula." ucap salah satu siswa disana.

"Oke makasi bro."

"Yoi gue cabut dulu."

"Cantik maaf ya gue harus ke Aula."

"Gpp Ar, gue duluan ke kantin laper banget."

"Nanti gue nyusul. Inget jangan pesen yang pedas!"

"Iya bawel."

-------------------------------

"Halo."

Anca mau tidak mau mendongak, memiliki perasaan yang tidak enakan memang tidak enak. Ingin mengabaikan pemuda itu tetapi perasaan tidak enak menghampiri Anca. "Iya."

"Lagi nunggu pesenan?."

"Iya."

Pemuda di depannya mengangguk dan mengulurkan tangannya. "Kita tadi gak sempet kenalan, kenalin nama gue Abi Putra Wijaya."

"Anca."

"Bagus. Nama lo cantik kayak yang punya. Kelas berapa?"

"12 A."

"Wah kelas kita sebelahan gue 12 B."

Pemuda dengan kemeja yang tidak di kancingkan dan dalaman hitamnya menyengir. "Nomer lo?"

Anca menunjukkan case belakangnya kepada Abi. "Maaf."

"Kembaran gue!"

Anca menganga. "Ha?"

"Argantara kan?"

Anca mengangguk pelan. "Kenal? Dari mana?"

"Gue punya hubungan saudara lah sama dia."

"Mama nya dia adik mama gue tapi jarang ketemu. Gue tinggal di Jogja tapi karna bokap harus pindah Dinas jadi kita sekeluarga pindah sini deh."

Anca mengerjap, masih mencerna apa yang terjadi. Ia bertemu pemuda yang ternyata sepupu Alga dan kenal sama Alga? Dunianya tidak jauh-jauh ya sepertinya dari seorang Argantara.

"Pacar Arga?"

"Huum."

"Boleh gue rebut? Janur kuning kalian belum melengkung kan?"

***



Cie warga happy ya hari ini??
Tetap positif ya teman teman

ANCAARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang