30

1K 71 6
                                    

"Siapa?"

Anca mengerjapkan matanya, menatap pemuda yang baru saja menutup pintu di sampingnya dan sekarang tengah memasangkan seatbelt di tubuhnya. Ia kemudian mengikuti tatapan Arga dan kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kating."

"Kating? Lo ada masalah sama kating lain?"

"Enggak."

"Terus? Ngapain deket kayak tadi?"

Anca ganti menatap serius Arga. "Tadi gak sengaja keluar kelasnya barengan, Ar. Terus tadi Bila udah duluan pulang jadi dia nungguin gue di jemput. Gue udah coba nolak tapi dia kekeh, gue ya gak mungkin ngusir dia."

Arga masih tidak mengalihkan tatapannya dari lelaki yang juga masih menatap mobilnya. Ia yakin, bukan mobilnya, tetapi Anca nya. "Kating semester 8 kan? Ngulang di semester 6 dia?"

"Iya."

"Bagus, berarti bentar lagi lulus gak ada gangguin lo."

Anca menangkup wajah Arga, membawa wajah itu hingga mata indah Arga menatapnya. "Gue gak ada apa-apa sama dia."

"Dia yang ada apa-apa sama lo."

"Gue baru ket-"

"Dia sering perhatiin lo."

"Kok lo tau?"

"Dia cowok yang sering DM lo tapi langsung gue hapus. Lo terlalu cantik!"

"Dia follow gue?"

"Iya."

"Kok gue gak ta-"

"Gue hapus langsung. Tapi beberapa hari kemudian dia follow lagi, dan gitu terus."

Anca menatap Arga dengan kaget. "Seriusan? Gue gak pernah tau, Ar."

Arga menghembuskan nafas kasarnya. "Bisa aja nanti karena DM lo gak pernah di baca, dia nekat cari nomer WA lo. Dia terkenal di angkatan lo?"

"Hampir semua angkatan sih, karena dia pernah jadi ketua HIMA."

"Yah, masalah lagi."

Anca menepuk pelan pipi Arga. "Heh!"

"Dia suka sama lo, sayang."

"Cenayang lo?"

"Gue cowok, dia cowok, gue tau gimana otaknya."

"Kalau dia mikirin bokep lo tau?"

"Anca kampret! Gue serius."

Anca terkekeh, ia mengecup bibir Arga. "Gue gak akan respon dia. Gue percaya kata-kata lo kalau misalnya ada yang suka sama gue. Gue cuma punya lo."

"Jangan ngerespon pokoknya. Ketemu dia kayak ketemu setan aja, langsung lari. Kalau gue belum jemput terus ketemu dia, bilang aja lo sama siapa gitu temen lo yang ada di sekitar lo pada saat itu, ikut dia terus suruh nurunin di cafe depan kampus, biar gue jemput di sana. Oke?"

"Siap, Arga sayang."

"Gue jadi pacar lo lima tahun, udah berapa banyak yang nembak lo?"

Anca menggelengkan kepalanya. "Gak ngitung."

"Lo yang di tembak gak ngitung? Kok malah gue yang ngitung, ya?"

Anca tersenyum geli. "Berapa emang?"

"Tiga puluh dua. Kalau ini nekat nembak lo juga jadi tiga puluh tiga. Post foto muka ganteng gue lah di instagram lo, kesel gue lama-lama. Mana semua awal mula nya dari instagram."

Anca mengacak gemas rambut Arga. "Pacarnya gue kalau cemburu gemes. Maaf sering buat lo cemburu, gue gak ada niat untuk deket sama mereka, gue udah nolak juga berkali-kali supaya gak deket tapi susah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANCAARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang