Arga hanya bisa berdecak melihat kelakuan Anca. Gadisnya dengan santai hanya memakai tank top dan celana yang hanya setengah pahanya. "Gak ada baju? Perlu dibeliin baju, Ca?"
Gadis yang baru saja bangun dari tidurnya itu mengerang, ia mengucek matanya sambil duduk di hadapan Arga. "Salah lo datang sepagi ini."
Arga meneguk ludahnya, suara Anca sangat seksi. "Ganti baju, sayang."
Anca mengabaikan pertanyaan Arga, ia menoleh ke kanan dan kiri. "Pada ke mana?"
"Gak tau, gue datang udah sepi. Mbak aja bahkan gak ada."
"Mbak gak ada?"
"Huum."
Tanpa Arga duga gadisnya itu malah bangkit dan berjalan ke arahnya. Duduk dengan santai di pangkuannya dengan tangan yang memeluk erat lehernya. "Cantik ...."
"Terus ngapain lo bangunin gue sih, kambing? Gue ngantuk."
Tangan Arga berada di punggung Anca. "Semalem emang bobok jam berapa?"
"Tiga."
"Ngapain?"
Anca malah melenguh pelan di lipatan leher Arga, gadis itu semakin membenamkan wajahnya di area hangat Arga itu. "Jam dua baru selesai ngerjain tugas, terus gak bisa bobok akhirnya nonton drakor. Cuma satu jam kok."
"Kenapa gak nelpon gue?" tanya Arga lembut sambil mengelus rambut Anca.
"Ada yang amnesia kayaknya. Kasian lo, lo nemenin gue sampai jam dua belas, terus lo ketiduran akhirnya gue matiin, gak mungkin gue nelpon lagi jam dua."
"Ya terus sekarang kenapa tiba-tiba duduk di pangkuan gue gini? Baju lo, sayang, ya ampun gue bisa khilaf."
"Salah lo bangunin gue gitu aja."
"Iya, sayang, iya, gue salah."
Anca terkekeh, ia menghirup leher Arga. "Pengen jadi vampir biar bisa ngehisapin lo."
"Gak jadi vampir aja bisa kok."
"Gak mau, nanti bekas."
"Ya gak usah di buat bekas. Kalau lo buat bekas kayaknya yang mati bukan cuma gue, lo juga kayaknya."
Anca lagi-lagi terkekeh. "Mati berdua."
"Jangan jadi bulol ya, cantik."
"Tapi perasaan kita berdua udah bulol loh, ganteng."
"Sama-sama tolol ketika di satuin jadinya gini lah."
Anca tertawa. "Tolol kan negatif. Jadi, negatif ketemu negatif jadinya positif. Bener apa tidak, bapak?"
Arga tertawa mendengar itu. "Pinter deh emang pacar gue." Arga menepuk pelan punggung Anca. "Turun, sayang, tiba-tiba papi mami lo dateng, kita pas gini gak lucu."
"Masih lama kayaknya deh, gue masih mau bobok."
"Ya udah, bobok di kamar."
"Kasur gue kalah nyaman sama pangkuan lo."
"Bisa aja ngejawabnya si cantik ini. Ayo, kalau enggak mandi. Ada produk baru Chanel, sayang."
"Gak tertarik."
"LV?"
"No."
"YSL?"
"Tidak."
"Gucci?"
"Enggak, ganteng. Bujuk aja terus. Gue gak pengen keluar."
"Keluar yang lain mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANCAARGA
Storie d'amoresaling percaya dan melengkapi satu sama lain itu yang selalu dilakukan mereka berdua langsung baca aja yaa!! Inget ini cuma fiksi be wise temen temen