Akhir akhir ini Arga sedang sibuk dengan urusan bem nya. Mereka jarang ketemu tetapi mengusahakan komunikasi harus tetap berjalan supaya tidak ada kesalahan pahaman. Hari ini mereka akan menghabiskan waktu bersama.
Anca menahan dada Arga saat bibirnya akan di bungkam Arga saat ia baru saja memasuki mobil. "Arga ...."
"Kangen ...."
Anca tersenyum, ia melemparkan tas nya ke belakang lalu melingkarkan tangannya ke leher Arga. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri untuk menyingkirkan rambut yang menghalangi di wajahnya. Ikatan rambutnya yang rapi tadi sengaja di acak-acak Arga saat tadi pagi pemuda itu menciumnya. "Gue apek loh."
Arga mengecup hidung Anca, lalu pindah ke pipi dan berakhir di bibir gadisnya. Mengecup lama di sana kemudian melepaskannya. "Masih wangi. Apalagi ini," Arga mengecup berkali-kali bibir Anca. "Masih manis."
Anca tersenyum malu. "Modusnya."
"Beneran."
"Mau ke mana?"
"Sayangnya Arga mau ke mana?"
"Netflix and chill," bisik Anca di depan wajah Arga dengan senyuman penuh artinya.
Arga terkekeh ringan, ia jelas mengangguk. "Ayo."
"Di apart ada makanan?"
"Emm, nothing."
"Ayo kita belanja!"
------------------------------
Arga menatap troli belanjanya yang hampir penuh dengan makanan ringan, minuman, dan buah itu. Paling banyak ciki-ciki! Arga menggelengkan kepalanya, melihat gadis di depannya yang masih sibuk memilih ciki kembali. "Sayang ... ini nanti habis?"
"Gak habis kan bisa di simpen."
"Oke, lanjutkan."
Anca terkikik, ia mengacungkan kedua jempolnya. "Argaa ...."
"Apa, cantik?"
"Gue ikat, ya? Panas tau."
"Sini, gue aja."
Anca dengan senang memberikan ikat rambutnya. Ia berjongkok di depan rak wafer sambil menunggu Arga untuk mengikat rambutnya.
"Ambil."
"Hmm?" tanya Anca bergumam sambil melirik ke atasnya.
"Iya, yang di depan mata lo itu mau, kan? Ambil aja."
Anca menggeleng. "Udah ambil tadi, tiga."
"Kap-" Arga melirik troli belanjanya dan tersenyum paksa melihat sudah ada wafer coklat itu. "Tangannya cepet banget."
"Jelas. Udah?"
"Udah, sayang. Sana, cari apa lagi."
Arga menatap Anca yang langsung berlari. Ia mengikuti langkah gadisnya dan tersenyum saat Anca malah berjongkok di depan minuman yang tersusun rapi itu. Ia mengambil ponselnya dan langsung mengambil gambar gadisnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.