bab 25 [inikah bentuk keluarga?]

209 31 0
                                    

Tak perlu ribuan ucapan kata maaf untuk mendapatkan maaf, cukup dengan tindakan yang bisa menggambarkan kata maaf itu sendiri.
.
.
.
.

Hendra baru saja menerima foto foto putra bungsunya dari bibi nan, tadi sebelum menyusul ke rumah sakit, hendra sempat meminta dikirimkan gambar foto putra kecilnya. Mata yang berbinar indah menatap kamera, dengan bibir tipis yang terlihat manis.

Bibi nan berkata, bahwa foto ini diambil saat sang putra menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah dasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibi nan berkata, bahwa foto ini diambil saat sang putra menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah dasar. "Di saat temen temen kamu di foto sama orangtuanya, kamu malah di foto sama orang lain ya?" Lagi lagi air mata itu menetes, ia lemah soal si bungsu, hati nya terkoyak lagi. Bahkan bian tak memancarkan kesedihan, bian dengan wajah cerianya selalu membuat orang mengira bahwa bian anak yang begitu beruntung dalam hidupnya. "Maafin papa nak, maafin papa yang ga bisa merawat kamu."

Jendra kembali setelah membeli kopi, harus terhenti saat melihat bahu sang papa yang bergetar. "Pah?"

Hendra mendokak, memperhatikan wajah manis putra bungsunya. "Adik kamu," ujarnya tersenyum.

Jendra ikut tersenyum simpul. "Dia ceria banget ya? Walaupun cuma sama bibi." Melihat foto tersebut jendra seakan bisa menebak, bahwa sang adik tengah berada di acara kelulusan.

Hendra kembali melihat foto foto sang anak, dengan jendra yang ikut mengintip. Hendra dengan bangga menunjukkan wajah manis putra bungsunya.

Jendra tak mau kalah, ia menunjukan foto bian saat dicafe milik bayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jendra tak mau kalah, ia menunjukan foto bian saat dicafe milik bayu. "Liat nih, dia ceria banget pas di cafennya bayu," ujarnya sama antusias.

"Kirim papa jen, mau papa jadiin profil." Entah apa yang merasuki sosok hendra, ponsel milik Hendra penuh dengan foto bian, dari mulai lock screen, hingga layar beranda, bahkan sosmed hendra di ganti dengan foto kecil bian. Foto Hendra yang penuh wibawa digantikan dengan wajah kecil milik putra bungsunya.

"Walaupun terlambat, papa pengin ngasih kasih sayang melimpah buat adik kamu jen, tapi papa ga tau ngomongnya gimana, kalo udah didepan adik kamu, papa rasanya ga bisa ngomong apa apa dan cuma bisa diem."

"Sama pa, aku juga ga bisa berkomunikasi sama bian."

Mereka ingin memberikan kasih sayang itu, namun entah bagaimana cara membaginya.

seribu topeng berbalut lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang