(16) Tunangan

235 25 5
                                    

Seminggu sudah berlalu, sekarang adalah hari pertunanganku.

"Jangan gugup." Ucap Yeonjun menatapku dengan jari yang tak henti-hentinya mengetuk meja. Oh... jadi dia yang gugup?

Aku menyenderkan kepalaku di bahunya sambil tersenyum. "Kita mau tunangan kamu udah segugup ini, gimana kalau nanti kita nikah.." Ejekku gemas.

Yeonjun memalingkan wajahnya sambil bergumam, "Bagaimana mungkin aku tidak gugup ketika gadis yang kusukai akan menjadi tunanganku..."

Kudapati telinganya memerah. Gemasnya~

"–-Nona, tuan. Kalian sudah boleh ke aula." Sanggah Cerry, si kepala pelayan mengabari.

Aku tersenyum kemudian menarik tangan Yeonjun untuk kesana secepatnya.

Sudut mulut Yeonjun yang sedari tadi kaku perlahan mulai melengkung membentuk senyuman.

Manisnya calon tunanganku.

Sesampainya kami di aula, kilauan cahaya menyambut kedatanganku dan Yeonjun. Wah... ramai sekali.

Aku jadi tidak yakin ini hanya sekedar acara pertunanganku dengan Yeonjun karena mewah sekali

Bukankah Ibu bilang acaranya sederhana saja dan hanya mengundang kerabat dekat?

"Ayo," Yeonjun menaruh tanganku di lengannya dan mulai mengiringku ke depan. Bagaimana ini.... aku mulai gugup.

Aku merangkul lengannya erat. Semua perhatian tertuju kearah kami saat kami sudah berada di depan.

"Ting ting.." Ayahku mengetuk gelas champagne nya dengan sendok. Membuat seluruh pasang mata mengarah kearahnya.

"Tak terasa, putriku sekarang akan bertunangan dengan pria yang ia cintai. Itu artinya aku sudah cukup tua sekarang." Ayah tersenyum kearahku. Dapat kulihat air mata berkilauan di matanya.

Ayah..

"Semuanya! Angkat gelas kalian dan bersulang untuk pertunangan ini!" Ucap Ayah mengangkat gelasnya seraya meminumnya.

Para tamu undangan ikut meminum kemudian bertepuk tangan dengan meriah.

"Ting ting.." Dentingan gelas kedua terdengar dari oranglain. Oh.. siapa itu?

"Appa.." Gumam Yeonjun yang terdengar jelas olehku. Matanya menatap lurus kearah pria yang seumuran dengan ayahku tersebut.

"Anak laki-laki yang selalu kubanggakan akan bertunangan dengan putri dari keluarga Foité," Ayah Yeonjun, atau yang lebih dikenal dengan Mr. Kim menatap putranya dengan senyuman.

Aunty Jen terlihat tak nyaman dengan kehadirannya.

"Raih gelas kalian dan bersulang untuk kebahagiaan mereka!" Mr. Kim meminum champagne miliknya.

Sekali lagi, para tamu bersulang dan bertepuk tangan dengan meriah.

Salah satu pelayan memberikan cincin pertunangan padaku dan Yeonjun. Sekarang waktunya memasang cincin.

 Sekarang waktunya memasang cincin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I love you." Ungkap Yeonjun saat memasang cincin di jari manisku.

Wajahku sontak memerah mendengarnya. Ini adalah kali pertama dia mengatakan 'dia mencintaiku'.

Aku memasang cincin juga di jari manisnya. "I love you more."

Yeonjun tersenyum kemudian berbisik ke telingaku, "I love you the most

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun tersenyum kemudian berbisik ke telingaku, "I love you the most." Badanku memanas mendengarnya.

Semua orang kembali bertepuk tangan saat kami sudah selesai bertukar cincin.

Ibu dan aunty Jen mengeluarkan air mata karena terharu. Mereka menatap kearah kami dengan ekspresi yang sulit kuartikan.

Yeonjun memelukku erat. Degupan jantungnya yang sangat cepat membuatku tersenyum. Apa dia segugup itu?

Aku memeluk tunanganku ini dengan gemas.

+×+

Acara sudah selesai, Yeonjun dan Pharita sudah pulang ke rumah. Menyisakan kedua orangtua mereka di aula.

"Aku sangat kaget saat mendengar putraku akan bertunangan. Belum lagi calon tunangannya adalah putrimu." Ucap Taehyung tertawa.

Frederick ikut tertawa. "Rasanya dunia ini begitu sempit."

Frederick dan Taehyung dulu satu kampus saat di Jerman. Yang lebih anehnya, istri mereka masing-masing rupanya adalah sahabat lama. Betapa kebetulannya semua ini.

"Baiklah, aku akan berkunjung ke kediamanmu besok. Sekarang aku akan kembali ke hotel untuk menyelesaikan urusan." Pamit Taehyung.

Frederick mengangguk paham, ia juga ikut pamit untuk pulang. "Saatnya pulang sayang." Ucap Frederick tersenyum kearah Lisa sambil berpegangan tangan pada istrinya tersebut.

Baru saja Jennie ikut berjalan di belakang Lisa dan suaminya, Taehyung menghalanginya.

"Apa?" Tanya Jennie dengan tak sabar.

"Ada yang ingin kubicarakan." Ucap Taehyung menatap mantan istrinya serius.

Jennie memutar bola matanya dengan malas. "Katakan saja sekarang."

"Ikut denganku," Ajak Taehyung langsung menarik lengan Jennie ke belakang aula. Jennie berusaha melepas cengkraman tangan Taehyung yang menariknya kuat.

×

"Lepaskan aku sialan!" Marah Jennie saat dirinya sudah berada di taman belakang aula.

Jennie melirik ke sekitarnya, mencari sosok yang bisa dimintai tolong. Sial. Umpatnya saat melihat beberapa bodyguard Taehyung mengawasi mereka.

Taehyung melepas cengkramannya, "Aku dengar kau ke Indonesia untuk menikahi Dokter yang bekerja di kediaman Foité."

Mata Jennie terbelalak dengan kaget. Darimana si bodoh ini mendengar fitnah itu??  Batinnya bertanya-tanya.

"Jadi benar?" Tanya Taehyung meninggikan suaranya.

Jennie mengernyit. "Bukan urusanmu. Kita sudah cerai. Tanggung jawabmu terhadapku sudah lepas, Taehyung." Tekan Jennie mengingatkan.

"Kau selalu bagian dari tanggung jawabku, Jen." Ucap Taehyung mendekat kearah Jennie.

"Tidak. Tanggung jawabmu sekarang hanya Yeonjun. Jangan ingkar janjimu Taehyung. Berikan dia perusahaan saat dia sudah menikah." Jennie menatap mantan suaminya lekat.

"Kau tidak perlu khawatir soal itu." Ucap Taehyung pelan. Detik selanjutnya ia melirik para bodyguard yang sedang mengawasinya dari jauh.

Seakan mengerti intruksi dari bosnya, satu persatu dari mereka mulai pergi meninggalkan Taehyung dan Jennie berdua saja di taman.

Perlahan namun pasti, Taehyung tidak menyisakan jarak antara dirinya dengan Jennie.

Vote dan komen kalian berarti banget, jangan lupa vomen ya <3

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang