Yeonjun tidak sadar salah seorang teman sekelasnya memasuki kelas.
"Jesus christ! what are you doing bro??" Kaget teman sebangkunya menatap aneh Yeonjun yang tengah berjongkok di lantai.
Yeonjun langsung berdiri dan mengambil tasnya. "Pemanasan." Balas Yeonjun ngasal.
Dengan kasar, Yeonjun menaruh tasnya di atas meja. Laper... Gumamnya.
"Nih, makan." Peka Soobin memberi bekal sushi untuk Yeonjun.
Yeonjun menatap ngeri bekal bernuansa barbie tersebut. "Ada racunnya ya?" Tanyanya melirik teman sebangkunya tersebut.
Dengan kesal, Soobin mengambil kembali bekal tersebut. "Gua buang aja dah kalau lu gak mau."
"Bercanda." Sanggah Yeonjun menahan lengan Soobin yang sudah mengangkat bekal pink tersebut.
Dengan lahap ia langsung memakan sushi tersebut.
"Gak dikasih makan ya lu dirumah?" Tanya Soobin menatap kasihan Yeonjun.
"Shut up dude."
Soobin sebenarnya tak punya alasan untuk akrab dengan Yeonjun karena kemarin Yeonjun membuat keributan di kantin. Tapi apa boleh buat, mereka ini sama-sama berasal dari Korea.
Menurutnya, Yeonjun hanya lah satu-satunya orang yang akan mengerti perasaannya tentang bersekolah di Indonesia.
Dalam hitungan menit, kotak bekal tersebut tak menyisakan satu pun sushi. Terlihat bersih karena dihabiskan Yeonjun semua.
"Thanks." Ucap Yeonjun mengembalikan kotak bekal tersebut.
Soobin menolaknya langsung. "Buang aja." Suruhnya tak mau menerima.
"Kenapa?" Heran Yeonjun.
"Itu dari fans gua. Tadinya mau langsung gua buang, tapi kebetulan lu laper." Jelas Soobin sambil memasang airpods di telinganya.
Yeonjun balik menatap Soobin dengan iba. "Yakin bukan milikmu? Kukira kau hanya malu karena kotak bekal ini gambarnya boneka ariel." Canda Yeonjun.
"Barbie mariposa elah. Buang aja udah," Suruh Soobin lagi dengan sedikit memaksa.
Tak begitu peduli juga, Yeonjun membuang kotak bekal tersebut kedalam tong sampah di depan kelasnya.
"Shit." Umpat Yeonjun saat mendengar suara Karina-‐alias perempuan yang kemarin memaksa Soobin untuk bertukar tempat duduk agar dirinya duduk di sebelah Yeonjun.
Dengan gerakan cepat, Yeonjun berlari masuk kembali ke kelas. Tak lupa ia memasang airpods di kedua telinganya sembari mengambil posisi tidur diatas meja.
"Kenapa lu?" Heran Soobin melihat Yeonjun yang berpura-pura tidur.
"Shht. Jika gadis itu datang, bilang saja aku tertidur karena semalam begadang." Pinta Yeonjun dengan mata terpejam.
Sebenarnya ucapannya tidak sepenuhnya salah karena semalam ia memang begadang. Well, kalian tau lah apa yang membuatnya terjaga.
Benar saja, Karina masuk ke kelas dengan suara cemprengnya. "YEONJUN~" Panggilnya langsung menyamperi meja Yeonjun.
Sesuai intruksi, Soobin langsung berucap, "Si Yeonjun udah tidur daritadi. Semalem begadang maen game ama gua."
Dalam hati Yeonjun berterima kasih pada temannya tersebut.
Karina terlihat murung. "Yahh, padahal kubawain nasi goreng buatanku."
Mata Yeonjun spontan terbuka. "Hoam~" Ntah siapa yang dibohonginya dengan berpura-pura menguap seperti itu. "Bawain apa?" Tanya Yeonjun melirik kotak bekal yang dibawa Karina.
Soobin yang tengah main game menatap Yeonjun tak percaya. Padahal ia sudah berbohong demi dirinya, siapa sangka si berandalan ini begitu mudah tergoda dengan makanan.
"Aku bawain nasi goreng ayam. Ada telurnya juga!"
Tanpa ba bi bu, Yeonjun langsung mengambil kotak bekal tersebut. "Thanks." Ucapnya tersenyum manis-- pada makanan tersebut.
+×+
"Lo seriusan pacaran sama sepupu gue??" Ramy masih tak percaya dengan hal ini. Bukankah ini terlalu tiba-tiba?!
Pharita mengangguk dengan semangat. "Serius!"
"Lo kan tau dia bejat gitu, malah dipacarin segala! Terus lo mau nikahin dia gitu?!"
"Shtt jangan keras-keras ngomongnya." Decit Pharita takut ada yang mendengar.
Faktanya Pharita tak mau menikah. Tujuan awalnya menyetujui perjodohannya dengan Yeonjun hanya untuk balas dendam.
Dulu ia berpikir bahwa ia rela mengorbankan kebahagiaannya untuk balas dendam dengan menikahi Yeonjun.
"Aku masih belum yakin perasaan Yeonjun ke aku gimana..." Gumam Pharita manyun.
Ramy menggeleng-gelengkan kepalanya dengan takjub. Katanya pacaran tapi kok belum tau perasaan Yeonjun gimana.
Sesampainya kedua gadis cantik tersebut di kantin, masing-masing dari mereka langsung mencari sosok lelaki idamannya.
"Nah itu Yeonj-‐
Ucapan Pharita tertahan saat melihat seorang perempuan cantik merangkul lengan Yeonjun.
Ramy ikut mengernyit melihat kearah sana. Bukan karena melihat Yeonjun yang di gandeng cewe, melainkan karena melihat Soobin yang tersenyum kearah senior yang bernama Karina.
"Ta, gue tiba-tiba gak mood." Celetuk Ramy memalingkan wajahnya. Soobin adalah laki-laki yang disukainya sejak lama. Namun perasaannya tak pernah terbalas.
"Ayok," Pharita menarik lengan Ramy--kearah 3 orang yang tengah tertawa riang tersebut.
Ramy melotot. "IH TA, JANGAN."
Perlu diketahui, soal mental--Pharita lah juaranya. Nyatanya tidak ada yang ditakutinya selain Yeonjun.
"Yeonjun Aflezo." Panggil Pharita dengan wajah cemberut.
Pemilik nama tersebut menoleh. Ia tampak kaget dengan kehadiran Pharita. Ramy yang ditarik Pharita pura-pura sibuk memesan gorengan yang dijual di sampingnya.
"Jun, kamu kenal anak kelas 1 ini?" Tanya Karina mengernyit penasaran. Mengapa adik kelasnya memanggil Yeonjun.
Yeonjun menghela napasnya. "...iya." Dengan tatapan tajam, Yeonjun mendekat kearah gadis berambut panjang tersebut. "Kenapa?" Tanya Yeonjun malas basa-basi.
"Kenapa kamu ngebiarin cewek itu ngegandeng kamu?" Tanya Pharita sambil menunjuk Karina.
Karina tersentak melihat jari telunjuk Pharita mengacung kearahnya.
"Emangnya kenapa?" Tanya Yeonjun tak mengerti dimana letak kesalahannya.
Pharita menarik napasnya dalam-dalam. "Kamu kira wajar digandeng cewek lain disaat kamu punya pacar?"
"Pacar?" Yeonjun mengernyit bingung. Semakin tak mengerti apa yang Pharita bicarakan.
Alih-alih menjelaskan, Pharita ikut mengernyit. Kenapa Yeonjun malah bingung? Batinnya heran.
Karina langsung menatap Pharita tak percaya. "Yeonjun punya pacar??"
Dengan cepat Pharita mengangguk. "Iya--
"Apa maksudmu?" Potong Yeonjun benar-benar kesal. "Aku tidak punya pacar." Tekan Yeonjun tak ingin dirinya dikenal sebagai laki-laki taken.
Pharita terperangah. Jadi dirinya tidak dianggap pacar? Selama ini semua itu hanya halusinasinya saja?
Vote dan komen kalian berarti banget, jangan lupa vomen ya <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Zink [ yeonjun x pharita ]
Fanfic"Sifat kamu mewakili ras iblis banget ya." Sarkas Pharita tersenyum dengan polos. Pharita sudah lelah dengan semua kegilaan Yeonjun. Satu-satunya manusia yang ia benci malah menjadi seniornya di sekolah. Belum lagi ia harus menikahi manusia menyebal...