(27) Lari darinya

216 35 13
                                    

Ramy juga tak percaya dengan kehadiran sepupunya disini. Ia kira Yeonjun tidak bisa datang.

"Telat lu." Kesal Soobin yang sebenarnya senang Yeonjun bisa menyempatkan waktu kesini.

"Yang penting datang." Balas Yeonjun terkekeh. "Tumben lu cantik," Ucapnya saat melihat penampilan Ramy.

Ramy langsung memukul dada Yeonjun. "Baru dateng udah cari ribut."

"Bercanda haha." Yeonjun langsung memeluk sepupunya erat. Tak menyangka dia dan Soobin sudah menikah.

Saat tengah memeluk Ramy, matanya menangkap sosok wanita yang sedari tadi menatapnya dari kejauhan.

Mata Yeonjun membulat dengan sempurna ketika matanya bertemu dengan manik hitam gadis tersebut.

"Phari–- tunggu! Pharita!" Yeonjun langsung melepas pelukannya pada Ramy dan mengejar sosok kekasihnya yang berlari pergi.

Baru saja Ramy ingin ikut mengejar, Soobin langsung menahan tangan istrinya tersebut. "Biarin mereka selesaiin masalah mereka sendiri."

×

"Fuck!!" Umpat Yeonjun karena gagal mengejar Pharita. Sosoknya telah menghilang. Dimana dia?

Pharita yang rupanya sembunyi di balik taman bunga hanya bisa menutup mulutnya untuk menahan isakan yang keluar.

Dia juga tidak tahu mengapa dirinya kabur saat melihat laki-laki yang ia rindukan. Tubuhnya reflek berlari seakan tak ingin bertemu dengan Yeonjun.

Dengan pelan-pelan, ia melirik ke sekitarnya untuk melihat keberadaan Yeonjun. Tidak ada.

Dengan cepat, ia berlari kearah parkiran dan memanggil taxi yang dipesan oleh tamu yang lain.

Seorang pria tua yang akan naik taxi didahului oleh Pharita. "Hey! Ini taxiku–-

"Pak, ambil uang ini dan pesan taxi lain!" Resah Pharita langsung memberikan beberapa lembar uang pada pria tersebut.

Karena jumlah uang yang tidak sedikit itu, akhirnya ia berhasil mendapatkan taxi tersebut.

"PHARITA!" Teriak Yeonjun dari jarak 5 meter.

Dengan panik, Pharita langsung menutup pintu mobil dan menyuruh supir taxi untuk melajukan mobil secepatnya.

"Shit!" Umpat Yeonjun saat melihat taxi yang dinaiki Pharita melaju pergi. Tanpa pikir panjang, ia berlari kearah mobil sportnya.

Dalam gerakan cepat, ia menginjak gas dan memutar mobilnya.

Dalam gerakan cepat, ia menginjak gas dan memutar mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang nyawa Yeonjun benar-benar di tangan Tuhan. Tak ada yang bisa menghentikan Yeonjun untuk tidak membawa mobilnya dalam kecepatan penuh.

Pharita menjadi was-was melihat mobil sport Yeonjun mengejar taxinya dari jauh. "Pak tolong lebih cepat!" Desak Pharita ketakutan.

Supir taxi tersebut mendadak ketar-ketir melihat sebuah mobil yang melaju kencang kearahnya.

Dengan telaten, ia juga semakin cepat mengendarai taxi.

Yeonjun membanting stir nya dengan frustasi ketika terpaksa menginjak pedal rem karena lampu merah.

Sialnya, taxi yang dinaiki Pharita berhasil lolos.

Persetan dengan rambu lalu lintas, Yeonjun langsung menginjak gas dan menerobos melewati kendaraan yang mulai mengklakson dirinya.

Mata Yeonjun menatap lurus kearah jalan, fokus pada taxi yang sudah jauh tersebut. Dalam gerakan cepat, ia mengambil ponselnya di saku.

"Hey siri, call Namjoon." Ucapnya pada ponsel pintar tersebut.

5 detik setelahnya, panggilan terhubung dengan pria bernama Namjoon.

"Halo Jun?" Suara tersebut menyambut dari seberang telepon.

"Paman. Tolong buat semua taxi di jalan Yeoksam gangnam berhenti." Pinta Yeonjun tetap fokus memperhatikan jalan.

"Apa?!" Namjoon tergelak mendengar permintaan keponakannya.

Namjoon memang punya kuasa untuk hal tersebut, namun tentunya ia tidak bisa semena-mena hanya karena dia pengelola seluruh taxi di distrik gangnam.

"Aku akan berikan pulau pribadiku di Indonesia untukmu." Lanjutnya berkompromi.

"Beri aku waktu 5 menit." Ucap Namjoon langsung setuju. Persetan dengan menyalah gunakan jabatan. Pulau pribadi milik keluarga Kim di Indonesia lebih menggiurkan.

Yeonjun tersenyum puas.

×

Pharita melirik supir taksi yang tiba-tiba menerima panggilan. Sepertinya itu penting. Batinnya melihat ekspresi supir yang panik.

Setelah menerima panggilan, supir taxi ini langsung menghentikan mobilnya dan memarkirkannya di pinggir jalan.

"Pak? Ada apa?" Tanya Pharita tak mengerti. Apa mobilnya mogok?

"Maaf, ini perintah khusus dari atasanku. Semua taxi di daerah Yeoksam harus berhenti." Jawab supir tersebut.

Pharita menggigit bibirnya pelan. Mengapa hal buruk justru menimpanya saat ini?

"Astaga." Kaget Pharita saat melihat mobil Yeonjun berhenti tepat di belakang taxi-nya.

Yeonjun turun dari mobil dengan raut wajah yang kusut. Ia membanting pintu mobilnya dengan keras sembari berjalan kearah taxi.

Ketakutan melihat Yeonjun yang datang, Pharita langsung turun dari mobil dan berlari menjauh.

Kaki Yeonjun yang panjang tentunya dengan mudah mengejar wanita yang tepat di depannya tersebut.

Grrab–-!

"Udah kaburnya?!" Bentak Yeonjun menarik lengan Pharita kuat.

"Ackh..! Lepasin!" Desis Pharita mencoba mendorong tubuh besar Yeonjun darinya. Tak lupa air matanya yang mengalir deras.

"You know how much I fucking miss you?!" Kesal Yeonjun langsung mengangkat tubuh Pharita ala fire'sman carry (kayak angkat semen).

Pharita menangis sengungukan saat Yeonjun mendudukkan dirinya di mobil sport merahnya.

Melihat Pharita yang menangis membuat hatinya tergores, Yeonjun tak tega melihat wajah cantik tersebut dipenuhi air mata.

"Kita ke rumah sekarang." Papar Yeonjun langsung melajukan kembali mobilnya ke kediaman Kim.

"....Why?" Tanya Pharita di sela-sela tangisnya.

Yeonjun melirik kekasihnya sekilas. "Apa?"

"Kenapa kamu gak pernah kasih tau aku kabar kamu?!"

Yeonjun hanya diam menatap lurus jalan. Memilih untuk tak menjawab.

"Kenapa kamu gak bisa suruh oranglain buat kasih tau kabar kamu!" Pharita menatap Yeonjun emosi.

Sekarang ia mengerti mengapa ia kabur dari Yeonjun. Dirinya hanya tak bisa menerima fakta bahwa Yeonjun harus melalui ini semua sendirian.

"KENAPA JUN?!" Murka Pharita nyaris berteriak.

Yeonjun langsung mengerem mobilnya. "Karena aku tidak sanggup membayangkan kau menangis setelah mendengar kabarku yang tidak baik-baik saja tanpamu!" Jawab Yeonjun menoleh kearah Pharita dengan sedih.

3 tahun terakhir adalah hari-hari yang sangat sulit dilaluinya. Semua sungguh menyiksanya.

Mana mungkin Yeonjun sanggup memberitahu gadisnya yang cengeng ini..

Votenya jangan lupa <33

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang