(25) Tentang dia

219 31 8
                                    

Layla mulai menceritakan semuanya pada Pharita. Mulai dari hari terakhir Yeonjun di Indonesia sampai kabar laki-laki tersebut saat ini.

Ekspresi Pharita berkali-kali berubah. Shok, sedih, cemas bahkan tertawa.

Aku benar-benar akan menyesal jika tidak mendengarkan hal ini. Batin Pharita puas mendengar info dari Layla.

Dalam perjalanan pulang, Pharita berkali-kali memikirkan ulang rencana hidupnya di Amerika.

×

"Nona, nyonya menunggumu di ruang tamu." Sambut Cerry saat Pharita baru memasuki rumah.

Pharita melirik jam tangannya. Sudah jam 1, mengapa Ibunya belum tidur?

"Mom?" Sapa Pharita ketika di ruang tamu.

Lisa langsung berdiri dan memeluk Pharita. "Mommy cuma khawatir aja kamu malem-malem pergi. Gak biasanya kamu gitu."

"Tadi aku ketemu temen mom. Dia sampein kabar Yeonjun." Jawab Pharita yang berhasil membuat Lisa tersentak kaget.

"Kabar Yeonjun..?"

"Iya mom... Gara-gara itu, sekarang aku jadi bimbang tentang rencana kuliah aku ke Amerika." Curhat Pharita terlihat bingung.

Lisa tersenyum kemudian mencubit pipi anak semata wayangnya tersebut. "Kenapa harus bingung. Coba kamu pikirin baik-baik, seberapa penting Yeonjun buat kamu?"

"Apa dia pantas jadi alasan untuk ngubah rencana masa depan kamu?" Lanjut Lisa mengusap kepala putrinya.

Pharita terlihat berpikir. "....aku gak yakin mom."

+×+

Setelah sesi curhat dengan Ibunya, Pharita kembali beranjak ke kamarnya. Saat melewati kamar Yeonjun, langkahnya spontan terhenti menatap pintu kamar laki-laki yang telah meninggalkannya tersebut.

Secara perlahan, Pharita membuka pintu kamar bernuansa gelap dan mewah tersebut.

"Mm.." Pharita menghirup udara di kamar sembari mengambil posisi duduk di kasur. Sudah lama sekali ia tidak masuk ke kamar ini.

Tangannya tergerak untuk membuka laci dimana ponsel Yeonjun terletak. Ia mulai mengambil hp tersebut seraya menghidupkannya.

Logo Apple muncul di layar, 2 detik kemudian, layar menunjukkan lockscreen foto dirinya dengan Yeonjun.

Selama ini, Pharita tidak pernah benar-benar mencoba membuka pin hp tersebut. Namun malam ini, ia ingin mencobanya.

1-3-0-9-9-9

Salah. Bukan ulang tahun Yeonjun...

Pharita mencoba lagi, namun kali ini dengan tanggal ulang tahunnya.

Salah juga.

Otaknya berputar memikirkan angka seperti apa yang Yeonjun pasang sebagai pin. Berkali-kali Pharita mencoba dengan angka lain namun tetap saja masih salah.

Jangan-jangan... Jari Pharita langsung tergerak untuk menekan 2-0-0-4-1-9

Click.

Hpnya terbuka. Angka yang Pharita masukkan benar. Air matanya jatuh. Tak menyangka bahwa sejak awal, Yeonjun memang mencintainya.

+×+

2 jam yang lalu.

Pharita kembali duduk. Penasaran berita apa yang akan Layla sampaikan.

"Hari terakhir Yeonjun di Indonesia, lo ngga masuk sekolah, Ta."

"Terus?" Pharita mengernyit.

"Lo tau, sebelum dia pulang, dia sempat datengin semua kelas di sekolah." Lanjut Layla.

Pharita semakin tak mengerti. Mengapa Yeonjun mendatangi kelas oranglain?

"Dia ngancem semua murid di tiap kelas, kalau ada yang berani sentuh lu, dia bakal ngehajar orang itu tanpa pandang bulu."

Rahang Pharita turun dengan tak percaya. Mengapa ia baru tahu tentang ini?

"Setelah dia tau lo di bully sama Minji dan gue, dia langsung datengin tiap kelas buat kasih peringatan. Lagipula lo ngga curiga apa, kenapa murid-murid jadi segan sama lo?"

Pharita sadar semenjak masuk kembali ke sekolah, suasana di sekitarnya menjadi sedikit aneh. Tanpa sadar dirinya tertawa kecil.

"Sebelum Yeonjun pulang, gue sempat mau datengin dia buat minta maaf soal lo, tapi kebetulan dia lagi ngobrol sama mamanya." Ucap Layla merasa bersalah.

"Gue denger, dia dipaksa balik ke Korea karena menurut semua orang dia pengaruh buruk buat lo. Katanya keluarga lo ngancem, dalam waktu 3 tahun kalau Yeonjun belum bisa buktiin dia pantes buat lo, pernikahan kalian batal."

Pharita menatap kosong meja di hadapannya. Ia kira selama ini Yeonjun pergi hanya karena ia ingin mengambil alih perusahaan Taehyung.

"Setelah Yeonjun balik ke Korea, keluarganya malah terjerat kasus korupsi. Mau gak mau Yeonjun harus bersihin nama keluarganya. Itu semua dia lakuin buat bisa nikah sama lo." Jelas Layla tersenyum tulus.

"Dia kan bisa kasih kabar ke aku! Kenapa dia satu kali pun gak ngasih tau keadaannya?" Kesal Pharita mendadak emosional.

Mengapa Yeonjun harus memikul beban ini sendiri?

Layla menggeleng pelan. "Papa lo ngelarang dia buat kontakan sama lo, kalau Yeonjun ngelanggar, dia harus terima fakta kalau pernikahan kalian batal."

Layla tersenyum pilu. "Tadinya dia mau balik ke Indonesia setelah kasusnya selesai, tapi Taehyung meninggal karena kecelakaan."

Bola mata Pharita sontak mengecil. Ia benar-benar shok dengan kabar ini. Mengapa ayah dan Ibunya tidak pernah bilang?

"Sekali lagi, Yeonjun terpaksa tetap di Korea buat ngurus mamanya yang jadi stres. Yeonjun juga harus ngurus perusahaan ayahnya setelah itu."

Pharita bingung harus marah apa sedih setelah mendengar ini. Mengapa tidak ada satu orang pun yang memberitahu soal ini..

"Lo jangan sedih. Yeonjun gak pernah satu kali pun lupain lo. Sejak awal Yeonjun kenal lo, hati dia milik lo seorang." Lanjut Layla berusaha menenangkan Pharita yang mulai menangis.

Selama ini, Pharita mengira bahwa Yeonjun telah melupakan dirinya. Nyatanya dia hanya berusaha untuk bisa memenuhi persyaratan yang ayahnya berikan.

+×+

Pin hp Yeonjun adalah tanggal pertama kali aku dan Yeonjun bertemu.

Saat kubuka galeri di hpnya, semua dipenuhi fotoku yang diambil diam-diam. Pipiku memanas melihat hasil jepretannya.

Saat kubuka kontak di hpnya, ia hanya menyimpan nomorku selain keluarganya.

Ini tidak seru. Apa tidak ada bukti dia berselingkuh?? Atau rahasia kotor lainnya?

Aku membuka pesan, sama saja. Tidak ada wanita lain yang mengiriminya pesan. Apa dia menghapusnya agar aku tidak marah?

Terakhir, aku membuka notes di ponselnya.

About princess.

Oh? Apa ini?

Aku langsung membuka satu catatan yang ada disana.

About princess.

1) Menyukai boneka jelek yang bernama ariel (harus membelikannya boneka baru yang cantik)
2) Suka belanja (setiap pulang sekolah aku akan membawanya ke mall)
3) Pipinya selalu memerah setiap dipuji
4) Tidak bisa bawa sepeda (aku akan mengajarinya nanti)
5) Nilai matematikanya jelek (mengajarinya/menyogok guru untuk menaikkan nilainya)
6) . . .
.
.

Ada sekitar 50 list yang Yeonjun tulis disini.

"Bodoh.." Umpatku mulai terisak-isak. Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya setelah tau dia begitu mencintaiku.

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang