"Wihh ada yang udah tunangan nih~" Goda Ramy menaik turunkan alisnya.
Pharita hanya tertawa senang dengan pipi memerah.
"Anyway, pulang nanti temenin gue ke gramedia please." Ajak Ramy menatap Pharita dengan tatapan memohon.
"Iya iya."
×
Saat kedua insan tersebut melewati lapangan, suara siswi bersorak terdengar sangat kencang.
"Ronaldo kali ya yang main? Heboh amat." Decak Ramy menatap kearah lapangan yang ramai.
"Ronaldo mah main sepak bola. Itu kan lapangan basket." Balas Pharita yang sebenarnya setuju dengan ucapan Ramy.
Saat mulai beranjak melewati lapangan, salah seorang siswi memanggil Pharita, "TA! Cowok lo main gak lo semangatin?"
Pharita reflek berlari kearah lapangan.
Saat di bangku penonton matanya berkeliling mencari sosok tunangannya. "Nah, YEONJUN!! SEMANGATT!!" Soraknya tak kalah kencang dengan siswi lain.
Ramy yang ikut berlari ke lapangan tak menyesal sedikit pun. Ada Soobin juga yang tengah bermain. Namun ia tak berani menyoraki pacarnya tersebut.
Nasib backstreet.
Yeonjun melambaikan tangannya kearah Pharita saat melihat gadisnya tengah menyemangatinya.
"KYAAA!! dia senyum ke gueee!"
"KAK YEONJUN BARUSAN DADA DADA KE GUE!!"
"OMAIGAD GUE DI NOTICE YEONJUN!"Pharita melirik sinis kearah depannya. Siswi-siswi tersebut salah paham dan mengira dirinya di notice Yeonjun.
"Hahahah," Ramy tertawa terbahak-bahak melihatnya. "Sabar beb, haha." Ucapnya menepuk pundak Pharita. Tentunya dengan tawa yang masih berlanjut.
Pharita memutar bola matanya dengan kesal. "Apa aku perlu tempel foto aku ama Yeonjun di mading ya? Biar orang-orang tau kalau dia pacar aku!"
"Sabarr." Ramy terkekeh namun tau bahwa Pharita tak bercanda soal itu.
"–SOOBIN OPPA!!"
Ramy dan Pharita reflek menoleh melihat seorang gadis cantik bersorak kencang untuk Soobin.
"Anjir. Gue insecure." Umpat Ramy meneliti penampilan siswi tersebut yang on point.
"Pfft." Pharita tertawa kecil melihat Ramy yang menatap dengan mata sinis. "Sabarr." Balas Pharita.
Soobin beberapa kali mencuri pandang kearah kursi penonton. Dari kejauhan, dia mampu melihat sosok pacarnya yang tengah melihatnya bermain.
"Bro, udah yuk. Cabut ke kantin dulu." Ajak Soobin tak ingin bermain lagi.
"Gas lah."
Soobin dan Yeonjun baru saja ingin beranjak dari sana, namun beberapa siswi sudah mengantri di hadapan mereka untuk memberikan air mineral.
"Ini kalau airnya gua kumpulin terus gua jual, untung gak sih?" Celetuk Kai yang tadi main bersama mereka.
"Untung." Balas Soobin cepat.
Yeonjun celingak-celinguk mencari keberadaan Pharita yang sudah hilang dari lapangan.
×
"Asli deh, kenapa sih cowok gue sama cowok lo harus famous."
Pharita mendengar keluhan Ramy sambil mengangguk setuju.
"Ya, I mean, gue seneng sih.. tapi itu juga kek ngeselin bangett!" Lanjut Ramy menyilangkan tangannya di bangku kantin.
"Aku yakin Yeonjun kesenangan tuh di godain cewe cewe." Ucap Pharita menebak-nebak.
"Ya iya lah. Playboy kayak dia. Soobin tuh apalagi–-
"Gua kenapa?" Potong Soobin yang sudah di belakang Ramy.
Ramy spontan membeku di tempatnya. Kaget dan malu dengan kehadiran pacarnya.
"Ngomongin apa babe?" Tanya Yeonjun langsung mengambil posisi duduk di sebelah Pharita. "I miss you." Bisiknya sembari mencium punggung tangan gadisnya.
"I-itu tadi..." Ucapan Pharita tertahan saat melihat Ramy menggelengkan kepalanya. Memberi kode untuk merahasiakan pembicaraan tadi. "Tadi lagi bahas kalian jago banget main basket haha..."
Yeonjun terkekeh, diikuti Soobin yang tersenyum puas. Ya, mereka senang dipuji seperti itu.
"Kak, duduk di sebelah Yeonjun aja." Saran Ramy menatap Soobin dengan polos. Ia hanya tidak ingin orang-orang tau dirinya memacari Soobin.
Tak mengikuti saran gadisnya, Soobin langsung duduk di sebelah Ramy. "Sempit disana." Ucapnya yang dibalas senyuman miring oleh Yeonjun.
Yeonjun tau bahwa itu hanya lah alasan agar bisa duduk di sebelah Ramy.
"Oh iya, babe. Aku sama Ramy hari ini mau ke mall. Kamu pulang duluan aja." Ucap Pharita.
Tak mau ditinggal pacarnya pergi, Yeonjun langsung menyenderkan kepalanya pada bahu Pharita. "Don't go babe.."
"Manja." Geram Pharita gemas.
Ramy menatap kedua insan yang tengah bermesraan tersebut dengan geli.
"Ngapain kesana?" Tanya Soobin melirik Ramy.
"Cuma mau beli buku kok di gramed." Jawab Ramy seadanya.
"Bareng gua aja." Tawar Soobin yang terdengar seperti perintah. Yeonjun langsung mengedipkan sebelah mata pada temannya tersebut.
Mantap bro. Batin Yeonjun senang.
"Gak usah kak.. aku ditemenin Pharita aja. Lagian gak enak kalau ada yang liat kita bareng." Tolak Ramy halus.
Soobin mengernyit tak suka dengan alasan Ramy. Dimana-mana, ceweknya pasti mau memamerkan dirinya pacarnya, ini malah gak mau.
"Gua cabut dulu ke kelas. Udah kenyang." Sembur Soobin langsung pergi meninggalkan 3 orang tersebut.
Kenyang..? Heran Ramy karena nyatanya Soobin belum memesan apa pun.
"Ngambek itu." Celetuk Yeonjun melirik Ramy yang cemas. "Ntar gua ajak ikut lu sama Pharita." Sambung Yeonjun yang ingin double date.
Ramy tersenyum senang dan bersyukur atas kebaikan Yeonjun. Sedangkan Pharita menatap Yeonjun takjub. "Wah."
"Kenapa babe?"
"Sejak kapan cara bicara kamu berubah?" Tanyanya yang menyadari bahwa Yeonjun sudah memakai bahasa yang tidak baku (udah 'lo gue').
Yeonjun terkekeh kemudian memeluk Pharita posesif. "Baru baru ini." Bisiknya sambil menatap Pharita seakan minta dipuji.
"Pinternya cowo aku~"
"Ck." Ramy berdecak karena kembali melihat tingkah sepupunya yang manja pada sahabatnya.
Vote and komennya jangan lupa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Zink [ yeonjun x pharita ]
Fanfic"Sifat kamu mewakili ras iblis banget ya." Sarkas Pharita tersenyum dengan polos. Pharita sudah lelah dengan semua kegilaan Yeonjun. Satu-satunya manusia yang ia benci malah menjadi seniornya di sekolah. Belum lagi ia harus menikahi manusia menyebal...